Wajib Tahu, Ini 4 Jenis Tes dalam Pemeriksaan TBC
“Tuberkulosis atau TBC terjadi karena infeksi bakteri. Diagnosis penyakit ini dilakukan menjalani serangkaian pemeriksaan medis, yaitu tes mantoux, rontgen, tes IGRA, dan tes sputum.”
DAFTAR ISI
- Mengapa Melakukan Pemeriksaan TBC itu Diperlukan?
- Jenis Pemeriksaan TBC
- Ini Pilihan Dokter Paru yang Bisa Bantu Perawatan Tuberkulosis
Halodoc, Jakarta – Tuberkulosis bisa cukup sulit dideteksi karena bakteri dapat bersifat tidak aktif menginfeksi organ paru. Inilah mengapa, melakukan pemeriksaan TBC jadi hal penting untuk dilakukan, apalagi kalau kamu memiliki risiko tinggi tertular masalah kesehatan ini.
Mengapa Melakukan Pemeriksaan TBC itu Diperlukan?
Penyakit TBC menular melalui udara. Ketika pengidap bersin atau batuk, ia akan mengeluarkan percikan dahak atau droplet yang telah terdapat bakteri penyebab tuberkulosis.
Droplet ini memiliki ketahanan di udara hingga beberapa waktu.
Ketika droplet terhirup oleh orang lain, bakteri selanjutnya berpindah ke tubuh orang yang menghirup melalui saluran napas atas atau mulut.
Tak sedikit orang telah mengalami paparan bakteri penyebab TBC yang tidak menunjukkan gejala. Ini berarti, bakteri penyebab TBC dalam kondisi tidak aktif.
Terdapat faktor yang bisa membuat seseorang lebih berisiko terinfeksi penyakit TBC. Inilah mengapa, pemeriksaan TBC penting untuk dilakukan.
Dengan demikian, dokter dapat memutuskan apakah perlu dilakukan pengobatan atau tidak.
Nah, Ini Rekomendasi Dokter Paru untuk Perawatan TBC.
Jenis Pemeriksaan TBC
Sebelum masuk pada pemeriksaan medis, dokter akan bertanya tentang kemungkinan adanya faktor risiko.
Pertanyaan lainnya termasuk apakah kamu pernah melakukan kontak dengan pengidap, pernah melakukan perjalanan ke kawasan endemik TBC, dan pekerjaan serta aktivitas sehari-hari.
Selain itu, dokter juga mungkin bertanya apakah kamu punya kondisi medis tertentu yang berdampak pada penurunan imunitas tubuh, seperti diabetes atau HIV.
Lalu, dokter akan mulai melakukan pemeriksaan fisik, seperti memeriksa apakah terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Kemudian pemeriksaan dilanjutkan pada organ paru dengan bantuan stetoskop ketika kamu bernapas.
Jika ternyata dokter mendapati adanya indikasi TBC, pemeriksaan penunjang tentu dibutuhkan.
Berikut jenis pemeriksaan TBC yang dilakukan untuk menguatkan diagnosis.
1. Tes Mantoux
Tes mantoux tuberculin skin atau disebut juga tes kulit, menjadi pemeriksaan medis yang paling sering dilakukan untuk mendeteksi adanya tuberkulosis.
Pemeriksaan TBC ini dilakukan dengan memasukkan cairan tuberkulin pada bagian bawah lengan melalui suntikan.
Setelahnya, kamu biasanya diminta untuk kontrol ke rumah sakit antara 48 sampai 72 jam setelah mendapatkan suntikan tuberkulin.
Apabila terdapat pengerasan atau benjolan yang disebut indurasi pada bagian tubuh, dokter akan mengukur benjolan tadi.
Hasil diagnosis akan tuberkulosis bergantung pada ukuran benjolan. Semakin besar area tubuh yang mengalami pembengkakan karena suntikan, semakin besar pula potensi terinfeksi bakteri tuberkulosis.
Akan tetapi, tes tuberkulin ini belum bisa menunjukkan apakah TBC yang dialami adalah aktif atau laten.
