Awas, Blefaritis Bisa Sebabkan 8 Komplikasi Ini
Halodoc, Jakarta – Infeksi kutu di bulu mata merupakan salah satu faktor pemicu blefaritis. Penyakit mata ini terjadi akibat adanya peradangan pada kelopak mata, sehingga menyebabkan bagian tersebut terlihat bengkak dan kemerahan. Peradangan akibat blefaritis biasanya hanya terlihat jelas pada salah satu kelopak mata saja, tapi tidak menutup kemungkinan kondisi ini bisa menyerang kedua kelopak mata.
Meski demikian, peradangan yang terjadi karena kondisi ini biasanya tidak menular dari satu manusia ke manusia lain. Selain infeksi kutu, ada beberapa faktor lain yang sering disebut menjadi penyebab munculnya blefaritis, mulai dari efek samping obat tertentu, infeksi bakteri, hingga kelainan pada kelenjar minyak. Dilihat dari letaknya, peradangan ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu blefaritis anterior dan blefaritis posterior.
Baca juga: Bukan Mitos, ini Arti Kedutan pada Mata
Blefaritis anterior merupakan jenis peradangan yang terjadi pada kulit di bagian luar kelopak mata. Penyebab dari kondisi ini biasanya adalah infeksi bakteri Staphylococcus atau bakteri lain. Sementara pada blefaritis posterior, peradangan yang muncul dan terjadi pada bagian dalam kelopak mata. Biasanya kondisi ini dipicu karena adanya kelainan pada kelenjar minyak yang terletak di bagian dalam kelopak mata, hingga kelainan kulit, seperti dermatitis seboroik atau rosacea.
Gejala dan Komplikasi Akibat Blefaritis
Secara umum, blefaritis biasa terjadi pada kedua kelopak mata, hanya saja gejalanya sering terlihat lebih parah hanya di salah satu kelopak mata. Kondisi ini bisa terasa lebih parah dan mengganggu pada pagi hari, tapi hal itu sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Ada berbagai gejala yang sering muncul sebagai tanda penyakit blefaritis. Di antaranya adalah bengkak dan kemerahan pada kelopak mata, rasa gatal juga sering muncul, dan bagian mata mungkin menjadi merah.
Baca juga: 7 Cara Mudah Dalam Menjaga Kesehatan Mata
Blefaritis juga bisa menyebabkan kelopak mata terasa lebih lengket, serta membuat mata menjadi sensitif pada cahaya, mata tampak berair atau malah kering, dan terjadi pengelupasan kulit di sekitar mata. Bulu mata biasanya juga akan mengalami dampak dari kondisi ini, seperti bulu mata menjadi lebih rontok atau malah terjadi pertumbuhan yang tidak normal.
Kondisi ini tidak boleh dianggap remeh dan harus segera mendapat penanganan. Pasalnya, blefaritis yang tidak ditangani dengan benar bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, di antaranya:
-
Pertumbuhan bulu mata yang tidak normal atau malah rontok
-
Bintit atau benjolan yang menyakitkan di kelopak mata akibat infeksi
-
Mata sering berair atau malah sangat kering
-
Bentuk ujung kelopak mata yang melipat ke dalam atau ke luar
-
Konjungtivitis
-
Muncul benjolan, seperti bintit di bagian dalam kelopak mata
-
Rasa tidak nyaman ketika memakai kontak lensa
-
Kerusakan pada kornea akibat iritasi karena peradangan.
Kabar buruknya, masih belum diketahui apa pengobatan pasti untuk menangani kondisi ini. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangani gejala, misalnya mengompres mata dengan kain dan air hangat selama 1 menit. Sesekali, basahi atau rendam kembali agar kain tetap hangat. Penggunaan kain hangat bertujuan untuk melunakkan kerak dan mencegah endapan minyak di kelopak mata.
Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat Melakukan Pemeriksaan Mata Anak?
Cari tahu lebih lanjut mengenai blefaritis atau gangguan lain pada mata dengan bertanya kepada dokter di Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Tanyakan seputar masalah kesehatan lain dan dapatkan tips sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!