Waspada, Ini Komplikasi yang Disebabkan oleh Campak
Halodoc, Jakarta - Ketika mendengar kata campak, tidak sedikit orang yang mengira bahwa gangguan kesehatan ini memiliki gejala, seperti halnya flu biasa yang diikuti dengan munculnya ruam tiga, hingga lima hari kemudian. Padahal, penyakit campak harus segera mendapatkan penanganan karena bisa berdampak pada komplikasi serius.
Swapna Reddy, JD, MPH, seorang Profesor Hukum dan Kebijakan Kesehatan di Arizona State University, Phoenix, mengatakan bahwa penyakit campak bisa bermula dengan munculnya ruam, tetapi penyakit ini bisa berkembang dengan sangat cepat menjadi komplikasi yang berbahaya.
Anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun dan orang dewasa berusia 20 tahun ke atas adalah kelompok yang paling berisiko terserang penyakit campak. Meski begitu, selalu ingat bahwa masalah kesehatan ini tetap bisa menyerang siapa saja. Bayi adalah kelompok yang paling berisiko, karena vaksin belik bisa diberikan hingga usianya menginjak 9 bulan.
Baca juga: Ibu, Kenali 14 Gejala Awal Penyakit Campak pada Anak
Lalu, apa saja komplikasi dari penyakit campak yang perlu diwaspadai? Berikut ini beberapa di antaranya:
- Diare
Diare tidak hanya menjadi gejala dari penyakit tertentu, tetapi juga komplikasi dari penyakit campak. Bahkan, diare ternyata menjadi komplikasi paling umum dari penyakit campak. Sekitar 1 dari 12 pengidap dampak mengalami komplikasi ini.
- Infeksi Telinga
Selanjutnya adalah infeksi telinga yang menjadi komplikasi paling umum dari campak selain diare. Komplikasi ini lebih rentan terjadi pada anak-anak. Kondisi ini bukan hanya membuat tubuh menjadi tidak nyaman dan mengganggu aktivitas, tetapi juga bisa mengakibatkan terjadinya infeksi telinga secara permanen.
- Pneumonia
Pneumonia juga bisa menjadi komplikasi campak, baik yang disebabkan karena virus maupun bakteri. Masalah pada paru-paru ini juga menjadi penyebab kematian yang paling umum karena campak pada anak-anak.
Baca juga: Anak Terserang Campak, Apa yang Harus Dilakukan?
- Ensefalitis
Ensefalitis akut atau pembengkakan otak terjadi pada satu dari seribu pengidap penyakit campak. Gejalanya terjadi sekitar enam hari setelah munculnya ruam campak. Ini termasuk sakit kepala, demam, leher menjadi kaku, muntah, mengantuk, kejang, bahkan koma. Sayangnya, sekitar 15 persen pengidap ensefalitis sebagai komplikasi campak akan kehilangan nyawa. Sekitar seperempat dari pengidapnya akan mengalami kerusakan otak berkelanjutan.
- Komplikasi Kehamilan
Tidak hanya pada bayi dan anak, komplikasi dari campak juga bisa terjadi pada ibu hamil. Ini dapat berupa kelahiran bayi secara prematur, bayi lahir dengan berat badan yang rendah, dan terjadinya aborsi spontan. Jadi, pastikan ibu hamil menjaga kesehatan dan selalu memeriksakan kondisi kehamilan secara rutin setiap bulan sehingga bisa memantau kondisi kesehatan janin.
- Kematian
Data tahun 2017 dari WHO melaporkan bahwa terdapat 110 ribu kasus kematian akibat campak di seluruh dunia. Risiko ini lebih tinggi pada anak kecil dan orang dewasa. Penyebab kematian akibat campak pada anak adalah pneumonia, sementara itu pada orang dewasa disebabkan karena ensefalitis.
Baca juga: Kapan Sebaiknya Campak Diperiksakan ke Dokter?
Komplikasi Campak Jangka Panjang
Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE) menjadi komplikasi jangka panjang dari penyakit campak. Penyakit degeneratif ini menyerang bagian sistem saraf pusat. Gejalanya biasanya terjadi sekitar 7 tahun setelah seseorang mengalami campak, dengan kisaran antara 1 hingga 27 tahun.
Gejala dari komplikasi campak ini berupa kesulitan berpikir, berbicara cadel, sering jatuh karena hilang keseimbangan, hingga berakhir pada kematian. Risikonya bisa jadi lebih tinggi pada orang yang terserang penyakit campak sebelum berusia 2 tahun.
Vaksin menjadi satu-satunya cara pencegahan vaksin yang bisa dilakukan. Jadi, pastikan kamu mendapatkan vaksin campak agar terhindar dari bahaya komplikasi penyakit ini. Kamu bisa bertanya pada dokter tentang penyakit campak melalui aplikasi Halodoc. Jika memang membutuhkan penanganan, buat janji di rumah sakit terdekat menggunakan aplikasi Halodoc untuk menghindari antrean.