Waspada COVID-19, Hindari Faktor Menurunnya Prokes
“Beberapa minggu belakangan ini lonjakan kasus virus corona terjadi lagi. Hal yang diduga menjadi penyebabnya adalah menurunnya prokes pada masyarakat. Apa saja yang menjadi faktor menurunnya prokes? Yuk, simak selengkapnya di sini.”
Halodoc, Jakarta – Kasus virus corona mengalami peningkatan lonjakan di dua minggu terakhir. Penyebabnya sendiri diduga karena menurunnya kepatuhan masyarakat terhadap prokes yang dicanangkan pemerintah. Berikut ini penjelasan mengenai faktor menurunnya prokes menurut Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19.
Baca juga: Kenapa Anak-Anak Minim Risiko Alami Long COVID-19?
Apa Saja yang Menjadi Faktor Menurunnya Prokes di Masyarakat?
Sonny Harry B Harmadi selaku Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 menduga bahwa lonjakan kasus virus corona terjadi akibat penurunan kepatuhan masyarakat pada prokes. Padahal, situasi pandemi virus corona masih belum memperlihatkan tanda-tanda membaik. Namun, mengapa tingkat kepatuhan masyarakat terhadap prokes menurun?
Salah satu faktor menurunnya prokes adalah perubahan perilaku. Penurunan prokes sudah terjadi sejak pertengahan April lalu. Akibatnya, kasus virus corona kembali meningkat di Jakarta sejak 19 Mei, dengan angka tertinggi 5.582 pada 20 Juni kemarin. Terjadinya lonjakan dipicu oleh banyaknya masyarakat yang tidak patuh terhadap larangan mudik.
Semakin meningkatnya angka pengidap, Sonny Harry B Harmadi menilai perlu mengambil langkah tepat dalam menghentikan laju lonjakan dari penyebabnya. Pasalnya, kini banyak rumah sakit yang sudah penuh, dan akan sangat berbahaya jika lonjakan terus-menerus terjadi. Beliau juga menyebutkan ada tiga langkah strategis yang diperlukan, yaitu:
- Menegakkan atau memperketat prokes.
- Perketat mobilitas. Langkah ini dilakukan jika terbukti masyarakat melakukan mobilitas, yang diikuti dengan lonjakan kasus.
- Batasi aktivitas di luar rumah, seperti pergi ke kantor. Hal tersebut dilakukan mengingat sebagian besar kantor sudah memperlakukan WFO sejak lama.
Baca juga: Gejala yang Harus Diwaspadai pada COVID-19 Second Wave
Tiga langkah strategis tersebut harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab oleh masing-masing orang. Tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri, dan juga keluarga di rumah. Jika tidak, rasanya percuma saja langkah strategis tersebut dicanangkan. Selain ketiga langkah tersebut, berikut ini beberapa hal yang juga harus dibatasi:
1. Melakukan Perjalanan Jauh
Melakukan perjalanan jauh, terutama menggunakan pesawat sangat berisiko memengaruhi lonjakan kasus. Bandara adalah tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai belahan dunia. Mereka bisa saja membawa virus karena datang dari daerah berisiko tinggi.
2. Nongkrong dengan Teman
Sekedar makan atau ngopi bersama teman memang menjadi aktivitas yang menyenangkan. Namun, saat kasus virus corona melonjak tinggi seperti sekarang ini, sebaiknya kurangi aktivitas di luar rumah, ya.
3. Pergi ke Mall
Sekedar jalan-jalan atau membeli kebutuhan sehari-hari di pusat perbelanjaan berisiko menularkan virus corona. Meski hal ini sangat penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi kamu juga perlu mengurangi kebiasaan ini, dan memilih tempat perbelanjaan yang sepi pengunjung.
4. Pergi ke Acara Pernikahan
Banyak orang yang melangsungkan pernikahan saat virus corona masih menjadi pandemi. Hal tersebut menjadi salah satu aktivitas berisiko yang perlu dikurangi, meski sudah menaati proke yang berlaku di lokasi. Apalagi jika banyak tamu yang datang dari berbagai daerah, dengan latar belakang yang tidak diketahui.
Baca juga: Vaksin Disebut Masih Efektif Melawan Varian Baru Virus Corona
Itulah faktor menurunnya prokes, serta beberapa hal yang harus dibatasi agar kasus virus corona dapat segera mereda. Jika kamu mengalami sejumlah gangguan kesehatan, silahkan periksakan diri di rumah sakit terdekat untuk mengetahui masalah apa yang tengah kamu alami. Jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan di mana pun kamu berada, ya.