Trombosit dalam Darah Tinggi Bisa Menjadi Penyakit
Halodoc, Jakarta – Trombosit adalah sel darah yang berfungsi membantu proses pembekuan darah. Dengan begitu, trombosit memiliki peran penting dalam tubuh. Namun, sebaiknya perhatikan jumlah trombosit yang ada dalam tubuh. Terlalu tinggi kadar trombosit dapat membahayakan kesehatan. Kondisi ini dikenal juga sebagai trombositosis.
Baca juga: Ini Alasan Kenapa Harus Rutin Donor Darah
Tidak ada salahnya melakukan pengecekan darah secara rutin untuk menghindari kondisi trombositosis. Biasanya, seseorang yang mengalami trombositosis dapat mengalami beberapa gejala, seperti sakit sakit, dada terasa nyeri, hingga kesemutan di beberapa tubuh. Untuk itu, simak lebih banyak mengenai kondisi trombositosis, di sini!
Kenali Gejala Trombositosis
Normalnya, dalam tubuh seseorang mengandung 150.000–450.000 trombosit per mikroliter darah. Jika per mikroliter darah mengandung di atas 450.000, angka itu sudah cukup tinggi.
Umumnya, pengidap trombositosis tidak akan mengalami gejala apapun di awal kondisi ini terjadi. Namun, gejala akan dirasakan ketika seseorang mengalami gangguan kesehatan yang terkait dengan kondisi ini. Biasanya, pengidap akan rentan mengalami sakit kepala, pusing, nyeri pada bagian dada, kelelahan, hingga kesemutan pada bagian lengan maupun tungkai kaki.
Selain itu, pengidap trombositosis juga rentan mengalami gejala lain, seperti mudah memar, perdarahan pada hidung, mulut, serta gusi, dan munculnya darah pada feses akibat perdarahan pada saluran pencernaan.
Segera lakukan pengecekan darah di rumah sakit terdekat jika gejala kamu alami dalam waktu yang cukup panjang. Penanganan lebih awal tentunya akan mempermudah pengobatan yang bisa dilakukan.
Baca juga: Penyakit yang Sering Menyerang Menurut Golongan Darah
Penyebab Trombositosis
Lalu, apa yang umumnya menyebabkan seseorang mengalami kondisi trombositosis? Sumsum tulang memiliki sel punca yang bisa memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan juga trombosit. Trombosit memiliki fungsi untuk membantu pembekuan darah dalam tubuh.
Trombosit akan menempel untuk membentuk bekuan darah. Namun, jika angka trombosit terlalu banyak, maka kondisi ini dapat berisiko menyebabkan penyumbatan pembuluh darah pada beberapa bagian tubuh.
Namun, penyebab trombositosis bisa dibedakan berdasarkan jenisnya. Trombositosis primer biasanya disebabkan adanya mutasi gen. Sedangkan trombositosis sekunder, terjadi akibat adanya penyakit lain yang menyertai. Seperti, perdarahan akut, kanker, kekurangan zat besi, anemia hemolitik, hingga gangguan inflamasi.
Komplikasi Trombositosis
Jika tidak segera ditangani, trombositosis dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih buruk. Berikut ini komplikasi yang bisa terjadi pada pengidap trombositosis.
1. Penggumpalan Darah
Trombositosis yang tidak diatasi dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah pada pengidapnya. Penggumpalan darah dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, salah satunya otak. Jika kondisi ini terjadi, ada beberapa gejala yang dirasakan oleh pengidap trombositosis, seperti sakit kepala dan pusing. Bahkan, kondisi ini bisa memicu stroke.
2. Perdarahan
Peningkatan jumlah trombosit dapat meningkatkan pembekuan dalam darah. Namun, tingginya jumlah trombosit dalam tubuh kamu juga akan menyebabkan perdarahan. Perdarahan bisa terjadi pada saluran cerna maupun pada kulit. Tingginya kandungan trombosit dalam jumlah yang tidak normal, hal ini justru mengganggu fungsi dari trombosit.
Banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kandungan trombosit dalam tubuh kamu stabil. Menerapkan pola makan sehat, menjaga berat badan tubuh, berhenti merokok, dan rutin melakukan olahraga dapat menjaga kandungan trombosit dalam tubuh.
Baca juga: Ini yang Perlu Diketahui tentang Golongan Darah
Sebaiknya, kamu rajin melakukan cek darah untuk menghindari kelebihan trombosit dalam tubuh. Gunakan Halodoc dan bertanya langsung pada dokter mengenai kesehatan kamu. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!