Waspada Potensi Second Wave COVID-19, Perhatikan 4 Hal Ini
penambahan kasus harian COVID-19. Saat itu ditemukan 4.895 penambahan kasus positif, yang menjadi angka tertinggi kasus harian COVID-19 di Jakarta sejak pandemi COVID-19 dimulai pada Maret 2020
“Kota Jakarta memecahkan rekor baru dengan ditemukannya 4.895 penambahan kasus positif dalam satu hari. Angka ini tertinggi sejak COVID-19 masuk ke wilayah Indonesia sejak Maret 2020. Indikasi adanya gelombang kedua COVID-19 pun terlihat dengan semakin naiknya kasus harian dan penuhnya fasilitas kesehatan. Lantas, apa saja yang perlu kita perhatikan”
Halodoc, Jakarta – Pagebluk COVID-19 di negara kita masih belum menunjukkan episode terakhir. Hal sebaliknya yang terjadi, penambahan kasus harian di beberapa kota semakin meningkat. Contohnya, seperti di Jakarta pada dua hari lalu. Indikasi adanya gelombang kedua COVD-19 pun terlihat dengan semakin naiknya kasus harian, dan penuhnya tempat perawatan pasien.
Pada Sabtu (19/6/2021) Jakarta mencetak rekor baru dalam hal penambahan kasus harian COVID-19. Saat itu ditemukan 4.895 penambahan kasus positif, yang menjadi angka tertinggi kasus harian COVID-19 di Jakarta sejak pandemi COVID-19 dimulai pada Maret 2020.
Lonjakan di atas 4.000 kasus ini telah terjadi sebanyak tiga hari berturut-turut, tercatat terjadi pada Kamis (17/6/2021). Nah, mengingat adanya potensi gelombang kedua COVID-19, sudah seharusnya semua masyarakat harus semakin waspada dengan serangan virus corona.
Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan di tengah adanya potensi gelombang kedua COVID-19 ini?
Baca juga: Gelombang Kedua COVID-19 Berpotensi Terjadi di RI, Apa Sebabnya?
Hal yang Perlu Diperhatikan Hadapi Potensi COVID-19 Second Wave
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi potensi COVID-19 second wave, yaitu:
1. Hindari Bepergian, Patuhi Prokes
Mematuhi protokol kesehatan (prokes) dengan ketat adalah cara paling efektif untuk mencegah penularan COVID-19. Dengan begitu, ancaman gelombang kedua COVID-19 pun bisa diredam. Oleh sebab itu, jangan merasa bosan, jenuh, atau lelah untuk selalu menerapkan prokes demi mencegah penularan COVID-19.
Prokes yang direkomendasikan pemerintah dikenal dengan sebutan 5M, yaitu:
- Mencuci tangan.
- Menggunakan masker.
- Menjaga jarak.
- Menjauhi kerumunan.
- Mengurangi mobilitas
Nah, mengingat adanya potensi gelombang kedua COVID-19, cobalah untuk mengurangi mobilitas harian. Semakin sering kamu berada di luar rumah, apalagi di tempat ramai, maka semakin besar pula risiko terpapar virus corona.
Gubernur DKI Jakarta juga sudah menyarankan masyarakat untuk mengurangi mobilitas agar tidak menyesal karena terpapar COVID-19. “Hindari bepergian yang tidak perlu, nanti menyesal!” kata Anies Baswedan seperti dikutip dalam Kompas.com
2. Jangan Tunda Vaksinasi
Adanya potensi gelombang kedua COVID-19 di Jakarta dan beberapa kota lainnya, diduga berkaitan dengan adanya varian baru virus corona yang jauh lebih menular dari pendahulunya.
Sebut saja varian baru delta atau atau varian b.1.617.2 (disebut sebagai varian “India”). Kabar baiknya, menurut sejumlah penelitian vaksin COVID-19 terbukti memberikan perlindungan terhadap varian tersebut.
