Awas, Ini 9 Tanda Ketergantungan Obat

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   06 Maret 2019
Awas, Ini 9 Tanda Ketergantungan ObatAwas, Ini 9 Tanda Ketergantungan Obat

Halodoc, Jakarta - Ketergantungan obat bukan hanya sebutan untuk pengguna obat-obatan terlarang seperti narkoba. Ketergantungan obat bisa diartikan juga saat seseorang mengonsumsi obat-obatan melebihi dosis yang dianjurkan dan dalam waktu yang lama. Istilah ketergantungan obat ini juga bisa dipakai jika obat tertentu berupaya untuk menyembuhkan gejala penyakit atau keluhan tertentu, seperti obat antidepresan atau obat tidur. Seseorang yang kamu kenal mengidap ketergantungan obat? Ini tanda-tandanya.

Baca juga: Ketergantungan Narkoba adalah Penyakit, Masa Sih?

Ini Tanda Kalau Kamu Mengidap Ketergantungan Obat

  1. Adanya perubahan nafsu makan dan pola tidur.
  2. Tubuh tremor atau bergetar, berbicara cadel, dan mengidap gangguan koordinasi lainnya.
  3. Tubuh dan penampilan seperti tidak terurus dan berantakan.
  4. Lebih sering diam dan tidak tertarik dengan sesuatu.
  5. Kebutuhan akan uang menjadi berlebihan dan tidak bisa dijelaskan pegalokasiannya.
  6. Adanya perubahan pada perilaku.
  7. Perubahan mood atau suasana hati secara tiba-tiba.
  8. Hiperaktif dan mengalami hasutan-hasutan pada pikirannya sendiri.
  9. Merasakan takut dan cemas secara berlebihan.

Pada dasarnya, ketika seseorang mengalami ketergantungan pada obat, berarti mereka memakai obat itu untuk memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, atau keduanya. Saat seseorang telah ketergantungan suatu obat, maka tubuh telah menyesuaikan diri dengan kehadiran obat tersebut. Jika seseorang memutuskan untuk berhenti mengonsumsinya, tubuh akan menghasilkan reaksi yang berbeda karena tidak terpenuhinya suatu zat kimia yang telah menjadi kebiasaan dalam tubuh.

Baca juga: Cek Ketergantungan Obat untuk Mengetahui Kecanduan atau Penyakit?

Begini Penanganan pada Pengidap Ketergantungan Obat

Ada beberapa langkah terapi dan penanganan yang bisa dilakukan oleh pengidap ketergantungan obat, antara lain:

  1. Terapi perilaku. Terapi ini dilakukan untuk memberi masukan atau saran bagaimana menangani kekambuhan, menyarankan strategi bagaimana cara menghindari obat dan mencegah kekambuhan, dan membantu mengembangkan bagaimana cara menahan hasrat untuk mengonsumsi obat yang menjadi penyebab dari ketergantungan.
  2. Detoksifikasi. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan pengidap berhenti mengonsumsi obat secepat dan seaman mungkin. Dalam menjalani proses ini, pengidap ketergantungan obat bisa melakukannya secara mandiri, tetapi sebagian yang lain harus menjalani rawat inap, tergantung pada tingkat keparahan dari ketergantungan yang mereka alami. Proses detoksifikasi dilakukan dengan menghentikan penggunaan obat penyebab dari ketergantungan. Proses ini biasanya akan dilakukan secara bertahap dengan mengurangi dosis obat, atau mengganti dengan obat lain yang sejenis dan dosisnya lebih rendah.
  3. Terapi bina lanjut. Yaitu terapi yang akan memberikan kegiatan sesuai minat dan bakal pengidap. Dalam tahap ini, pecandu ketergantungan obat sudah bisa kembali ke sekolah atau tempat bekerja, namun tetap dalam pengawasan terapis.

Tes ketergantungan obat dilakukan untuk mendeteksi adanya kecanduan obat pada seseorang. Pemeriksaan ini perlu dilakukan ketika seseorang memiliki suatu obat yang dikonsumsi dalam jangka panjang, dan mengalami gejala yang tidak nyaman ketika tidak atau berhenti mengonsumsi obat tersebut.

Beberapa cara yang bisa kamu lakukan jika mengalami ketergantungan obat, tapi cara yang dilakukan harus tetap dengan pertimbangan jenis obat apa yang kamu konsumsi, berapa banyak jumlah yang telah kamu konsumsi, dan berapa lama waktu kamu mengonsumsi obat tersebut.

Baca juga: Ini Pentingnya Cek Ketergantungan Obat Saat Kasus Narkoba

Jika kamu ingin melakukan tes ini, pastikan kamu sudah mengetahui dengan jelas apa saja tahapan-tahapan yang harus kamu jalani. Kamu bisa bertanya seputar prosedur ini dengan dokter ahli di aplikasi Halodoc, melalui Chat atau Voice/Video Call. Enggak hanya itu, kamu juga bisa melakukan cek lab dengan menggunakan Halodoc. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!