Awas, Ini 5 Komplikasi dari Adenoiditis
Halodoc, Jakarta - Adenoiditis adalah kondisi peradangan yang terjadi pada adenoid, yaitu sekelompok jaringan yang terletak pada mulut bagian atas dan di belakang hidung. Dalam keadaan normal, adenoid bersamaan dengan tonsil (amandel), berfungsi untuk menangkap kuman yang melewati hidung atau mulut, dengan cara menghasilkan antibodi untuk membantu tubuh melawan infeksi.
Letaknya yang cukup jauh dari ujung mulut, membuat adenoid sangat sulit dilihat, dan memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter dengan bantuan lampu senter. Peradangan adenoid biasanya disebabkan oleh infeksi dan mengakibatkan kesulitan bernapas, bahkan infeksi saluran napas berulang. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak, meskipun dapat pula terjadi pada orang dewasa.
Baca juga: Penyebab Amandel pada Anak
Pada anak usia 0 hingga 5 tahun, membesarnya adenoid merupakan kondisi yang normal. Adenoid yang telah membesar biasanya akan menyusut dengan sendirinya ketika anak mulai menginjak usia 5 tahun. Namun, pembesaran adenoid dapat menjadi tidak normal dan berubah menjadi adenoiditis jika kelenjar ini tak kunjung menyusut.
Gejala yang Mengganggu
Ketika terjadi adenoiditis, gejala yang dirasakan dapat berbeda-beda pada tiap pengidap. Namun, beberapa gejala yang umum muncul adalah:
-
Pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
-
Telinga terasa nyeri.
-
Sakit tenggorokan.
Selain ketiga gejala tersebut, pembesaran adenoid juga dapat menyebabkan hidung tersumbat. Ketika hidung tersumbat, pengidap akan mengalami gangguan dalam bernapas, sehingga muncul gejala berupa:
-
Bindeng.
-
Sulit tidur.
-
Mendengkur.
-
Bibir pecah-pecah dan mulut kering.
-
Sleep apnea.
Baca juga: Inilah 7 Ciri-Ciri Mengidap Sleep Apnea
Waspadai Komplikasinya
Jika mengalami gejala-gejala yang telah dijabarkan tadi, pemeriksaan medis perlu dilakukan sesegera mungkin. Sebab, jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, adenoiditis dapat menimbulkan komplikasi berupa:
-
Infeksi telinga kronis, bahkan dapat hingga hilang pendengaran.
-
Sinusitis.
-
Penurunan berat badan.
-
Sleep apnea.
-
Sesak napas hingga menimbulkan mengi (bengek).
Pengobatan yang Dapat Dilakukan
Pengobatan terhadap adenoiditis dilakukan berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan kondisi yang dialami. Jika peradangan adenoid tidak disebabkan oleh infeksi, dokter biasanya akan menganjurkan untuk membiarkan terlebih dahulu hingga menyusut dengan sendirinya. Namun, jika adenoid tak kunjung menyusut, dokter biasanya akan menanganinya dengan pemberian obat atau operasi.
Jenis obat yang diberikan dapat berupa antibiotik (penisilin atau amoxicilin) dan kortikosteroid semprot hidung (fluticasone). Antibiotik diberikan jika penyebab pembesaran adenoid adalah infeksi bakteri, sedangkan kortikosteroid semprot hidung diberikan jika penyebabnya adalah alergi.
Baca juga: Begini Caranya Mengobati Adenoiditis
Apabila penanganan dengan obat-obatan tidak efektif atau timbul komplikasi, dokter akan menganjurkan operasi pengangkatan adenoid atau biasa disebut adenoidektomi. Namun, operasi pengangkatan adenoid ini berpotensi menimbulkan efek samping berupa:
-
Hidung tersumbat.
-
Perdarahan minor.
-
Telinga terasa sakit.
-
Sakit tenggorokan.
Meski demikian, operasi ini tergolong sederhana dan risiko terjadinya efek samping sangat kecil. Akan lebih baik jika pengidap mendiskusikannya secara langsung dengan dokter terkait manfaat dan risiko operasi.
Itulah sedikit penjelasan tentang adenoiditis. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!