Turun Berok (Hernia), Penyakit Apa itu?
Halodoc, Jakarta – “Jangan angkat beban berat, nanti turun berok”. Mungkin kamu pernah atau sering mendengar larangan tersebut. Apa pula yang dimaksud dengan turun berok? Seperti apa gejalanya?
Baca juga: Jangan Angkat Beban Berat, Ini Bahayanya untuk Ibu Hamil
Dalam istilah medis, turun berok disebut dengan hernia. Ini adalah kondisi di mana organ dalam tubuh menekan dan mencuat ke luar lewat jaringan otot atau jaringan di sekitarnya yang lemah. Kondisi ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
- Batuk berkepanjangan.
- Mengangkat beban yang berat.
- Kenaikan berat badan secara tiba-tiba.
- Kelebihan berat badan (obesitas).
- Konstipasi (sembelit) yang menyebabkan pengidapnya harus mengejan.
- Kehamilan yang akan meningkatkan tekanan dalam perut.
- Penumpukan cairan dalam rongga perut (abdomen).
Apa Saja Jenis Hernia?
Berikut adalah beberapa jenis hernia berdasarkan letaknya:
- Hernia otot, terjadi saat ada sebagian otot yang mencuat pada abdomen.
- Hernia insisi, terjadi saat ada jaringan yang mencuat lewat luka operasi abdomen yang belum sembuh.
- Hernia diafragma, terjadi saat ada organ perut yang berpindah ke rongga dada lewat celah pada diafragma.
- Hernia femoralis, terjadi saat ada jaringan lemak atau sebagian usus yang mencuat ke bagian atas paha bagian dalam.
- Hernia hiatus, terjadi saat ada bagian lambung yang masuk lewat celah pada diafragma dan mencuat ke rongga dada.
- Hernia inguinalis, terjadi saat ada sebagian usus atau jaringan lemak di rongga perut yang mencuat ke selangkangan.
- Hernia umbilikus, terjadi saat ada jaringan lemak atau sebagian usus yang mendorong dan menonjol di dinding abdomen, dekat pusat.
- Hernia spigelian, terjadi saat ada sebagian usus mengorong jaringan ikat perut dan menonjol di dinding perut depan kiri atau kanan bawah pusar.
- Hernia epigastrik, terjadi saat ada jaringan lemak yang mencuat keluar dan menonjol pada dinding abdomen, di antara pusar dan tulang dada bagian bawah.
Apa Saja Tanda dan Gejala Hernia?
Tanda dan gejala hernia bergantung pada jenis hernia yang diidap oleh seseorang. Misalnya:
- Hernia inguinal dan pusar ditandai dengan munculnya pembengkakan tanpa rasa sakit. Pembengkakan ini biasanya akan hilang dengan sendirinya. Pada hernia inguinal, pembengkakan bisa terjadi pada skrotum (kantung buah zakar) dan labia (jaringan di sekitar Miss V).
- Hernia internal menyebabkan gumpalan daging yang empuk dan padat. Sehingga, hernia jenis ini bisa menyebabkan nyeri, mual, muntah, dan sembelit.
Bagaimana Diagnosis Hernia?
Menentukan adanya hernia tidaklah sulit. Sebab, pengidap hernia umumnya menyadari adanya benjolan di area yang rentan mengalami hernia. Hal ini akan dikonfirmasi oleh dokter melalui pemeriksaan fisik. Jika benjolan tidak ditemukan, maka, dokter akan menganjurkan pemeriksaan lanjutan berupa CT Scan dan USG (Ultrasonography) perut.
Apakah Hernia Bisa Diobati?
Hernia bisa diobati dengan atau tanpa operasi. Operasi akan dianjurkan jika hernia menimbulkan gejala yang mengganggu, ukurannya semakin besar, dan bertahan dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 4 tahun). Teknik operasi yang dilakukan akan bergantung pada tipe, ukuran, dan lokasi hernia. Berikut adalah beberapa teknik operasi yang biasa dilakukan pada pengidap hernia:
- Menjahit bagian atau jaringan yang lemah.
- Menggunakan jala (mesh) untuk memperbaiki jaringan yang lemah.
- Teknik laparoskopi dengan sayatan minimal pada kulit. Ini adalah teknik bedah invasif minimal dengan menggunakan alat berdiameter kecil sebagai pengganti tangan dokter saat melakukan prosedur bedah dalam rongga perut.
Kalau kamu memiliki gejala yang disebutkan di atas atau memiliki pertanyaan lain tentang hernia, gunakan aplikasi Halodoc saja. Sebab melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa berbicara pada dokter kapan saja dan dimana saja melalui Chat, dan Voice/Video Call. Jadi, yuk download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!