2. Rontgen Thoraks Paru
Selanjutnya adalah pemeriksaan rontgen thoraks organ paru-paru. Pemeriksaan ini bisa memberikan gambaran bagaimana kondisi paru-paru dan membantu mendeteksi adanya indikasi TBC.
Biasanya, rontgen paru akan dilakukan apabila satu spesimen pemeriksaan dahak menunjukkan hasil yang positif, dan dua spesimen lain menunjukkan hasil negatif.
Dokter juga dapat meminta kamu melakukan rontgen apabila semua hasil pemeriksaan menunjukkan hasil negatif, dan kamu sudah mendapatkan obat antibiotik non-tuberkulosis paru. Namun, tidak terjadi perbaikan.
Melalui hasil rontgen, dokter bisa mengetahui apakah ada tanda infeksi karena bakteri pada organ paru.
Hasil abnormal menunjukkan bakteri penyebab tuberkulosis menginfeksi organ paru secara aktif.
Berdasarkan ulasan yang dimuat dalam RadioGraphics, disebutkan bahwa hasil pemeriksaan rontgen yang abnormal terlihat dari munculnya bagian berwarna putih, dengan bentuk tak teratur pada organ paru.
Bagian tersebut akan muncul sebagai bayangan dengan warna hitam pada hasil pemindaian.
Bagian berwarna putih ini sebenarnya adalah lesi, kerusakan pada jaringan yang muncul karena infeksi.
Semakin lebar bagian putih, semakin besar kerusakan yang terjadi karena infeksi bakteri pada paru-paru.
Dokter kemudian melakukan pemeriksaan terhadap bentuk lesi, guna mendapatkan diagnosis lebih lanjut terkait perkembangan masalah kesehatan ini.
3. Pemeriksaan IGRA
The Interferon Gamma Release Assays atau IGRA adalah bentuk pemeriksaan TBC yang dilakukan dengan mengambil sampel darah.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan guna mengetahui bagaimana imunitas tubuh memberikan respons terhadap bakteri yang menjadi penyebab tuberkulosis.
Sebenarnya, sistem kekebalan tubuh akan membuat molekul yang dikenal dengan nama sitokin.
Pemeriksaan ini bekerja aktif dengan mendeteksi interferon gamma yang merupakan salah satu jenis sitokin.
Pemeriksaan ini biasanya akan lebih efektif apabila hasil pemeriksaan kulit menunjukkan adanya bakteri penyebab TBC, tetapi dokter masih harus memastikan jenis TBC itu.
4. Pemeriksaan Sputum Smear Microscopy
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel cairan dahak untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
Pemeriksaan dengan nama Sputum Smear Microscopy ini mungkin lebih dikenal dengan pemeriksaan BTA atau tes dahak.
Ketika kamu batuk, dokter akan mengambil cairan dari dahak dan mengoleskannya pada kaca tipis.
Nah, proses ini dikenal dengan nama smear. Setelahnya, dokter akan meneteskan cairan tertentu pada dahak dan dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop, untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya bakteri penyebab TBC.
Terdapat cara lain yang bisa menaikkan tingkat akurasi pemeriksaan ini, yaitu memakai mikroskop fluorescent.
Cahaya yang keluar dari alat ini memakai lampu tinggi merkuri, sehingga dokter bisa melihat area sampel dahak lebih luas lagi. Ini tentunya akan mempersingkat waktu proses pemeriksaan.
Potensi terjadinya penularan TBC ditentukan dari jumlah kuman yang muncul pada pemeriksaan sampel dahak. Semakin tinggi nilai derajat positif hasil pemeriksaan, semakin tinggi pengidap menularkan kondisi ini pada orang lain.
Itulah beberapa pemeriksaan TBC yang bisa dilakukan untuk meningkatkan diagnosis terhadap masalah kesehatan tersebut. Apabila kamu berencana untuk melakukan tes medis TBC, kamu bisa memanfaatkan aplikasi Halodoc.
Dengan aplikasi ini, kamu juga bisa melakukan pemeriksaan-pemeriksaan lain secara mudah dan praktis. Cari tahu lebih lanjut dengan klik gambar berikut: