Vaksin dan Obat Virus Corona yang Digunakan di Indonesia
“Sekarang ini ada 10 jenis vaksin COVID-19 yang sudah mendapatkan izin penggunaan dari BPOM. Ada juga beberapa obat virus corona yang umum digunakan.”
Halodoc, Jakarta – Program vaksin corona (COVID-19) di Indonesia sudah berlangsung sejak Januari 2021. Per 19 Juni 2023, data vaksinasi COVID-19 di Indonesia telah mencapai 174.913.078 orang yang telah menerima dua dosis vaksin, dari target sasaran vaksinasi 234.666.020 orang.
Pada awal program berlangsung, jenis vaksin COVID-19 yang masyarakat terima secara bertahap adalah Sinovac. Namun, seiring berjalannya waktu, pemerintah pun mulai menambah jenis vaksin lainnya. Demi tercapainya target jumlah penduduk yang tervaksinasi dan tercapainya kekebalan kelompok.
Daftar Vaksin Corona di Indonesia
Agar bisa masyarakat terima, menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9.860/2020, vaksin corona harus mendapatkan izin edar atau persetujuan penggunaan pada masa darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sekarang ini, ada 10 jenis vaksin COVID-19 yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM. Masing-masing dari jenis vaksin tersebut memiliki mekanisme untuk pemberiannya, baik dari jumlah dosis, interval pemberian, hingga platform vaksin yang berbeda, seperti inactivated virus, berbasis RNA, viral-vector, dan sub-unit protein.
Berikut ini 10 jenis vaksin corona yang ada di Indonesia:
Vaksin buatan Sinovac Biotech Ltd. yang bernama CoronaVac ini merupakan jenis vaksin inaktivasi. Artinya vaksin berisi patogen yang sudah mati, sehingga bisa merangsang terbentuknya sistem kekebalan tubuh tanpa menyebabkan penyakit. Dosisnya adalah dua, dengan jarak waktu antara tiap pemberian minimal selama 28 hari.
Buatan perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca, vaksin corona bekerja dengan cara membawa protein lonjakan ke dalam sel tubuh, sehingga sel-sel bisa membacanya dan membuat salinan protein lonjakan.
Sistem kekebalan tubuh kemudian akan belajar untuk mengenali dan melawan virus SARS-CoV-2. Sama seperti Sinovac, vaksin AstraZeneca juga perlu dua kali penyuntikan dengan jarak waktu pemberian antar dosis yaitu 12 minggu.
Jika kamu ingin mendapatkan vaksin AstraZeneca, simak syarat penggunaannya di sini → Vaksin AstraZeneca Aman, Ketahui Syarat Ini
- Vaksin Moderna
Buatan Moderna, Vaksin COVID-19 ini memiliki klaim efektivitas sebesar 94,5 persen. Vaksin ini berbasis mRNA yang bekerja dengan cara menginstruksikan sel untuk membuat protein linjakan, sehingga tubuh bisa menghasilkan respons kekebalan dan menyimpan informasi tersebut.
Lebih lanjut mengenai vaksin Moderna di Indonesia, bisa kamu baca di sini → Vaksin Moderna Sudah Dapat Izin BPOM dan Siap Digunakan
- Vaksin Sinopharm
Vaksin buatan China National Pharmaceutical Group Corporation ini juga merupakan vaksin inaktivasi yang menstimulasi sistem kekebalan tubuh tanpa risiko menyebabkan penyakit. Dosis Sinopharm adalah sebanyak 2 dosis dengan interval 3-4 minggu.
Vaksin corona Pfizer dan BioNTech juga sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM pada 15 Juli 2021 lalu. Kedua vaksin ini mengklaim memiliki efektivitas 95 persen untuk menangkal virus corona, dan tidak menimbulkan risiko efek samping yang berarti.
Dosisnya adalah sebanyak dua kali penyuntikan dengan interval antar dosis, yaitu 21-28 hari.
- Vaksin Novavax
Vaksin buatan India ini menggunakan teknologi yang berbeda dengan vaksin-vaksin corona lainnya. Dosis Novavax adalah sebanyak dua dosis, berisi protein untuk membawa fragmen virus corona yang tidak berbahaya untuk menghasilkan reaksi kekebalan.
