Bahaya MPASI Dini, Bayi 2 Bulan Meninggal Tersedak Pisang
“Makanan Pendamping ASI atau MPASI seharusnya diberikan untuk mendampingi Si Kecil selain ASI, yaitu saat usianya telah menginjak 6 bulan. Artinya, sebelum memasuki usia tersebut, ASI atau susu formula untuk ibu yang tidak mampu menyusui masih menjadi satu-satunya makanan utama bagi anak.”
Halodoc, Jakarta - Sayangnya, edukasi yang tidak menyeluruh seputar MPASI untuk para ibu yang baru memiliki bayi membuat terjadinya salah informasi semakin marak terjadi. Seperti memberikan MPASI terlalu dini pada bayi dengan harapan bayi yang menangis bisa lebih tenang, karena dugaan bahwa bayi menangis selalu merasa lapar.
Padahal, tidak demikian. Ada banyak penyebab mengapa Si Kecil menangis. Selain lapar, ia mungkin merasa tidak nyaman, kedinginan, kepanasan, popoknya sudah terlalu basah, atau sedang buang air besar. Jadi, memberikan MPASI dini kepada bayi, terlebih saat usianya masih dua bulan, apapun bentuknya, sangat tidak disarankan.
Sayangnya, masih saja ditemui praktik pemberian MPASI dini pada bayi, seperti yang dilaporkan di Kedoya, Jakarta Barat. Seorang ibu memberikan pisang pada bayinya yang baru menginjak usia 40 hari sebanyak dua sendok takar bayi. Akibatnya, Si Kecil pun kehilangan nyawanya.
Baca juga: Ingin Beri MPASI Ikuti Dulu Tips Ini
Dampak Pemberian MPASI Dini pada Bayi
Secara umum, bayi baru disarankan mendapat makanan selain ASI setelah usianya menginjak 6 bulan. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat bayi membutuhkan MPASI sebelum usianya, misalnya berat badan bayi yang tidak kunjung naik atau ada kondisi medis lain. Meski begitu, pemberian MPASI dini tentu harus melalui izin dokter spesialis anak terlebih dahulu. Mengapa demikian?
Pemberian makanan pada bayi sebelum waktunya bisa meningkatkan risiko terjadinya banyak masalah kesehatan, seperti, diare, mual dan muntah, berat badan yang tidak bertambah, gizi buruk, dan bukan tidak mungkin bisa mengakibatkan kematian pada anak. Kondisi tersebut juga bisa menimbulkan efek jangka pendek maupun jangka panjang. Bayi yang mengalami gizi buruk berisiko memiliki fisik yang lebih rentan terserang penyakit dan infeksi, serta tumbuh kembangnya mungkin akan lebih lambat dibandingkan teman seusianya.
Pun, ukuran lambung bayi yang masih begitu kecil ketika usianya baru 40 hari membuatnya tidak bisa menerima makanan apapun selain ASI atau susu formula yang memang dirancang sebagai pengganti ASI bagi ibu yang tidak bisa menyusui. Maka dari itu, sangat penting untuk para ibu mengetahui kondisi tubuh bayi, sehingga bisa menduga apa penyebab tangisannya. Saat anak terus menangis, jangan panik dan cobalah untuk mencari bantuan dari orang yang lebih berpengalaman.
Baca juga: Kapan Bayi Boleh Diberi Makanan Asin dan Manis?
Lebih baik lagi jika ibu langsung bertanya pada dokter anak melalui aplikasi Halodoc. Sampaikan kondisi anak dan keluhan yang terjadi pada dokter melalui Video/Voice Call atau Chat. Jadi, ibu tidak perlu repot ke rumah sakit jika anak mengalami keluhan dan bisa ditangani dengan segera.
Pastinya, pemberian MPASI dimulai saat bayi berusia 6 bulan dan dilakukan secara perlahan serta dengan tekstur makanan yang naik secara bertahap. Hindari memaksakan jenis makanan tertentu pada anak. Nyatanya, beda usia maka akan berbeda pula jenis MPASI yang harus diberikan. Misalnya, pada usia 6 bulan, disarankan untuk memberi MPASI menu lengkap dengan tekstur kental. Lalu, secara bertahap naikkan tekstur hingga Si Kecil bisa makan menu keluarga saat usianya menginjak satu tahun.
Baca juga: Ketahui Jenis MPASI yang Paling Cocok untuk Si Kecil
Ibu juga bisa mengenalkan makanan dengan mengajari anak menggenggamnya sendiri atau finger food. Cara ini bisa membuat makan menjadi lebih menyenangkan karena anak bisa memegang, merasakan bentuk dan teksturnya serta belajar makan sendiri. Pilihannya bisa sayur atau buah yang dipotong dengan ukuran yang bisa digenggam anak. Namun, pastikan ibu tetap mendampinginya saat anak belajar makan guna mencegah risiko tersedak, ya!