Update Vaksin Corona: Dari yang Efektif Hingga Mulai Uji Tahap Akhir
Halodoc, Jakarta - Virus corona yang merebak akhir tahun lalu membuat sejumlah perusahaan farmasi dunia berlomba-lomba menciptakan vaksin untuk membantu mengatasi pandemi. Sebelum vaksin ditemukan dan didistribusikan secara global, sampai kapan pun pandemi tidak akan pernah berakhir. Pengembangan vaksin virus corona sendiri memakan waktu yang tidak sebentar.
Sebelum diresmikan dan diedarkan, ada beberapa tahap klinis yang harus dilewati. Hingga saat ini ada beberapa kandidat vaksin yang dikembangkan dari sejumlah negara. Namun, hanya sebagian kecil saja yang sudah memasuki dan selesai melakukan uji klinis fase III. Beberapa perusahaan farmasi tersebut, di antaranya Moderna, Pfizer, dan Johnson & Johnson.
Bahkan, dua hasil uji klinis fase III dari ketiga kandidat vaksin yang telah disebutkan di klaim memiliki tingkat keefektifitasan mencapai 90 persen. Lantas, sampai sejauh mana update vaksin corona dari ketiga perusahaan pengembang tersebut? Berikut ini penjelasan selengkapnya terkait dengan hal tersebut.
Baca juga: Perlu Suhu Minus 70, Begini Distribusi Vaksin Corona Pfizer
Vaksin yang Dikembangkan oleh Moderna
Moderna merupakan perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat. Perusahaan ini bekerja sama dengan National Institutes of Health untuk mengembangkan vaksin virus corona. Vaksin yang dikenal dengan sebutan mRNA-1273 memiliki keefektivitasan mencapai 94,5 persen. Dengan tingkat keefektifitasan yang hampir sempurna, vaksin ini dibandrol dengan harga 25–47 dollar AS, atau setara dengan 354.125-524.105 rupiah per dosis.
Biaya yang dikeluarkan tidak terlalu mahal juga tidak terlalu murah. Pihaknya menyatakan jika harga vaksin tersebut hampir setara dengan vaksin flu. Hasil yang mencapai 94,5 persen tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil uji klinis tahap akhir yang dilakukan beberapa waktu lalu. Vaksin ini dilakukan dengan memasukkan potongan materi genetik virus, m-RNA ke dalam sel manusia.
Perusahaan mengembangkan protein virus yang hampir serupa dengan virus corona. Protein yang menyerupai ini diharapkan dapat melatih sistem kekebalan tubuh untuk mengenai keberadaannya. Setelah diedarkan, masing-masing orang perlu mendapatkan dua dosis vaksin, yang diberikan dalam selang waktu empat minggu.
Baca juga: Dinilai Paling Efektif, Ini Bedanya Vaksin Corona Pfizer dan Moderna
Vaksin yang Dikembangkan oleh Pfizer
Perusahaan kedua yang mengembangkan vaksin virus corona adalah Pfizer yang berasal dari Jermal. Perusahaan ini bekerja sama dengan BioNTech, yang mengembangkan vaksin bernama BNT162b2. Vaksin telah diajukan secara resmi kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), agar dapat digunakan dalam keadaan darurat semasa pandemi.
Pengajuan yang dilakukan diambil berdasarkan dari hasil uji klinis fase III sudah dilakukan sejak Juli lalu. Perusahaan ini melibatkan 43 ribu sukarelawan di mana menghasilkan keefektifitasan vaksin sebesar 95 persen. Vaksin ini tidak memicu timbulnya masalah kesehatan serius, bahkan jika diberikan pada seorang lanjut usia.
Sama halnya dengan vaksin produksi Moderna, vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer juga tengah menunggu persetujuan FDA yang akan dikeluarkan pada 10 Desember mendatang. Meskipun FDA sudah menyetujui, tetapi tidak ada satupun orang yang boleh mendapat vaksinasi bila belum disetujui Pusat Kontrol dan Pencegahan Wabah (CDC).
Vaksin yang Dikembangkan oleh Johnson & Johnson
Perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) Johnson & Johnson baru memulai uji coba tahap akhir vaksin virus corona pada Senin (16/11) lalu. Uji coba yang dilakukan melibatkan 6.000 sukarelawan. Pengujian dilakukan untuk rejimen dua dosis vaksin virus corona eksperimental, serta mengevaluasi potensi seberapa lama durasi perlindungan yang dapat diberikan dalam dosis kedua.
Sama dengan vaksin yang dikembangkan oleh Moderna dan Pfizer, vaksin ini juga diberikan dalam dua dosis. Dosis pertama yaitu suntikan plasebo dan vaksin Ad26COV2. 57 hari kemudian disusul dengan suntikan plasebo. Hasil menunjukkan satu dosis kandidat vaksin memicu respons imun tubuh yang kuat, dan dapat ditoleransi dengan baik. Untuk hasil dosis kedua, masih menunggu waktu untuk mengetahuinya.
Baca juga: WHO Nyatakan Vaksin Corona Tak Lantas Hentikan Pandemi
Jika kamu ingin mengetahui bagaimana perkembangan vaksin virus corona saat ini, silakan download aplikasi Halodoc untuk memantau perkembangan selanjutnya. Jika kamu memiliki sejumlah masalah kesehatan yang ingin didiskusikan, silahkan bertanya langsung dengan dokter di Halodoc, ya.