Tips Cetak Anak Berprestasi di Era Digital
Halodoc, Jakarta - Era digital tidak hanya membawa perubahan pada kebiasaan hidup sehari-hari, tetapi juga pola pikir dan cara belajar anak-anak. Dahulu, anak-anak di sekolah perlu cepat-cepat mencatat materi yang ditulis guru di papan tulis ke dalam buku, karena ketika papan penuh akan dihapus. Sekarang, pemandangan itu sepertinya jarang terjadi.
Guru zaman sekarang kerap menjelaskan materi menggunakan presentasi di PowerPoint, dan memproyeksikannya ke depan kelas. Murid tinggal menyimak penjelasan dan meminta salinan dokumennya pada guru usai pelajaran jika diperlukan. Akibatnya, anak jadi malas mencatat. Cara menghafal pelajaran pun berubah.
Tidak hanya itu, era digital juga ternyata memengaruhi cita-cita anak. Kini profesi impian mereka bukan lagi seputar dokter, insinyur, dan polisi. Melainkan youtuber, beauty vlogger, dan profesi-profesi baru lainnya yang lahir berkat kemajuan digital.
Baca juga: Usia yang Tepat untuk Mulai Pendidikan Seks pada Anak
Coba Tips Berikut
Jika pola pikir anak zaman sekarang telah berubah, orangtua pun perlu menyesuaikan. Jangan sampai kita masih menganggap nilai 100 adalah segalanya sementara remaja kita lebih bangga bisa membuat Youtube channelnya sendiri.
Oleh karena itu, orangtua generasi Z perlu memahami karakter anak agar mereka bisa mencetak prestasi sesuai dengan sudut pandang mereka. Beberapa tips berikut mungkin bisa membantu:
1. Kenali Minat dan Bakat
Biasanya, minat dan bakat sudah nampak saat anak masih kecil. Namun, seiring dengan bertambahnya pengetahuan mereka, kegemaran mereka akan suatu hal akan berubah. Cermati hal tersebut. Jika anak terlihat sangat menyukai suatu aktivitas dan hal tersebut tidak bertentangan dengan prinsip yang kita anut, tawarkan untuk mendalami ilmu tersebut. Baik melalui les, mengikuti kompetisi, menyediakan peralatan penunjang, serta memperbolehkannya mengalokasikan waktu untuk belajar secara otodidak.
2. Ajarkan Disiplin Waktu
Di luar jam sekolah, anak biasanya memiliki banyak waktu luang. Untuk melepas penat akan rutinitas, mereka boleh-boleh saja asyik dengan gadgetnya, karena orangtua milenial pun demikian. Namun, ingatkan mereka bahwa salah satu kunci kesuksesan adalah memanfaatkan waktu dengan baik.
Baca juga: 3 Cara agar Anak Terhindar dari Night Terror
Jangan sampai waktu habis untuk melakukan hal yang tidak bermanfaat. Diskusikan dengan anak mengenai definisi “bermanfaat”, karena bisa saja update status Instagram bagi mereka bermanfaat bagi track record mereka di dunia maya sementara kita menganggap hal tersebut tidak berguna.
3. Tentukan Target
Bisa saja hal yang remaja sukai hanyalah kegemaran musiman atau sekadar tuntutan pergaulan. Untuk membedakannya, tantang mereka untuk menentukan target. Mereka yang memiliki kemampuan akademis yang baik, bisa menggunakan nilai tugas dan ujian di sekolah sebagai acuan.
Bagi yang menyukai seni, menargetkan jumlah karya yang dibuat atau dipublikasikan bisa menjadi hal yang menantang. Penggemar olahraga dapat mengikuti klab dan kompetisi sebagai acuan. Jangan lupa, ajak mereka untuk membuat target jangka panjang sehingga mereka tahu semua usaha mereka akan menghasilkan apa.
4. Bekali Nilai-Nilai Agama
Nilai-nilai agama ibarat benteng, yang akan melindungi anak-anak dari berbagai hal negatif. Nilai-nilai agama dan keluarga yang dipegang dengan baik juga dapat membantu mereka menentukan tujuan hidup, memberi motivasi saat gagal, serta menemukan lingkungan yang suportif dan apresiatif.
Baca juga: Pentingkah Menekankan Anak untuk Berprestasi Sejak Usia Dini?
5. Jadilah Orangtua yang Suportif
Mendapat support atau dukungan dari orang terdekat, terutama orangtua, adalah hal penting yang dibutuhkan anak dalam perjalanannya menuju dewasa dan meraih prestasi. Apresiasi ketika berhasil, beri dukungan ketika gagal, dan jangan memaksakan impian pribadi pada anak, adalah hal-hal yang perlu dilakukan orangtua.
Miliki pola pikir modern, dan selalu beri anak gambaran akan begitu banyaknya kesempatan dan jalan untuk meraih prestasi di masa depan. Hal ini akan membuat anak lebih bersemangat dalam mencapai cita-cita, ketimbang memecut anak untuk belajar tanpa henti.
Itulah sedikit penjelasan tentang cara cetak anak berprestasi di era digital. Jika anak memiliki gangguan kesehatan, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
*artikel ini pernah tayang di SKATA