Waspada, Ini Hal yang Bisa Jadi Penyebab Penyakit Alzheimer
"Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab alzheimer. Mulai dari faktor genetik, proses peradangan kronis, gaya hidup yang tidak sehat, sampai penyakit tekanan darah tinggi."
Halodoc, Jakarta – Penyakit Alzheimer merupakan kondisi medis yang menurunkan fungsi otak, seperti memori, pemikiran dan perilaku pengidapnya. Nah, penyakit degeneratif ini bersifat progresif, artinya memburuk seiring waktu.
Sebagian besar pengidapnya adalah lansia berusia lebih dari 60 tahun. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan orang yang lebih mudah untuk mengalami kondisi ini.
Pada tahap awal, pengidapnya akan mengalami gangguan daya ingat bersifat ringan, seperti kesulitan mengingat nama benda. Seiring waktu, kondisinya memburuk bahkan sampai pengidapnya tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
Penyebab Penyakit Alzheimer
Ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami penyakit ini. Beberapa di antaranya, yaitu:
1. Faktor genetika
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa faktor genetika memainkan peran penting dalam perkembangan alzheimer.
Jika ada riwayat keluarga dengan penyakit ini, risiko seseorang untuk mengembangkannya semakin meningkat.
Gen APOE, terutama varian APOE ε4, telah diidentifikasi sebagai faktor risiko genetik utama.
Orang yang memiliki satu atau dua salinan varian APOE ε4 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan alzheimer ketimbang yang lain.
2. Penumpukan plak di otak
Salah satu ciri alzheimer adalah penumpukan plak amyloid-beta di otak.
Plak ini terbentuk oleh akumulasi protein amyloid-beta yang dapat merusak dan mengganggu komunikasi antar sel-sel saraf.
Amyloid-beta juga dapat mengumpul di sekitar pembuluh darah otak, sehingga menghambat aliran darah untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke sel-sel otak.
Gangguan aliran darah ini dapat menyebabkan kerusakan sel-sel saraf dan memicu proses neurodegeneratif.
3. Proses peradangan kronis
Peradangan kronis atau inflamasi yang berkepanjangan dalam tubuh dapat berkontribusi pada perkembangan alzheimer.
Peradangan ini dapat merusak sel-sel saraf dan meningkatkan resiko kerusakan otak yang berkaitan dengan alzheimer.
Penumpukan amyloid-beta juga dapat memicu respon peradangan di otak, sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih lanjut dan meningkatkan risiko terjadinya alzheimer.
Karena bersifat progresif, Ini 9 Cara Ampuh Mencegah Alzheimer Sejak Dini.
4. Ketidakseimbangan neurotransmitter
Ketidakseimbangan zat kimia neurotransmitter di otak, terutama glutamat dan asetilkolin, telah dikaitkan dengan Alzheimer.
Gangguan pada neurotransmitter ini dapat memengaruhi fungsi otak dan memicu kerusakan sel-sel saraf.
Glutamat adalah neurotransmitter yang berperan dalam proses belajar dan memori.
Namun, ketidakseimbangan glutamat dapat menyebabkan eksitotoksisitas, suatu kondisi saat terlalu banyak glutamat merangsang sel-sel saraf secara berlebihan, yang pada gilirannya dapat merusak dan membunuh sel-sel saraf.
Asetilkolin adalah neurotransmitter yang penting untuk fungsi kognitif, termasuk proses pembelajaran dan memori.
Nah, pengidap kondisi ini sering mengalami penurunan kadar asetilkolin di otak mereka. Ketidakseimbangan ini dapat terjadi karena produksi yang berkurang.
5. Tekanan darah tinggi dan kardiovaskular
Penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi dan masalah kardiovaskular dapat meningkatkan risiko Alzheimer.
Gangguan aliran darah ke otak akibat tekanan darah tinggi dapat merusak sel-sel saraf dan memicu kerusakan.
6. Gaya hidup tidak sehat
Kebiasaan hidup yang tidak sehat, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik, dapat menjadi faktor risiko untuk penyakit ini.
Kebiasaan tersebut dapat memengaruhi kesehatan otak secara keseluruhan.
7. Trauma kepala berulang
Cedera kepala berulang, seperti yang sering terjadi pada olahraga kontak atau kecelakaan, dapat meningkatkan risiko alzheimer.
Trauma kepala dapat menyebabkan akumulasi protein tau, yang terkait dengan perkembangan penyakit ini.
Itulah berbagai penyebab penyakit Alzheimer yang perlu kamu waspadai.
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala tersebut, segera hubungi dokter di Halodoc, ya.