Mengutip Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa Kartikasari Broto Asmoro, data terbaru dari Public Health England (PHE) menyatakan dua dosis vaksin COVID-19 Astrazeneca 92 persen efektif mencegah rawat inap yang disebabkan varian delta. Hasil penelitian juga mengatakan bahwa tidak menunjukkan adanya kematian di antara mereka yang divaksinasi.
Di samping itu, vaksin juga menunjukkan tingkat efektivitas yang tinggi terhadap Varian Alpha atau b.1.1.7 (sebelumnya disebut varian ‘kent’ Inggris) dengan menurunkan 86 persen rawat inap, dan tidak ada kematian yang dilaporkan.
Nah, bagi dirimu atau terdapat anggota keluarga yang mendapatkan kesempatan untuk melakukan vaksinasi COVID-19, segeralah lakukan langkah preventif tersebut.
Tujuannya jelas meminimalkan risiko terjangkit virus corona, mengurangi gejala kesakitan, dan risiko kematian. Tuh, sungguh penting bukan peran dari vaksinasi?
Baca juga: Jumlah Vaksin Corona yang Dibutuhkan untuk Capai Herd Immunity
3. Ingatlah Faskes Semakin Menipis
Adanya indikasi dan potensi gelombang kedua COVID-19, bisa membuat fasilitas kesehatan (faskes) makin dipenuhi pasien COVID-19. Mau tahu kondisi apa yang sangat mengerikan di tengah pandemi COVID-19? Penyakit ini bisa menjadi sangat berbahaya ketika semua orang tertular secara bersamaan, sehingga membanjiri fasilitas kesehatan (faskes).
Lonjakan kasus yang parah ini bisa menghasilkan kematian yang seharusnya bisa dihindari. Pakar di luar sana menyebutnya sebagai avoidable deaths. Hal ini yang terjadi di Korea Selatan, Iran, dan Italia pada tahun lalu.
Semula hanya 100 kasus, tetapi bertambah 5.000 dalam kurun waktu kurang dari dua minggu. Kebanyakan pasien COVID-19 meninggal dunia karena tidak bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Bagaimana dengan di Indonesia, contohnya wilayah DKI Jakarta? Menurut Gubernur DKI Jakarta, kapasitas ruang isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan COVID-19 mulai menipis. “Kita tahu sekarang kapasitas di rumah sakit sudah makin terbatas. Jangan sampai tertular,” ujarnya.
4. Kenali Gejala Baru
Gelombang kedua COVID-19 di negara India juga memunculkan gejala baru pada pengidapnya. Gejala varian Delta bukan lagi menyoal sesak napas, pilek, demam, atau anosmia. Virus jenis ini juga bisa memunculkan gejala, seperti:
- Gangguan pendengaran.
- Mulut kering.
- Infeksi saluran pencernaan.
- Konjungtivitis (mata merah)
- Lemah dan lesu yang ekstrem.
- Ruam kulit.
- Diare.
- Sakit kepala.
Nah, dengan mengenali gejala baru dari varian Delta, kamu bisa mengidentifikasi infeksi virus corona dengan segera. Dengan begitu, kamu bisa mendapat perawatan lebih cepat dan tepat, serta mencegah terjadinya komplikasi yang berbahaya.
Baca juga: Lakukan 3 Hal Ini untuk Mencegah Gelombang Kedua COVID-19
Bagi kamu yang mengalami gejala-gejala di atas, kamu bisa bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Selain itu, kamu bisa membeli suplemen atau vitamin untuk meningkatkan sistem imun menggunakan aplikasi Halodoc. Ingat, sistem imun yang prima amat dibutuhkan di tengah pandemi COVID-19.
Nah, itulah hal yang perlu diperhatikan di tengah potensi gelombang kedua COVID-19. Yuk, terapkan prokes secara disiplin, kurangi mobilitas, dan lakukan vaksinasi demi mencegah terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia.
Referensi: