Waspada, 2 Kebiasaan Ini Dapat Sebabkan Kifosis pada Anak
Halodoc, Jakarta - Kifosis adalah kelainan di area lengkungan tulang belakang yang menyebabkan punggung area atas tampak membulat atau bengkok. Faktanya, setiap orang memiliki tulang belakang yang melengkung, yakni kisaran 25 sampai 45 derajat. Namun, kifosis pada anak bisa mencapai kelengkungan tulang hingga 50 derajat.
Hasilnya ia memiliki postur tubuh lebih bungkuk dibandingkan teman-teman seusianya. Kifosis pada anak hanya menimbulkan sedikit masalah dan tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, pada kasus yang cukup parah, kifosis menyebabkan nyeri dan gangguan pernapasan sehingga perlu ditangani dengan prosedur pembedahan.
Baca Juga: Waspada, Ini Faktor Risiko yang Meningkatkan Seseorang Terkena Kifosis
Ini Kebiasaan Penyebab Kifosis
Kondisi kifosis pada anak bisa dipicu oleh beberapa hal, dan hal ini bisa jadi karena masalah yang sepele. Beberapa kebiasaan buruk yang dapat memicu kifosis pada anak antara lain:
-
Membawa Tas Sekolah yang Berat
Mata pelajaran sekolah yang padat dan beberapa kegiatan ekstrakurikuler mengharuskan anak membawa buku pelajaran dan perlengkapan lebih banyak. Bobot yang dibawanya dalam tas juga semakin berat, terlebih jika harus membawa bekal makan siang, pakaian olahraga, atau pakaian khusus kegiatan ekstrakurikuler.
Jika anak dibiarkan terus membawa beban berat dalam tasnya, maka hal ini bisa memicu terjadinya kifosis. Kelebihan beban memberi tekanan yang tidak semestinya pada otot, ligamen dan disk sehingga merusak postur tubuhnya.
Tidak hanya menyebabkan kifosis, anak-anak yang harus membawa tas berat ke sekolah bisa kehilangan minat untuk ke sekolah. Mereka jadi terbebani karenanya dan mengganggu pikiran. Berat maksimum tas yang boleh anak bawa adalah sepuluh persen dari berat badannya. Jika terdapat kelebihan berat, sebaiknya beberapa perlengkapan lain dipisahkan ke dalam tas jinjing atau goodie bag.
Baca Juga: Ketahui 6 Gejala Seseorang yang Terkena Kifosis
-
Beraktivitas pada Meja yang Lebih Rendah
Kebiasaan sepele ini juga bisa menyebabkan anak mengalami kifosis. Pasalnya, meja yang lebih rendah daripada kursinya akan membuat kepala anak terus melihat ke bawah, dan punggungnya condong ke depan.
Selain itu, kebiasaan anak belajar di lantai tanpa meja dan kursi membuat posisi tubuhnya menjadi rentan terkena kifosis. Jadi, saat anak belajar atau makan dengan posisi yang tidak nyaman ini, maka orangtua harus mengingatkan atau memberikan meja yang membuat posisi duduknya tetap baik. Disarankan juga untuk menggunakan kursi yang memiliki sandaran, agar ada penyanggah tulang belakang tetap tegap. Jika anak lebih senang belajar atau makan di lantai tanpa menggunakan kursi, pastikan gunakan meja lipat kecil untuk meminimalkan terjadinya kebiasaan buruk ini.
Pengobatan Kifosis
Kifosis yang terjadi akibat kebiasaan yang disebutkan tadi biasa diatasi dengan menghindari kebiasaan tersebut atau dengan melakukan fisioterapi. Pada kifosis akibat kelainan tulang belakang, maka metode pengobatan tergantung pada beberapa faktor, seperti usia dan jenis kelamin, serta tingkat keparahan dan fleksibilitas lengkungan tulang punggung.
Umumnya anak yang dilakukan dokter untuk mengobati kifosis adalah dengan pemberian obat-obatan. Jenis obat yang digunakan, antara lain adalah pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen, serta obat untuk osteoporosis. Selain meresepkan obat, dokter juga menyarankan untuk rutin melakukan peregangan supaya memperbaiki fleksibilitas dan meredakan nyeri tulang belakang. Pada anak-anak dengan Scheuermann’s kyphosis, dokter akan menganjurkan penyangga punggung, agar tulang belakang tidak makin melengkung selama masa pertumbuhan.
Pada kifosis yang parah, terutama yang menjepit saraf tulang belakang, dokter menyarankan tindakan spinal fusion. Dalam prosedur ini, dokter memasukkan potongan tulang di antara ruas tulang belakang, kemudian menyangganya dengan pen logam hingga posisi yang normal.
Untuk membantu menjaga kepadatan tulang, dokter akan menyarankan konsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D, membatasi konsumsi alkohol, dan menghindari rokok.
Baca Juga: Waspada Kebiasaan Duduk Penyebab Kifosis
Jika kamu ingin tahu informasi lebih lengkap mengenai kifosis dan cara mengatasinya, kamu dapat menanyakannya kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Dengan aplikasi Halodoc, kamu bisa ngobrol langsung dengan dokter ahli kapan saja dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download aplikasinya sekarang di Google Play atau App Store!