Wajib Tahu, Ini Manfaat Memberikan Vaksin DPT pada Anak
“Vaksin DPT merupakan kombinasi vaksin yang berfungsi untuk melindungi anak dari penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Pemberiannya terbagi menjadi 5 dosis.”
Halodoc, Jakarta – Vaksin DPT diberikan dalam lima dosis, yakni saat anak berusia 2 bulan, 6 bulan, 15 hingga 18 bulan, dan 4 hingga 6 tahun. Pemberiannya juga dilengkapi dengan booster yang diberikan ketika anak menginjak 11 hingga 12 tahun.
Vaksin DPT juga direkomendasikan untuk remaja dan orang dewasa yang belum mendapatkan booster dengan cakupan pertusis. Pemberian booster vaksin DPT sangat disarankan. Apalagi, bagi orang dewasa yang berada dekat atau mengasuh bayi baru lahir. Vaksin booster direkomendasikan setiap 10 tahun sekali.
Vaksin DPT untuk Anak
Difteri, pertusis, dan tetanus menginfeksi dengan cara yang berbeda. Pada difteri dan pertusis, penyebarannya melalui kontak langsung atau menghirup percikan air liur pengidap saat bersin atau batuk.
Sementara tetanus, ini adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit. Penyebabnya sendiri, yakni tusukan paku atau jarum dan gigitan hewan.
Ini penjelasan vaksin DPT yang diklasifikasikan dari penyakitnya:
1. Difteri
Difteri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Mikroorganisme tersebut menghasilkan racun dan menginfeksi selaput lendir di hidung dan tenggorokan.
Gejala awalnya ditandai dengan munculnya selaput atau lapisan berwarna abu-abu. Lapisan ini tampak menutupi amandel dan tenggorokan pengidapnya. Bahkan, bakteri bisa memicu kerusakan organ tubuh jika masuk ke dalam aliran darah.
2. Pertusis
Pertusis atau yang lebih dikenal dengan batuk rejan disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Mikroorganisme ini sangat mudah menular dan menyebabkan peradangan di saluran pernapasan.
Tubuh melawan infeksi bakteri dengan memproduksi banyak lendir. Karena ini, pengidap mengalami gejala berupa batuk berdahak. Jika tidak ditangani, komplikasi seperti pneumonia, mimisan, bahkan kematian mungkin saja terjadi.
3. Tetanus
Tetanus merupakan penyakit yang dipicu oleh infeksi bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini terdapat pada kotoran hewan dan tanah, serta masuk ke dalam tubuh melalui luka.
Mikroorganisme tersebut menginfeksi saraf dan otot dalam tubuh. Akibatnya, pengidap akan mengalami kejang atau kaki pada otot rahang, leher, dada, dan perut. Komplikasinya dapat berupa kerusakan otak akibat kekurangan oksigen.
Sederhananya, pemberian vaksin DPT pada anak efektif mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Jika suatu saat terinfeksi, mereka akan mengalami gejala yang lebih ringan ketimbang anak yang tidak diberikan vaksin.
Efek Samping yang Perlu Diperhatikan
Kebanyakan anak tidak mengalami efek samping pasca vaksin. Kalaupun terjadi, gangguan diklasifikasikan berdasarkan jenisnya. Efek samping yang jarang terjadi, antara lain:
- Nyeri atau bengkak di tempat suntikan.
- Demam.
- Lebih bawel.
- Terlihat kelelahan.
- Kehilangan selera makan.
- Muntah-muntah.
Efek samping yang lebih serius dan jarang terjadi setelah imunisasi, mencakup:
- Demam lebih dari 40 derajat Celsius.
- Menangis tanpa henti lebih dari 3 jam.
- Kejang-kejang yang ditandai dengan tersentak atau otot berkedut.
Sementara efek samping ringan, termasuk:
- Nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan.
- Demam ringan.
- Sakit kepala.
- Terlihat kelelahan.
- Mual, muntah, diare, dan sakit perut.
Efek samping ringan biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari. Ibu juga bisa mempercepat proses penyembuhannya lewat obat-obatan penurun demam, seperti paracetamol.
Namun, pastikan penggunaannya sesuai dosis dan anjuran dokter. Ibu bisa mendapatkan obat yang dibutuhkan dengan download Halodoc segera dan cek kebutuhan obat di Toko Kesehatan.
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2023. Vaccine (Shot) for Diphtheria.
Kid’s Health. Diakses pada 2023. Your Child’s Immunizations: Diphtheria, Tetanus & Pertussis Vaccine (DTaP).
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan