Atur Pola Makan untuk Mencegah Kardiomiopati

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   26 November 2019
Atur Pola Makan untuk Mencegah KardiomiopatiAtur Pola Makan untuk Mencegah Kardiomiopati

Halodoc, Jakarta - Kardiomiopati akan menyebabkan otot jantung sulit untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini akan ditandai dengan melemah, meregang, atau adanya masalah struktur pada otot jantung. Jika kardiomiopati muncul, pengidap akan mengalami sejumlah masalah pada jantung, di antaranya detak jantung tidak beraturan, darah menumpuk pada paru-paru, masalah katup jantung, bahkan gagal jantung.

Jika kardiomiopati terjadi karena adanya faktor genetika di dalamnya, penyakit yang satu ini tidak dapat dihindari. Bukan hanya itu, kardiomiopati juga dapat hadir akibat dari komplikasi masalah kesehatan yang kamu alami. Bagaimana tips mencegah terjadinya penyakit ini?

Baca juga: Otot Jantung Bermasalah, Ini yang Disebut Kardiomiopati

Mengatur Pola Makan Dapat Mencegah Kardiomiopati, Benarkah?

Tidak ada langkah pencegahan, jika kardiomiopati disebabkan oleh faktor genetika. Namun, jika penyakit ini timbul karena pola hidup tidak sehat yang kamu jalani, berikut langkah sederhana guna mencegah munculnya kardiomiopati:

  • Konsumsi makanan sehat bergizi seimbang, agar berat badan dalam batas normal.

  • Berhenti merokok.

  • Olahraga secara teratur.

  • Hindari konsumsi minuman beralkohol.

  • Istirahat dan waktu tidur yang cukup.

  • Kelola stres dengan baik.

Bukan hanya melakukan pola hidup sehat, langkah pencegahan dapat kamu lakukan dengan memantau kondisi kesehatan melalui pemeriksaan rutin. Dalam hal ini, kamu dapat langsung menemui dokter di rumah sakit terdekat. Jika dokter menemukan ada yang salah dengan organ jantungmu, dokter akan melakukan penanganan dengan tepat. Jadi, masalah dapat dengan segera diatasi.

Baca juga: Tindakan Medis yang Dilakukan untuk Atasi Kardiomiopati

Ini Gejala yang Harus Diwaspadai

Ketika gejala kardiomiopati muncul, pengidap bisa saja mengalami henti jantung sesaat yang dapat berdampak buruk bagi kesehatannya. Beberapa gejala yang bisa saja muncul, yaitu:

  • Mengalami batuk-batuk saat berbaring.

  • Mengalami pembengkakan pada kaki dan tungkai.

  • Mengalami perut kembung karena adanya cairan.

  • Mengalami nyeri pada dada.

  • Mengalami pusing, rasa melayang, dan pingsan.

  • Mengalami sesak pada dada, bahkan saat sedang beristirahat.

  • Mengalami perubahan detak jantung.

Gejala-gejala tersebut baru akan muncul ketika pengidap sudah memasuki tahap yang parah. Untuk itu, perhatikan selalu gejala yang muncul, jika mengalami sesak atau nyeri dada selama beberapa menit, segera temui dokter, ya! Pasalnya, kondisi tersebut dapat berujung pada kehilangan kesadaran, bahkan kehilangan nyawa. Jadi, jangan anggap remeh gejala yang muncul.

Baca juga: Ini 4 Jenis Kardiomiopati yang Mengganggu Jantung

Kenali Faktor Pemicunya

Belum diketahui pasti apa yang menjadi faktor pemicu kondisi ini. Pasalnya, dalam beberapa kasus, pengidap bahkan tidak memiliki faktor risiko. Berikut beberapa hal yang diduga menjadi faktor pemicu terjadinya kardiomiopati:

  • Seseorang yang tengah atau pernah mengidap masalah pada organ jantung, seperti serangan jantung, mengidap penyakit arteri koroner, atau infeksi pada jantung (kardiomiopati iskemik).

  • Seseorang yang mengidap  tekanan darah tinggi. Hipertensi kronis yang dialami dapat menjadi pemicu kelemahan pada jantung.

  • Seseorang yang obesitas. Obesitas akan membuat organ jantung bekerja dengan lebih keras, sehingga akan timbul adanya masalah pada jantung.

  • Seseorang yang gemar mengonsumsi alkohol. 

  • Seseorang yang tengah menjalani prosedur pengobatan, seperti kemoterapi atau terapi radiasi.

Pengobatan yang dilakukan akan tergantung pada seberapa parah kerusakan pada jantung. kardiomiopati memang tidak dapat disembuhkan dengan sepenuhnya, tetapi kamu dapat mengendalikan gejala yang muncul dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

Referensi:
American Heart Association. Diakses pada 2019. What Is Cardiomyopathy in Adults?
Cardiomyopathy. Diakses pada 2019. What Is Cardiomyopathy?