Waspada Penularan Polio karena Kebersihan yang Buruk
“Kebersihan yang buruk dapat meningkatkan risiko penularan polio. Sebab, virus dapat menular melalui air dan makanan yang terkontaminasi.”
Halodoc, Jakarta – Penularan polio perlu kamu waspadai, karena penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan. Polio terjadi akibat infeksi virus dan sangat menular. Pada kebanyakan kasus, virus ini lebih sering menyerang anak di bawah usia 5 tahun.
Penularan virus polio terjadi dari orang-ke-orang, dan menyebar terutama melalui rute fekal-oral atau melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Setelah masuk ke tubuh, virus akan berkembang biak di usus, dan menyerang sistem saraf, lalu menyebabkan kelumpuhan.
Cara Penularan Polio
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus polio sebenarnya sudah menurun lebih dari 99 persen sejak tahun 1988, atau setelah vaksinnya tersedia. Dari sekitar 350.000 kasus di lebih dari 125 negara endemik, kemudian menjadi 175 kasus yang dilaporkan pada tahun 2019.
Namun, banyaknya orang tua yang masih ragu akan imunisasi untuk anak, membuat penularan polio kembali menjadi momok. Virus polio dapat menular melalui kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi virus atau, melalui makanan dan air yang terkontaminasi.
Orang yang membawa virus polio dapat menyebarkan virus selama berminggu-minggu melalui kotorannya. Selain itu, orang yang memiliki virus tetapi tidak memiliki gejala, tetap dapat menularkan virus kepada orang lain.
Kebersihan yang buruk bisa meningkatkan risiko penularan polio, terutama jika belum divaksinasi. Penularan bisa terjadi ketika:
- Tangan terkena kotoran atau tinja yang terkontaminasi, dan kamu menyentuh mulut.
- Memasukkan benda-benda seperti mainan yang terkontaminasi tinja ke dalam mulut.
Setelah penularan terjadi, virus penyebab polio dapat hidup di usus orang yang terinfeksi selama berminggu-minggu. Ini dapat mencemari makanan dan air, dan menulari orang di sekitar.
Seperti Apa Gejalanya?
Kebanyakan orang yang tertular virus polio tidak memiliki gejala yang terlihat. Beberapa di antaranya memiliki gejala seperti flu yang dapat meliputi:
- Sakit tenggorokan.
- Demam.
- Kelelahan.
- Mual.
- Sakit kepala.
- Sakit perut.
Gejala tersebut biasanya berlangsung 2 sampai 5 hari, kemudian hilang dengan sendirinya. Pada beberapa kasus, orang yang mengalami penularan infeksi virus polio akan mengembangkan gejala lain yang lebih serius yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang, seperti:
- Meningitis, atau infeksi pada selaput sumsum tulang belakang dan/atau otak.
- Kelumpuhan (tidak dapat menggerakkan bagian tubuh) atau kelemahan pada lengan, kaki, atau keduanya.
Kelumpuhan adalah gejala paling parah yang terkait dengan virus polio karena dapat menyebabkan kecacatan permanen dan kematian. Pada beberapa kasus, orang yang mengalami kelumpuhan akibat infeksi virus polio meninggal karena virus memengaruhi otot yang membantu mereka bernapas.
Bahkan, anak-anak yang tampaknya pulih sepenuhnya dapat mengalami nyeri otot, kelemahan, atau kelumpuhan saat dewasa, atau 15 hingga 40 tahun kemudian. Nama dari kondisi ini adalah sindrom pasca polio.
Tips Pencegahan
Cara paling efektif untuk mencegah penularan polio adalah vaksinasi. Anak-anak perlu mendapatkan vaksin polio pada usia:
- 2 bulan.
- 4 bulan.
- Antara 6 dan 18 bulan.
- Antara usia 4 dan 6 tahun ketika anak-anak baru masuk sekolah.
Vaksin polio dapat melindungi anak-anak dengan menyiapkan tubuh mereka untuk melawan virus polio. Hampir semua anak yang mendapatkan semua dosis vaksin polio inaktif akan terlindungi dari polio.
Selain itu, sangat penting untuk mempraktikkan kebersihan tangan yang baik dan sering mencuci tangan dengan sabun dan air. Sebab, kebersihan yang buruk juga dapat meningkatkan risiko penularan polio.
Itulah pembahasan mengenai penyakit polio, penyebaran, hingga tips pencegahannya. Karena berpotensi fatal, orang tua perlu mewaspadai penyakit ini.
Pastikan anak mendapatkan semua vaksin yang ia butuhkan, termasuk vaksin polio. Kalau anak mengalami masalah kesehatan apa pun, segera bawa ke dokter. Jika dokter meresepkan obat, download Halodoc saja untuk cek kebutuhan medis anak dengan mudah.
Referensi:
WHO. Diakses pada 2022. Poliomyelitis (Polio).
CDC. Diakses pada 2022. What is Polio?
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Polio.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan