Waspadai 7 Gejala Ini saat Anak Mengalami Demam
Halodoc, Jakarta – Demam umum terjadi pada anak dari waktu ke waktu. Demam itu sendiri biasanya tidak membahayakan dan sebenarnya bisa menjadi hal yang baik, karena merupakan tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi.
Meski begitu, ketika anak terbangun di tengah malam dengan wajah memerah, panas, dan berkeringat, bisa membuat orangtua menjadi panik. Pertanyaannya, kapankah demam menjadi sesuatu yang perlu diwaspadai? Informasi selengkapnya mengenai demam bisa dibaca di sini!
Gejala Demam yang Perlu Diwaspadai
Anak demam bisa menjadi menakutkan, terutama jika anak masih sangat kecil, atau jika demamnya terus-menerus tinggi selama beberapa hari. Demam yang sangat tinggi pada anak-anak dapat menyebabkan kerusakan otak.
Pada dasarnya demam merupakan tanda bahwa tubuh sedang melawan penyakit. Tergantung pada usia anak, perhatikan perubahan perilakunya saat memutuskan apakah dan kapan akan membawanya ke dokter.
Baca juga: Perawatan Rumahan Saat Si Kecil Mengalami Demam
Jika anak tampak sehat dan dapat menyusu atau makan meskipun demam, biarkan dia istirahat dan kompres untuk menjaga suhu tubuhnya di bawah 38 derajat Celsius.
Namun, jika anak mengalami demam dan menunjukkan tanda-tanda berikut ini, bawalah ke dokter:
• Tidak makan dengan baik atau tidak bisa menahan makanan karena muntah.
• Mengalami kesulitan bernapas.
• Lesu dan mengantuk.
• Terlihat lebih sakit dari sebelumnya.
• Mengalami sakit perut dan ketidaknyamanan.
• Mengalami ruam.
• Dehidrasi (misalnya tidak cukup buang air kecil).
Orangtua juga perlu membawa anak ke rumah sakit jika:
• Bayi berusia di bawah tiga bulan dan mengalami demam di atas 38 derajat celsius.
• Bayi berusia di bawah satu tahun dan mengalami demam lebih dari 24 jam, atau demam tinggi.
• Bayi berusia di atas satu tahun dan mengalami demam tinggi selama lebih dari tiga hari.
Informasi selengkapnya mengenai anak demam dan penanganannya bisa ditanyakan langsung di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Penanganan Saat Anak Demam
Tidak semua demam perlu diobati. Dalam kebanyakan kasus, demam harus diobati hanya jika menyebabkan ketidaknyamanan pada anak. Berikut cara meredakan gejala yang sering menyertai demam:
Baca juga: Ini 7 Tanda Demam pada Anak Mulai Berbahaya
1. Obat
Jika anak rewel atau tidak nyaman, orangtua dapat memberikan asetaminofen atau ibuprofen berdasarkan rekomendasi untuk usia atau berat badan. Jika orangtua tidak mengetahui dosis yang dianjurkan atau anak berusia kurang dari 2 tahun, hubungi dokter untuk mengetahui berapa banyak yang harus diberikan.
Bayi yang berusia kurang dari 2 bulan sebaiknya tidak diberikan obat demam tanpa diperiksa oleh dokter. Jika anak memiliki masalah kesehatan, tanyakan kepada dokter untuk melihat obat mana yang terbaik untuk digunakan.
Ingatlah bahwa obat demam untuk sementara dapat menurunkan suhu, tetapi biasanya tidak akan mengembalikannya ke normal dan tidak akan mengobati penyebab yang mendasari demam.
Baca juga: Anak Demam Tinggi, Waspada 5 Penyakit Ini
2. Mengatur Kenyamanan di Rumah
Kenakan anak pakaian ringan dan selimuti seprai tipis atau selimut. Pakaian yang berlebihan dapat mencegah panas tubuh keluar dan dapat menyebabkan suhu meningkat. Pastikan juga kamar tidur anak memiliki suhu yang nyaman tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
Beberapa orangtua menggunakan kompres hangat untuk menurunkan demam, metode ini hanya membantu sementara,. Padahal, mandi spons bisa membuat anak tidak nyaman. Jangan pernah menggunakan alkohol gosok (dapat menyebabkan keracunan saat terserap melalui kulit) atau kompres es/mandi air dingin (dapat menyebabkan menggigil yang dapat menaikkan suhu tubuh).
3. Menjaga Asupan Makan dan Minum Anak
Jaga asupan makan anak terutama air putih supaya anak tidak kehilangan cairan/dehidrasi. Hindari minuman yang mengandung kafein, termasuk cola dan teh, karena dapat memperburuk dehidrasi dengan memperbanyak buang air kecil (kencing).
Baca juga: Bedakan Gejala Tipes dan DBD pada Anak
Jika anak juga muntah dan/atau diare, tanyakan kepada dokter apakah orangtua harus memberikan larutan elektrolit (rehidrasi) yang dibuat khusus untuk anak. Pastikan anak banyak istirahat. Tidak perlu berbaring di tempat tidur sepanjang hari, tetapi harus rileks.