Ketergantungan Paracetamol Jangka Panjang, Adakah Bahayanya untuk Kesehatan?
Halodoc, Jakarta - Obat biasanya diresepkan dokter untuk dikonsumsi sebagai pereda gejala suatu penyakit. Seperti paracetamol atau obat pereda nyeri misalnya, dikonsumsi ketika kita merasakan gejala seperti pusing, sakit kepala, atau gejala nyeri lainnya. Namun, bagaimana jika kita ketergantungan paracetamol, dan merasa gelisah jika tidak mengonsumsinya sehari saja?
Hal ini sepertinya terjadi pada Acep Sumekar asal Cilegon, Banten. Pria berusia 55 tahun itu mengaku punya kebiasaan mengonsumsi paracetamol sebanyak 12 tablet setiap hari, selama 29 tahun. Saking ketergantungannya, pria yang akrab disapa Miing ini menganggap paracetamol ibarat nasi yang harus dikonsumsi setiap hari. Jika sehari saja tidak minum obat, Miing akan terserang sakit kepala berat dan tidak bisa melakukan aktivitas.
Baca juga: Awas, Ini 9 Tanda Ketergantungan Obat
Dalam dunia medis, kondisi yang dialami Miing ini disebut ketergantungan obat, yaitu kondisi ketika seseorang merasa kecanduan dengan obat tertentu, sehingga mengonsumsinya melebihi dosis dan/atau dalam waktu yang lama. Karena tubuhnya telah terbiasa dengan kehadiran suatu obat, ketika ia memutuskan untuk berhenti mengonsumsinya, tubuh akan menghasilkan reaksi berbeda yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya suatu zat kimia yang telah menjadi kebiasaan dalam tubuh.
Ketergantungan Paracetamol Berbahaya
Hampir setiap hal baik akan berubah menjadi buruk jika dilakukan secara berlebihan. Begitu pula dengan konsumsi paracetamol yang terlalu sering, bahkan sampai ketergantungan. Hal ini dibuktikan oleh studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Maudsley Hospital, University of Leeds, Newcastle University, Keele University, dan beberapa institusi lainnya di London, di bawah naungan National Clinical Guidelines Centre, UK.
Penelitian yang dilakukan pada sekitar 2013 dan dipublikasikan dalam Annals of the Rheumatic Disease, British Medical Journal, ini mengungkapkan bahwa penggunaan paracetamol jangka panjang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung dan stroke sebanyak 68 persen, serta kematian mendadak sebanyak 63 persen.
Baca juga: Efek Samping Konsumsi Obat Antibiotik dalam Waktu Lama
Selain itu, mengonsumsi paracetamol berlebihan dalam waktu yang lama juga dapat meningkatkan risiko perdarahan gastrointestinal (perdarahan di dalam sistem pencernaan), dan gangguan fungsi ginjal. Meski dibutuhkan penelitian lebih lanjut dan spesifik tentang hal ini, penggunaan paracetamol tetap memiliki efek jangka panjang yang merugikan, terlebih jika digunakan pada dosis yang tinggi, tanpa anjuran dokter.
Aturan Penting Konsumsi Paracetamol
Agar terhindar dari ketergantungan dan efek samping paracetamol, ada 3 aturan penting yang perlu dipatuhi, yaitu:
-
Jangan konsumsi lebih dari dosis yang direkomendasikan dokter.
-
Beri jeda waktu minimal 4 jam untuk konsumsi berikutnya.
-
Jangan konsumsi lebih dari 4 dosis dalam sehari.
Jika setelah mengonsumsi paracetamol selama 3 hari dan sakit kepala atau gejala yang dirasakan tak kunjung membaik, mintalah saran dokter. Mengonsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol secara terus-menerus malah akan membuat sakit kepala semakin buruk. Hal inilah yang mungkin memicu ketergantungan dan membuat sakit kepala terasa semakin parah saat tidak mengonsumsi paracetamol sehari saja.
Baca juga: Obat-Obatan Ini Tingkatkan Risiko Lupus
Itulah sedikit penjelasan tentang bahaya ketergantungan paracetamol jangka panjang. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan