Urine Berwarna Gelap, Waspada Terkena Cholangitis

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   11 Juni 2019
Urine Berwarna Gelap, Waspada Terkena CholangitisUrine Berwarna Gelap, Waspada Terkena Cholangitis

Halodoc, Jakarta - Empedu adalah cairan hijau yang membantu tubuh mencerna dan menyerap lemak. Selain mencerna lemak, cairan empedu juga membantu membersihkan limbah dari hati. Saat saluran empedu mengalami penyumbatan, maka kondisinya disebut cholangitis, yakni peradangan yang terjadi pada saluran empedu.

Kondisi ini dimulai ketika saluran empedu mengalami penyumbatan, sehingga cairannya dapat kembali ke hati. Oleh sebab itu, kondisi cholangitis bisa menyebabkan kerusakan hati dan masalah lainnya. Cholangitis terbagi atas dua jenis, yaitu cholangitis kronis dan akut.

Cholangitis kronis berkembang secara perlahan, bahkan bisa memakan waktu lebih dari 5-20 tahun. Sedangkan cholangitis akut terjadi secara tiba-tiba dan gejalanya muncul dalam waktu singkat.

Baca Juga: 5 Fakta tentang Penyakit Cholangitis yang Perlu Diketahui

Gejala Cholangitis

Gejala cholangitis tergantung pada jenis yang dialami. Pengidap cholangitis mungkin memiliki gejala yang berbeda-beda. Namun, sebagian besar kasus cholangitis kronis tidak mengalami gejala apapun. Gejala awal yang mungkin dialami oleh pengidap cholangitis yakni kelelahan, kulit gatal, mulut, dan mata yang kering. Pengidap cholangitis kronis, gejala mungkin berupa:

  • Rasa sakit pada perut kanan atas.

  • Berkeringat pada malam hari.

  • Pembengkakkan pada kaki dan pergelangan kaki.

  • Mengalami penggelapan kulit (hiperpigmentasi).

  • Nyeri otot, tulang, dan sendi.

  • Mengalami kembung akibat cairan yang menumpuk di perut.

  • Timbunan lemak di kulit di sekitar mata, kelopak mata siku, lutut, telapak tangan, dan telapak kaki.

  • Tinja berminyak.

  • Urine berwarna gelap karena bercampur dengan cairan empedu.

  • Penurunan berat badan.

  • Perubahan suasana hati dan memori.

Pada pengidap cholangitis akut, gejala yang muncul mungkin berbeda. Gejala yang muncul mendadak mungkin berupa:

  • Demam tinggi selama lebih dari 24 jam

  • Mengalami panas dingin

  • Mual

  • Muntah

  • Sakit punggung

  • Rasa sakit di bawah tulang belikat

  • Perut di sisi kanan atas mengalami kram

  • Tekanan darah rendah

  • Kebingungan

  • Kulit dan mata menguning (jaundice).

Pengobatan Cholangitis

Perawatan untuk cholangitis kronis dan akut mungkin berbeda. Ini karena, penyebab cholangitis bisa bervariasi pada setiap orang. Perawatan juga tergantung pada seberapa dini seseorang didiagnosis mengidap kolangitis. Kedua jenis ini dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati. Dokter dapat merekomendasikan antibiotik seperti yang perlu diminum penisilin, ceftriaxone, metronidazole, dan ciprofloxacin sampai 10 hari.

Baca Juga: Bukan Cuma Infeksi Bakteri, Ini 7 Penyebab Cholangitis

Nah, kalau kamu membutuhkan obat-obatan diatas atau jenis obat lainnya, beli saja melalui aplikasi Halodoc. Klik fitur Buy Medicine yang ada di aplikasi Halodoc untuk membeli obat yang kamu butuhkan. Setelah dipesan, suplemen akan segera diantar ke tempat tujuan. Mudah kan? Makanya, yuk segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Tidak seperti cholangitis akut, tidak ada obat yang tersedia untuk mengobati cholangitis kronis. Namun, terdapat obat yang disebut asam ursodeoxycholic yang bekerja untuk melindungi hati dengan cara meningkatkan aliran empedu.

Akan tetapi, obat tersebut tidak akan mengobati kondisi cholangitis itu sendiri. Memonitor fungsi hati sangat penting bagi pengidap cholangitis kronis. Pada kasus cholangitis yang sudah sangat parah, terdapat beberapa prosedur yang bisa dilakukan, seperti:

1. Terapi Endoskopi

Terapi endoskopi berguna untuk mencegah gejala dengan cara membuka saluran untuk meningkatkan aliran empedu. Pengidap cholangitis mungkin perlu melakukan terapi endoskopi beberapa kali untuk mengobatinya. Sebelum prosedur endoskopi, pengidap mungkin mendapatkan bius total atau lokal.

2. Terapi Perkutan

Terapi perkutan mirip dengan terapi endoskopi, tapi prosedurnya dilakukan melalui kulit. Dokter akan membuat area kulit yang ada di atas empedu mati rasa atau membius pengidap sebelum melakukan prosedur.

3. Operasi

Dokter dapat menghapus bagian saluran empedu yang tersumbat melalui pemasangan stent untuk membuka atau mengeringkan saluran empedu. Sebelum menjalankan prosedur ini, pengidap akan dibius total.

Baca Juga: Jangan Dibiarkan Saja, Cholangitis Bisa Sebabkan 6 Komplikasi Ini

4. Transplantasi Hati

Pada kasus yang serius, pengidap cholangitis mungkin perlu melakukan transplantasi hati. Setelah prosedur transplantasi, pengidap masih perlu meminum obat selama sisa hidup untuk mencegah gejala timbul kembali.