Waspada Demam pada Anak yang Disertai Kejang
Halodoc, Jakarta - Demam pada anak memang hal yang cukup umum terjadi. Anak bisa mengalami demam usai melakukan imunisasi atau bisa juga sebagai salah satu gejala penyakit. Namun, demam pada anak bisa semakin berbahaya jika disertai dengan kejang. Biasanya, kondisi ini bisa terjadi pada anak yang mengalami demam di atas 38° Celsius.
Kejang biasanya berlangsung selama beberapa menit dan berhenti dengan sendirinya, tetapi ia bisa menjadi masalah yang serius jika sering terjadi. Namun, pada kebanyakan kasus, kejang demam pada anak bisa berhenti tanpa pengobatan dan tidak menyebabkan masalah kesehatan lainnya. Beberapa anak mungkin merasa mengantuk setelah mengalaminya, sementara yang lain tidak merasakan efek apa-apa.
Baca juga: Lakukan Ini Bila Si Kecil Terkena Demam
Siapa Saja yang Bisa Alami Demam Disertai Kejang?
Kejang demam pada anak bisa terjadi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Paling sering terjadi pada balita berusia 12 hingga 18 bulan. Anak-anak juga lebih mungkin mengalami kejang demam apabila:
- Memiliki riwayat keluarga kejang demam.
- Pernah mengalaminya. Kira-kira 1 dari setiap 3 anak yang pernah mengalami satu kali kejang demam akan mengalami kejang lainnya, biasanya dalam 1 hingga 2 tahun sejak kasus pertama.
- Mengalami kejang demam pertama kali saat berusia kurang dari 15 bulan.
Kebanyakan demam pada anak tidak akan menyebabkan kejang saat mereka menginjak usia 5 tahun. Kejang demam pada anak juga tidak dianggap epilepsi, dan mereka yang mengalaminya hanya memiliki sedikit peningkatan risiko terkena epilepsi.
Seperti Apa Gejala Demam pada Anak yang Disertai Kejang?
Ada dua jenis kejang demam yang bisa terjadi pada anak. Jenis yang pertama adalah kejang demam sederhana, yang merupakan kasus yang paling umum. Kondisi ini biasanya akan berakhir dalam beberapa menit, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi dapat bertahan hingga 15 menit. Selama jenis kejang ini, seorang anak dapat menunjukkan gejala seperti:
- Kejang di sekujur tubuh.
- Memutar mata.
- Mengerang.
- Menjadi tidak sadar (pingsan).
- Muntah atau buang air kecil (kencing) selama kejang.
Sementara jenis yang kedua adalah kejang demam kompleks yang bisa berlangsung lebih dari 10 menit dan bisa terjadi lebih dari sekali dalam 24 jam. Kondisi ini bisa melibatkan gerakan atau kedutan hanya pada satu bagian atau satu sisi tubuh.
Jika kamu menemukan anak mengalami demam disertai kejang dan bingung harus melakukan apa, segera diskusikan hal ini dengan dokter di aplikasi Halodoc. Dokter akan memberikan saran tindakan yang bisa orangtua lakukan untuk mengatasi demam pada anak.
Baca juga: Jangan Asal Kompres, Kenali Demam pada Anak
Apa Penyebabnya dan Apa yang Harus Dilakukan saat Anak Mengalami Kejang Demam?
Sayangnya, tidak ada yang tahu persis mengapa demam pada anak bisa sebabkan kejang. Namun, bukti menunjukkan bahwa mereka terkait dengan beberapa virus dan cara otak anak yang sedang berkembang bereaksi terhadap demam tinggi.
Jika anak mengalami kejang demam, orangtua harus tetap tenang terlebih dahulu dan kemudian segera lakukan beberapa hal berikut:
- Letakkan anak di lantai atau lantai dengan lembut.
- Singkirkan benda apa pun di sekitar.
- Tempatkan anak pada posisi miring untuk mencegah tersedak.
- Kendurkan semua pakaian di sekitar kepala dan leher.
- Perhatikan tanda-tanda gangguan pernapasan, termasuk warna kebiruan di wajah.
- Cobalah mencatat berapa lama kejang berlangsung.
Jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit atau anak membiru, ia perlu mendapatkan penanganan yang serius. Orangtua harus segera membawa anak ke Unit Gawat Darurat agar anak mendapatkan pertolongan.
Penting juga untuk mengetahui apa saja hal yang tidak boleh dilakukan selama anak mengalami kejang akibat demam. Hal tersebut antara lain:
- Jangan mencoba memeluk atau mendekap anak.
- Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut anak.
- Jangan mencoba memberikan obat penurun demam kepada anak.
- Jangan mencoba memasukkan anak ke dalam air dingin atau hangat untuk mendinginkan tubuh.
Baca juga: Waspada Komplikasi yang Disebabkan Kejang Demam
Ketika kejang selesai, hubungi dokter untuk membuat janji guna mengetahui penyebab demam. Dokter akan memeriksa anak dan meminta orangtua menjelaskan kejang. Dalam kebanyakan kasus, kondisi ini tidak diperlukan perawatan lain. Dokter mungkin akan meminta tes jika anak berusia di bawah 1 tahun menunjukkan gejala lain seperti muntah atau diare.
Referensi:
Kids Health. Diakses pada 2020. Febrile Seizures.
Mayo Clinic. DIakses pada 2020. Febrile Seizures.
NHS UK. DIakses pada 2020. Febrile Seizures.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan