Bagaimana Memilih Tontonan yang Tepat Bagi Anak?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   02 Juli 2018
Bagaimana Memilih Tontonan yang Tepat Bagi Anak?Bagaimana Memilih Tontonan yang Tepat Bagi Anak?

Halodoc, Jakarta – Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin mumpuni di mana hampir semua anak bisa terpapar oleh gadget, memilih tontonan untuk anak menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan oleh para orangtua. Salah-salah memilih tayangan, bisa-bisa anak mendapat informasi yang salah atau pun mengakses informasi yang belum waktunya untuk ditonton.

Masih mending kalau filter anak cukup baik, sehingga tidak menyerap langsung segala informasi yang masuk dan tidak memengaruhi tumbuh-kembangnya. Nah, bagaimana kalau daya saring anak mengenai sebuah informasi masih lemah, di mana anak belum punya dasar yang kuat untuk membedakan mana informasi yang baik, tidak baik, dan hanya dijadikan sebagai hiburan saja? Baca juga: 5 Perbedaan Mengasuh Anak Perempuan dan Anak Laki-laki

Untuk itu, orangtua harus cermat dan cerdas dalam memilih tontonan untuk anak. Lantas, seperti apa pemilihan tontonan yang tepat bagi anak?

  1. Berpikiran Terbuka

Hal yang utama dilakukan oleh orangtua adalah dengan menerapkan pola pikir terbuka kepada anak. Di zaman serba informasi ini, menutupi informasi yang pada akhirnya bisa diakses anak lewat internet atau pun rekan sebaya adalah kesalahan dalam pola asuh. Alangkah lebih baik kalau anak mengetahui hal-hal yang selama ini dianggap tabu dan “tidak pantas” dibahas dengan seperti seks, kekerasan, dan perilaku menyimpang langsung dari orangtua. Menutupi informasi-informasi dengan rate merah seperti itu hanya akan membuat anak tambah penasaran dan menggalinya dari orang lain. Bisa-bisa anak malah mendapat informasi yang salah.

  1. Lakukan Dialog Dua Arah

Setelah berpikiran terbuka, alangkah baiknya bila orangtua menerapkan dialog dua arah ke anak. Ini dilakukan supaya anak merasa punya ruang untuk berkomunikasi menanyakan hal-hal yang mengganggu pikirannya. Bisa jadi awalnya anak merasa sungkan atau pun malu karena merasa tidak pantas menanyakan hal tersebut ke orangtua. Namun, orangtua sejatinya harus membuka percakapan mengenai ini dan membebaskan anak untuk menanyakan apa saja. Bahkan, lebih baik lagi kalau secara rutin dibuka percakapan mengenai topik yang sedang in pada momennya.

  1. Batasi Penggunaan Gadget

Memang harus ada batasan dalam penggunaan gadget karena membebaskan gadget kepada anak justru akan membuat anak menjadi ketergantungan dan membuat anak tidak bisa mengontrol apa yang dilihatnya. Kalaupun anak memegang gadget, orangtua harus membuat peraturan mana yang bisa dinikmati oleh anak dan mana yang tidak. Sertakan juga alasannya kenapa anak tidak boleh melihat tayangan atau pun tontonan tertentu. Berikan alasan yang masuk akal dan sebenar-benarnya, supaya anak menerima batasan tersebut secara logis dan memang tahu manfaatnya. Baca juga: 4 Cara Mengajari Sikap Mandiri pada Anak Sejak Dini

Anak-anak zaman sekarang jauh lebih kritis. Orangtua tidak bisa lagi “mengakali” atau membuat-buat alasan untuk menjelaskan sesuatu supaya tidak terlalu ekstrim memberitahu sesuatu. Katakan saja secara gamblang, biar anak tidak meraba-raba dan mencari tahu informasi yang salah.

  1. Memberikan Contoh kepada Anak

Sejatinya orangtua jangan hanya memberikan aturan kepada anak, tetapi juga harus mematuhi aturan yang dibuat. Kalau misalnya orangtua membatasi anak nonton youtube di gadget, tapi orangtua sendiri menonton youtube tanpa batas. Bagaimana orangtua bisa menjadi contoh yang baik untuk anak? Nah, ketimbang menjadikan tontonan sebagai satu-satunya hiburan, lebih baik orangtua mencari media lain sebagai hiburan anak yang tentunya lebih bermanfaat, menyenangkan, sekaligus sebagai sarana edukasi.

Kalau orangtua ingin tahu lebih banyak mengenai bagaimana memilih tontonan untuk anak, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.