- Vaksin Sputnik V
Vaksin Sputnik V mendapat izin dari BPOM untuk digunakan pada kelompok usia 18 tahun ke atas. Cairan vaksin diberikan secara injeksi intramuskular sebanyak 2 kali penyuntikan dengan rentang waktu 3 minggu.
Vaksin Sputnik V memiliki efektivitas yang cukup tinggi. Simak selengkapnya di sini → Vaksin Corona Rusia, Sputnik V Efektif hingga 95 Persen
- Vaksin Janssen
Jenis vaksin ini juga bisa masyarakat dapatkan. Terutama untuk kelompok usia 18 tahun ke atas, dengan pemberian dosis tunggal atau sekali suntikan.
- Vaksin Convidencia
Ini adalah vaksin corona buatan CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology yang juga merupakan vaksin vector dengan menggunakan Adenovirus.
Vaksin ini sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM dan boleh untuk kelompok usia 18 tahun ke atas dengan pemberian satu kali suntikan.
- Vaksin Zifivax
Zifivax merupakan vaksin buatan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical dengan platform rekombinan protein sub-unit.
Vaksin ini bisa untuk orang berusia 18 tahun ke atas sebagai perlindungan dari virus SARS-CoV-2. Dosisnya adalah sebanyak 3 kali suntikan dengan interval pemberian 1 bulan dari penyuntikan pertama ke penyuntikan berikutnya.
Obat Virus Corona (COVID-19) Kemenkes Apa Saja?
Untuk mengatasi infeksi virus corona, ada beberapa obat yang umum digunakan, yaitu:
- Nilmatrelvir dan Ritonavir (Paxlovid)
Ini adalah obat golongan antivirus, yang dapat pengidap COVID-19 gunakan , terutama untuk yang berusia di atas 12 tahun. Dokter biasanya meresepkan obat ini pada 5 hari sejak gejala pertama muncul.
Nilmatrevir bekerja dengan cara menghentikan virus tumbuh dan menyebar. Sementara itu, ritonavir bekerja dengan cara mencegah tubuh untuk memecah nilmatrevir.
- Remdesivir
Remdesivir adalah obat virus corona yang juga merupakan obat untuk infeksi Ebola dan hepatitis C. Obat ini dapat dokter berikan 7 hari sejak gejala awal muncul. Obat ini untuk orang dewasa dan anak berusia 12 tahun ke atas.
Cara kerja obat ini adalah dengan menghentikan pembentukan materi genetik RNA virus. Jadi, pertumbuhan virus pun terhambat. Penggunaan obat ini tidak boleh sembarangan dan harus dengan pengawasan dokter.
- Molnupiravir
Molnupiravir adalah obat virus corona yang dapat kamu gunakan untuk mengatasi gejala COVID-19 ringan hingga berat. Obat ini hanya boleh untuk orang dewasa yang sudah berusia 18 tahun ke atas, dan harus dengan resep dokter.
- Dexamethasone
Dexamethason adalah obat golongan kortikosteroid yang juga obat virus corona. Obat ini dapat membantu meredakan peradangan dalam tubuh, sehingga bisa mencegah kerusakan paru-paru pada pengidap COVID-19.
Apakah Penderita Covid Harus Minum Antibiotik?
Obat untuk virus corona bukanlah antibiotik. Sebab, antibiotik hanya bekerja untuk melawan bakteri, bukan virus seperti SARS-CoV-2 atau COVID-19. Karena karena COVID-19 terjadi akibat virus, maka antibiotik tidak bisa kamu gunakan sebagai pengobatan.
Jika kamu mendapatkan perawatan di rumah sakit dan diagnosis COVID-19, dokter mungkin akan memberikan antibiotik. Namun, ini bukan untuk mengatasi infeksi virus corona. Melainkan untuk mengatasi infeksi sekunder yang terjadi akibat bakteri.
Itulah 10 jenis vaksin corona yang ada di Indonesia, dan obat-obatannya. Meskipun sudah mendapat vaksinasi, kamu masih tetap perlu menjaga daya tahan tubuh selama masa pandemi ini. Salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi suplemen dan vitamin.
Klik gambar di bawah ini untuk temukan produk vitamin dan suplemen berkualitas hanya di Toko Kesehatan Halodoc.✔️