Bagaimana Cara Mengenali Gejala Awal HIV?
Halodoc, Jakarta - Human Immunodeficiency Virus, atau yang dikenal dengan HIV merupakan virus yang bekerja dengan merusak sistem kekebalan tubuh manusia dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Sistem kekebalan tubuh akan semakin lemah saat banyak sel CD4 yang dihancurkan. Hal tersebut tentu akan membuat tubuh rentan terkena infeksi dan penyakit berbahaya.
Saat dinyatakan terinfeksi HIV dan tidak ditangani dengan baik, infeksi tersebut akan berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Kondisi tersebut dikenal dengan sebutan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), yaitu stadium akhir dari infeksi virus HIV. Saat pengidap sudah masuk dalam tahap tersebut, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sepenuhnya akan hilang.
Hingga kini, belum ditemukan adanya obat yang mampu menyembuhkan seseorang dari HIV dan AIDS. Meski demikian, sejumlah perawatan dapat dilakukan guna memperlambat perkembangan penyakit tersebut, serta memperpanjang harapan hidup pengidapnya. Berikut sejumlah gejala awal HIV yang perlu diperhatikan baik-baik!
Baca juga: Apa Saja Pemeriksaan untuk Mendeteksi HIV?
Cara Mengenali Gejala Awal HIV
Gejala HIV akan berbeda-beda pada masing-masing pengidapnya, yaitu dengan gejala awal yang muncul pada 1-2 bulan pertama setelah pengidap terinfeksi. Pada beberapa orang, mereka akan mengalami periode yang disebut dengan serokonversi, yaitu gejala mirip flu parah yang merupakans respon alami tubuh terhadap virus yang masuk.
Saat gejala tersebut muncul, waktu tersebut merupakan waktu yang penting untuk mengidentifikasi, apakah flu berat yang dialami berasal dari HIV atau penyakit lainnya. Berikut sejumlah gejala awal HIV:
- Demam
Demam merupakan salah satu gejala awal HIV, yang disertai dengan gejala ringan berupa kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan. Saat demam terjadi, virus bergerak ke aliran darah dan mulai mereplikasi dalam jumlah besar. Ketika hal tersebut terjadi, sistem kekebalan tubuh pengidap memicu reaksi peradangan.
- Rasa Lelah dan Sakit Kepala
Respons peradangan ditimbulkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terkepung, sehingga menyebabkan pengidapnya merasa lelah dan lesu. Hal tersebut terkadang akan membuat pengidapnya merasa sakit kepala saat berjalan, atau merasa kehabisan napas. Kelelahan dapat menjadi gejala awal atau gejala lanjutan dari HIV.
- Pembengkakan Kelenjar Getah Bening serta Nyeri Sendi dan Otot
Kelenjar getah bening merupakan salah satu bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia yang bertugas untuk melindungi darah dengan menyingkirkan bakteri dan virus. Kelenjar tersebut terletak di ketiak, selangkangan, serta leher, yang akan meradang ketika ada infeksi dan menyebabkan sakit dan nyeri di area-area tersebut.
Baca juga: Gejala Awal HIV yang Sering Tidak Disadari
- Ruam kulit
Ruam kulit dapat menjadi salah satu gejala awal HIV. Dalam beberapa kasus, ruam dapat terlihat mirip dengan bisul yang disertai dengan rasa gatal.
- Mual, Muntah, dan Diare
Masalah pada pencernaan bisa menjadi salah satu gejala awal infeksi HIV. Meski dapat menjadi gejala awal, mual, muntah, dan diare juga dapat muncul pada tahap infeksi selanjutnya, sebagai akibat infeksi oportunistik. Saat gejala ini muncul, penting untuk tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik.
- Sakit Tenggorokan dan Batuk Kering
Gejala awal infeksi HIV selanjutnya adalah batuk kering yang parah, dan dapat berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
- Ulkus Kelamin
Ulkus kelamin merupakan luka yang terdapat pada area kelamin. Selain kelamin, ulkus bisa saja muncul pada dubur dan kulit di sekitarnya. Luka pada ulkus kelamin dapat berawal dari benjolan atau ruam yang menimbulkan nyeri dan mengeluarkan cairan.
Baca juga: Bolehkah Ibu dengan HIV dan AIDS Menyusui?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ciri-ciri awal munculnya HIV biasanya sudah dapat terlihat pada 1-2 bulan setelah seseorang terinfeksi. Terkadang gejala muncul dengan lebih cepat, yaitu dua minggu setelah seseorang terinfeksi. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini, silahkan diskusikan langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya!