Tips Melakukan Konseling Psikologi Online
Halodoc, Jakarta – Situasi pandemi sekarang ini membuat orang-orang tidak dapat melakukan aktivitas secara tatap muka, sehingga segala sesuatunya direkomendasikan secara online. Ini termasuk juga konseling masalah psikologi alias kesehatan mental.
Menurut data kesehatan yang dilakukan oleh University of North Carolina Chapel Hill dan Harvard Medical School, 55 persen masyarakat dunia mengalami stres karena pandemi corona. Pertemuan tatap muka yang terbatas menjadikan konseling psikologi secara online menjadi jawaban. Lantas, apa yang harus dilakukan supaya konseling yang dilakukan bisa maksimal?
Baca juga: Benarkah Quaranteam Baik untuk Kesehatan Mental Selama Pandemi?
Yuk, Evaluasi Diri Setiap Hari
Sebelum akhirnya melakukan konseling psikologi online, kamu direkomendasikan untuk mengevaluasi keadaan emosimu. Bagaimana langkahnya? Berikut tahapannya:
1. Luangkan Waktu Setiap Hari untuk Memeriksa Diri
Langkah pertama untuk mengetahui apakah kamu benar-benar tidak baik-baik saja adalah dengan membiasakan diri untuk memperhatikan perasaan ataupun emosi. Coba cek respons stresmu. Ini bisa dicek dengan apakah jantungmu berdebar kencang? Apakah kamu merasa mual? Apakah kamu kesulitan bernapas?
2. Catatlah Pikiran dan Emosi
Ini dilakukan dengan membuat jurnal ataupun tulisan mengenai perbedaan antara memiliki pikiran atau kekhawatiran negatif dengan terikat dalam pikiran negatif ataupun kecemasan di masa depan. Nilai bagaimana tindakanmu dapat memengaruhi diri sendiri dan orang lain. Jika kamu sampai menyerang orang yang kamu cintai atau berpikir untuk menyakiti diri sendiri, itu pertanda besar kamu perlu berbicara dengan seseorang.
3. Berempati dengan Diri Sendiri
Sadari jika kamu mencoba membantu diri sendiri dan itu tidak efektif, kemudian malah memengaruhi kualitas hidup, inilah saatnya untuk meminta bantuan. Karena saat ini sedang pandemi, satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan melakukan konseling psikologi online.
Cara Melakukan Konseling Psikologi Online
Menemukan terapis secara online prosesnya mirip dengan mencari terapi dalam kehidupan nyata. Kecuali, sesi konselingmu dilakukan secara virtual dengan sesi melalui telepon atau video.
Kamu bisa memulainya dengan menyaring rujukan dari kenalan ataupun orang-orang terpercaya yang bisa memberikan rekomendasi. Kalau kamu butuh rekomendasi psikolog yang sesuai dengan kebutuhan, bisa juga ditanyakan langsung ke Halodoc.
Baca juga: Diberhentikan Dari Tempat Kerja, Lakukan Ini untuk Jaga Kesehatan Mental
Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Ada baiknya yang menjadi pertimbangan kamu sebelum memutuskan akan melakukan sesi dengan memeriksa latar belakang spesialisasinya. Apakah terapis terbiasa dengan perawatan penyalahgunaan zat, khusus menangani problem relasi, atau gangguan kecemasan. Selain itu, pertimbangkan juga metode seperti apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Saat memulai sesi, awali dengan menjelaskan apa yang menjadi masalahmu serta apa harapanmu dengan dilakukannya konseling ini. Prinsipnya hampir sama dengan sesi konseling tatap langsung, hanya saja kamu melakukannya secara online.
Baca juga: Sudah Tahu Sakit Kok Tetap Kerja?
Pastikan saja jaringan ataupun koneksi internetmu cukup baik, sehingga komunikasi dapat berlangsung dengan lancar. Apakah konseling online ini cukup efektif? Pada akhirnya, ini tergantung pada karakteristik orang tersebut.
Sekarang ini tidak ada pilihan lain selain melakukan aktivitas secara daring. Apalagi kalau kebutuhannya mendesak dan persoalan kesehatan mental bukanlah isu yang sepele tetapi cukup serius. Seperti dilansir dari VOA Indonesia, psikolog Bagus Takwin dari Universitas Indonesia yang tergabung dalam Tim Sinergi Mahadata Tanggap COVID-19 UI, mengatakan terjadi peningkatan gangguan kesehatan mental selama pandemi corona. Selain itu, ia juga mengatakan ketakutan terburuk bukan pada tindakan bunuh diri melainkan hidup tanpa jiwa.
Sebuah studi pada 2014 yang diterbitkan dalam jurnal Behavior Research and Therapy menemukan bahwa terapi perilaku kognitif online efektif dalam mengobati gangguan kecemasan. Demikian juga studi pada 2018 yang dimuat di Journal of Anxiety Disorders menemukan bahwa terapi perilaku kognitif online sama efektifnya dengan pengobatan langsung untuk depresi berat, gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, dan gangguan kecemasan umum.