Halodoc, Jakarta – Lupus merupakan penyakit autoimun yang harus diwaspadai, sebab bisa memicu terjadinya komplikasi. Salah satu jenis komplikasi yang bisa muncul akibat penyakit lupus adalah perikarditis. Kabar buruknya, penyakit lupus sering terlambat dideteksi, sehingga terlambat pula ditangani. Lupus terjadi karena adanya peradangan kronis pada tubuh. Peradangan terjadi karena sistem imun atau kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi malah berbalik menyerang.

Peradangan bisa menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh. Penyakit ini bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, mulai dari kulit, sendi, sel darah, ginjal, paru-paru, jantung, otak, dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini disebut lebih berisiko menyerang wanita, tetapi sebenarnya bisa terjadi pada siapa saja. Lupus perlu segera ditangani dengan tepat agar terhindar dari komplikasi, salah satunya perikarditis. 

Baca juga: Jenis Penyakit Lupus dan Cara Mengatasinya

Mengapa Lupus bisa Memicu Perikarditis? 

Lupus bisa memicu komplikasi berupa penyakit kardiovaskular. Pada beberapa kondisi, lupus bersifat ringan atau terkontrol, sehingga jarang memengaruhi aktivitas sehari-hari dan tidak memicu komplikasi. Sebaliknya, komplikasi bisa terjadi jika penyakit ini diabaikan begitu saja. Bahkan, komplikasi akibat penyakit lupus yang tidak ditangani bisa mengancam nyawa. 

Penyakit ini dapat menyebabkan inflamasi pada jantung, termasuk pada pembuluh darah (vaskulitis) dan selaput jantung. Inflamasi pada selaput jantung merupakan penyebab seseorang bisa mengalami serangan penyakit perikarditis. Sama seperti penyakit lupus, kondisi perikarditis juga harus mendapat penanganan yang tepat dan cepat karena bisa berdampak fatal. 

Perikarditis terjadi karena adanya peradangan pada perikardium, yaitu lapisan tipis berbentuk kantong yang melapisi jantung alias selaput jantung. Lapisan ini memiliki tugas untuk menjaga jantung agar tidak berpindah posisi serta melindungi jantung dari gesekan atau penyebaran infeksi dari jaringan lain. Perikarditis sering ditandai dengan gejala berupa rasa nyeri dada, sesak napas yang terasa lebih berat saat berbaring, lemas dan mudah merasa lelah, jantung berdebar, demam, serta batuk. 

Gejala penyakit ini bisa berlangsung selama kurang dari 3 minggu, tetapi pada beberapa kondisi gejala bisa berubah kronis dan bertahan hingga lebih dari 3 bulan. Meski bisa menyerang di usia berapapun, penyakit ini disebut lebih berisiko terjadi pada pria di usia 20 hingga 50 tahun. 

Baca juga: Ketahui Pencegahan Perikarditis Sejak Dini

Risiko perikarditis meningkat pada orang yang sebelumnya pernah mengalami serangan jantung. Sebagian besar kondisi ini tidak diketahui secara pasti penyebabnya, tetapi kondisi ini disebut paling sering terjadi akibat infeksi bakteri atau virus, penyebaran kanker dari organ lain, serangan jantung, cedera pada dada, serta efek samping dari operasi jantung. Penyakit ini juga disebut berkaitan dengan penyakit peradangan, seperti lupus dan rheumatoid arthritis. 

Komplikasi kardiovaskular akibat penyakit lupus bisa dicegah dengan beberapa cara, seperti berolahraga secara teratur setidaknya 2,5 jam seminggu, menjaga berat badan ideal, menerapkan pola makan sehat, hindari atau berhenti merokok. Pengidap penyakit lupus juga disarankan untuk membatasi atau tidak mengonsumsi minuman beralkohol. Selain meningkatkan risiko komplikasi, kebiasaan-kebiasaan tersebut nyatanya bisa memperburuk kondisi tubuh pengidap penyakit lupus. 

Baca juga: Perikarditis Dapat Sebabkan Tamponade Jantung

Cari tahu lebih lanjut tentang penyakit lupus dan risiko komplikasi perikarditis dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi:

Web MD. Diakses pada 2019. Lupus Overview.

Very Well. Diakses pada 2019. How Lupus Can Lead to Pericarditis.

Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Pericarditis.