Wajib Tahu, Ini Manfaat Memberikan Vaksin DPT pada Anak

8 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlin SpA   01 Februari 2023

Vaksin DPT merupakan kombinasi vaksin yang berfungsi untuk melindungi anak dari penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.

Wajib Tahu, Ini Manfaat Memberikan Vaksin DPT pada AnakWajib Tahu, Ini Manfaat Memberikan Vaksin DPT pada Anak

DAFTAR ISI

  1. Vaksin DPT untuk Anak
  2. Apa Kata Riset?
  3. Cara Pemberian Vaksin DPT
  4. Jadwal dan Dosis Vaksin DPT
  5. Efek Samping yang Perlu Diperhatikan
  6. Interaksi dengan Obat Lain 
  7. Pantangan Setelah Imunisasi DPT

Vaksin DPT diberikan dalam lima dosis, yakni saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan, dan 5 hingga 7 tahun. Pemberiannya juga dilengkapi dengan booster yang diberikan ketika anak menginjak 10 hingga 18 tahun.

Vaksin DPT juga direkomendasikan untuk remaja dan orang dewasa yang belum mendapatkan booster dengan cakupan pertusis.

Pemberian booster vaksin DPT sangat disarankan. Apalagi, bagi orang dewasa yang berada dekat atau mengasuh bayi baru lahir. Vaksin booster direkomendasikan setiap 10 tahun sekali. 

Vaksin DPT untuk Anak

Difteri, pertusis, dan tetanus menginfeksi dengan cara yang berbeda. Pada difteri dan pertusis, penyebarannya melalui kontak langsung atau menghirup percikan air liur pengidap saat bersin atau batuk.

Sementara tetanus, ini adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit. Penyebabnya sendiri, yakni tusukan paku atau jarum dan gigitan hewan.

Ini penjelasan vaksin DPT yang diklasifikasikan dari penyakitnya:

1. Difteri

Difteri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Mikroorganisme tersebut menghasilkan racun dan menginfeksi selaput lendir di hidung dan tenggorokan.

Gejala awalnya ditandai dengan munculnya selaput atau lapisan berwarna abu-abu.

Lapisan ini tampak menutupi amandel dan tenggorokan pengidapnya. Bahkan, bakteri bisa memicu kerusakan organ tubuh jika masuk ke dalam aliran darah.

2. Pertusis

Pertusis atau yang lebih dikenal dengan batuk rejan disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Mikroorganisme ini sangat mudah menular dan menyebabkan peradangan di saluran pernapasan.

Tubuh melawan infeksi bakteri dengan memproduksi banyak lendir. Karena ini, pengidap mengalami gejala berupa batuk berdahak. Jika tidak ditangani, komplikasi seperti pneumonia, mimisan, bahkan kematian mungkin saja terjadi.

3. Tetanus

Tetanus merupakan penyakit yang dipicu oleh infeksi bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini terdapat pada kotoran hewan dan tanah, serta masuk ke dalam tubuh melalui luka.  

Mikroorganisme tersebut menginfeksi saraf dan otot dalam tubuh. Akibatnya, pengidap akan mengalami kejang atau kaki pada otot rahang, leher, dada, dan perut. Komplikasinya dapat berupa kerusakan otak akibat kekurangan oksigen.

Sederhananya, pemberian vaksin DPT pada anak efektif mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Jika suatu saat terinfeksi, mereka akan mengalami gejala yang lebih ringan ketimbang anak yang tidak diberikan vaksin.

Apa Kata Riset?

Penelitian yang dipublikasikan dalam Sari Pediatri mengevaluasi efektivitas dan keamanan vaksin DPT dalam membentuk kekebalan terhadap difteri dan tetanus pada bayi di Indonesia. 

Imunisasi DPT telah lama menjadi program nasional dan terbukti menurunkan angka kejadian penyakit-penyakit tersebut.

Studi ini mengukur efektivitas vaksin DPT dalam membentuk kekebalan serta mengamati efek samping yang mungkin timbul. 

Penelitian dilakukan pada 160 bayi sehat yang diberikan imunisasi DPT sebanyak tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan.

Kadar antibodi terhadap difteri dan tetanus diukur sebelum dan sesudah setiap imunisasi menggunakan metode ELISA. 

Sebelum imunisasi, sebagian besar bayi belum memiliki kekebalan terhadap difteri dan sebagian kecil belum memiliki kekebalan terhadap tetanus.

Setelah tiga kali imunisasi, kadar antibodi meningkat signifikan, menunjukkan pembentukan kekebalan. 

Efek samping yang timbul umumnya ringan dan hilang dengan sendirinya, tanpa ditemukan reaksi berat.

Kesimpulannya, imunisasi DPT efektif dan aman untuk bayi di Indonesia dalam membentuk kekebalan terhadap difteri dan tetanus, meskipun beberapa bayi mungkin masih memerlukan perhatian khusus setelah imunisasi.

Cara Pemberian Vaksin DPT

Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) diberikan melalui suntikan intramuskular, biasanya di otot paha pada bayi atau otot lengan atas pada anak yang lebih besar. 

Setiap dosis diberikan oleh tenaga medis terlatih dengan menggunakan jarum steril.

Lokasi penyuntikan mungkin sedikit berbeda tergantung pada usia anak atau jenis vaksin yang digunakan, seperti DPT kombinasi.

Jadwal dan Dosis Vaksin DPT

Imunisasi DPT diberikan dalam beberapa tahap sesuai dengan jadwal imunisasi yang direkomendasikan:

  • Dosis Primer: Tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
  • Dosis Booster: Satu kali pada usia 18 bulan dan sekali lagi pada usia 5–7 tahun.
  • Vaksin Lanjutan (Tdap): Diberikan pada remaja dan orang dewasa, biasanya pada usia 10–12 tahun atau saat hamil untuk melindungi bayi yang baru lahir.

Setiap jadwal dapat disesuaikan berdasarkan kondisi kesehatan anak atau rekomendasi tenaga medis.

Vaksinasi Tdap (Boostrix) Bisa di Rumah Pakai Halodoc

Difteri (kesulitan pernapasan), tetanus (kejang otot), dan pertusis (batuk rejan) merupakan penyakit yang sangat berbahaya bagi pengidapnya.

Oleh karena itu, vaksin ini diwajibkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) untuk usia 10 tahun ke atas dan ibu hamil pada trimester ketiga.

Kabar baiknya, kini vaksin Tdap (Boostrix) bisa kamu dapatkan dengan mudah tanpa harus keluar rumah.

Jadi, kamu tak perlu repot pergi ke klinik atau rumah sakit untuk melakukan vaksin. Terlebih untuk ibu hamil yang memiliki kondisi lebih rentan, jadi bisa lebih tenang dan aman ketika menerima vaksin.

Sebab, kamu bisa mendapatkan Vaksinasi Tdap (Boostrix) untuk diri sendiri atau keluarga dari rumah melalui layanan Homecare by Halodoc.

Berikut beberapa keunggulan melakukan imunisasi anak dan vaksin dewasa lewat layanan Homecare by Halodoc:

  • Vaksinasi diberikan 100% oleh Dokter Khusus Vaksinasi. Ini Daftar Dokter yang Tangani Layanan Vaksin Homecare by Halodoc.
  • Setelah vaksin diberikan, petugas medis akan melakukan observasi kondisi kesehatanmu untuk memastikan tidak ada efek samping yang berbahaya.
  • Protokol kesehatan ketat.
  • Partner resmi produsen vaksin internasional, sehingga vaksin terjamin keasliannya dan sudah terdaftar BPOM.
  • Harga vaksin ini mulai dari Rp580.000,-, kamu bahkan bisa melakukan family booking untuk mendapatkan ekstra diskon.
  • Hemat waktu dan biaya.
  • Tanpa biaya tambahan.

Selain itu, kamu juga bisa dapatkan potongan 25% (maksimal Rp 250 ribu) untuk Vaksin Tdap (Boostrix) dengan kode promo VAKSINHD2 di Halodoc Home Lab.

Tunggu apa lagi? Yuk booking sekarang!

Booking Vaksinasi Tdap (Boostrix) Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc.

Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226

Efek Samping yang Perlu Diperhatikan

Mayoritas anak tidak mengalami efek samping setelah vaksinasi.

Namun, jika efek samping muncul, gangguan ini dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya

 Berikut adalah penjelasan detail mengenai efek samping yang mungkin terjadi:

1. Efek Samping Ringan

Efek samping ringan biasanya bersifat sementara dan akan hilang dalam beberapa hari. Contoh efek samping ringan meliputi:

  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan. Area suntikan mungkin terasa sakit atau terlihat sedikit bengkak dan memerah.
  • Demam ringan. Suhu tubuh anak bisa meningkat sedikit sebagai respons terhadap vaksin.
  • Sakit kepala. Si Kecil mungkin merasa tidak nyaman akibat sakit kepala ringan.
  • Kelelahan. Anak bisa tampak lebih lemas atau kurang bersemangat.
  • Mual, muntah, diare, atau sakit perut. Gangguan pencernaan ringan juga bisa terjadi, meskipun jarang.

Penanganan efek samping ringan:

  • Berikan kompres dingin pada area suntikan untuk meredakan nyeri dan bengkak.
  • Pastikan anak mendapatkan cukup cairan dan istirahat.
  • Jika diperlukan, berikan obat penurun demam seperti paracetamol sesuai petunjuk dokter.

2. Efek Samping yang Lebih Jarang Terjadi

Beberapa anak mungkin mengalami efek samping yang lebih menonjol, tetapi masih tergolong tidak serius, seperti:

  • Demam sedang. Suhu tubuh naik di atas normal, namun masih di bawah 39 derajat Celsius.
  • Menangis lebih lama. Anak mungkin menjadi lebih rewel atau menangis dalam waktu yang cukup lama, biasanya karena ketidaknyamanan.
  • Hilang selera makan. Si Kecil enggan makan atau minum sementara waktu.

3. Efek Samping Serius yang Sangat Jarang

Efek samping serius sangat jarang terjadi, tetapi penting untuk segera mencari bantuan medis jika gejala berikut muncul:

  • Demam tinggi (≥40 derajat Celsius). Suhu tubuh yang sangat tinggi bisa menjadi tanda reaksi berlebihan terhadap vaksin.
  • Menangis tanpa henti lebih dari 3 jam. Menangis berlebihan yang tidak kunjung reda perlu diperhatikan lebih lanjut.
  • Kejang-kejang. Kejang biasanya ditandai dengan gerakan tubuh yang tersentak-sentak atau otot yang berkedut.

Interaksi dengan Obat Lain 

Vaksin DPT dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu yang menekan sistem imun, seperti obat imunosupresan, kortikosteroid dosis tinggi, atau obat untuk pengobatan kanker. 

Penggunaan obat-obatan tersebut dapat mengurangi respons imun terhadap vaksin.

Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter jika anak sedang mengonsumsi obat-obatan tersebut sebelum imunisasi.

Pantangan Setelah Imunisasi DPT

Setelah imunisasi DPT, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari:

  • Menggosok area suntikan. Hal ini dapat menyebabkan iritasi atau infeksi di tempat suntikan.
  • Aktivitas berat atau berlebihan. Istirahat yang cukup untuk mengurangi risiko nyeri di area suntikan.
  • Mengabaikan keluhan. Jika Si Kecil mengalami demam tinggi, kejang, atau reaksi alergi, segera hubungi dokter.
  • Memberikan obat tanpa anjuran dokter. Obat pereda nyeri seperti parasetamol hanya diberikan jika diperlukan dan sesuai arahan medis.

Namun, pastikan penggunaannya sesuai dosis dan anjuran dokter. Ibu bisa mendapatkan obat yang dibutuhkan dengan download Halodoc segera dan cek kebutuhan obat di Toko Kesehatan.

Artikel ini diperbarui pada 30 Desember 2024
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2024. Vaccine (Shot) for Diphtheria.
Kid’s Health. Diakses pada 2024. Your Child’s Immunizations: Diphtheria, Tetanus & Pertussis Vaccine (DTaP).
Sari Pediatri. Diakses pada 2024. Imunogenitas Keamanan Vaksin DPT Setelah Imunisasi Dasar.