Tes COVID-19: Tujuan, Jenis, dan Prosedur
"Tes COVID-19 adalah tes yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus SARS-Cov-2 ataupun antibodi yang dibuat tubuh setelah terkena COVID-19 atau setelah divaksinasi."
Tes COVID-19 Tes COVID-19 adalah tes yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus SARS-Cov-2 atau dikenal dengan COVID-19. Tes ini juga sering dijadikan sebagai persyaratan perjalanan, untuk pemeriksaan medis tertentu, ataupun kebutuhan kantor. Mengetahui tujuan, jenis, dan prosedur pelaksanaan tes COVID-19 dapat membantu kamu memilih jenis tes yang sesuai dengan kebutuhan.
Ada beberapa kriteria seseorang perlu melakukan tes COVID-19, yaitu:
- Memiliki gejala COVID-19.
- Melakukan kontak erat dengan seseorang yang positif COVID-19.
- Mereka yang telah mengambil bagian dalam aktivitas yang akan menempatkan mereka pada risiko. Misalnya baru melakukan perjalanan dari daerah dengan paparan COVID-19 yang tinggi atau petugas kesehatan.
- Mereka yang tidak memiliki gejala, tetapi dianggap prioritas oleh departemen kesehatan atau dokter setempat.
Tujuan Pemeriksaan COVID-19
Tes COVID-19 dilakukan untuk mendeteksi virus corona itu sendiri atau antibodi yang dibuat sebagai bagian dari respons imun terhadap keberadaan virus. Tes virus mendeteksi infeksi aktif dan bekerja paling baik selama tujuh hari sejak gejala pertama kali muncul.
Pemeriksaan COVID-19 menjadi bagian penting karena dapat menahan laju pandemi. Mengidentifikasi individu yang terinfeksi dapat membantu mencegah penularan COVID-19. Selain itu, hasil tes COVID-19 dapat membantu penyedia layanan kesehatan membuat keputusan yang tepat tentang perawatan gejala yang dialami.
Jika hasil tes positif, kamu akan diminta untuk melakukan karantina untuk mencegah penularan virus ke orang lain. Hasil tes negatif berarti virus penyebab COVID-19 tidak terdeteksi pada spesimen yang dikumpulkan dari hidung atau tenggorokan.
Hasil tes negatif juga menunjukkan bahwa semua jenis gejala COVID-19 yang kamu alami seperti batuk, demam, kelelahan, dan lainnya kemungkinan besar disebabkan oleh penyakit lain, seperti flu atau pilek.
Meskipun jarang terjadi, ada kemungkinan hasil negatif ataupun positif dari pemeriksaan bisa saja palsu. Biasanya, penyedia layanan kesehatan akan mempertimbangkan hasil tes tersebut bersama semua aspek lain. Mulai dari riwayat kesehatan, termasuk gejala, kemungkinan paparan, dan lokasi geografis tempat yang baru saja dikunjungi.
Jenis Pemeriksaan COVID-19
Ada berbagai tes yang bisa dilakukan untuk memeriksa apakah kamu terinfeksi COVID-19 atau tidak.
- Tes PCR (Polymerase Chain Reaction). Tes ini dilakukan terutama untuk orang dengan gejala seperti demam/suhu tubuh tinggi, batuk yang terus-menerus, atau perubahan pada indra penciuman ataupun pengecap. Kamu disarankan untuk tetap isolasi mandiri sampai hasil tes keluar.
- Tes Rapid Antigen. Tes ini disebut juga sebagai tes “viral”, karena bertujuan untuk mencari infeksi virus. Tes ini dilakukan ketika kamu tidak memiliki gejala. Satu sampai tiga orang dengan COVID-19 yang tidak memiliki gejala dapat menulari orang di sekitarnya. Tes antigen dapat membantu mengetahui apakah orang tersebut benar terinfeksi COVID-19 dengan cepat, sehingga tindakan yang cepat dan tanggap bisa dilakukan.
- GeNose C19. Tes ini dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM). Cara kerja GeNose adalah dengan mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi COVID-19 dan bisa dideteksi dari napas. GeNose C19 sempat menjadi salah satu persyaratan perjalanan, tetapi untuk saat ini tidak lagi.
Persiapan Sebelum Tes COVID-19
Sebelum melakukan tes COVID-19, tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan. Hanya saja kamu perlu mengetahui tujuan kamu melakukan pemeriksaan. Apabila kamu ingin melakukan perjalanan, pastikan kamu melakukan jenis tes sesuai dengan yang direkomendasikan oleh dinas kesehatan dan aturan perjalanan yang diberlakukan pemerintah.
Lain halnya jika tujuan dari tes COVID-19 ini karena kamu mencurigai adanya indikasi kamu terinfeksi COVID-19. Apabila kamu sudah memiliki gejala, jenis tes yang direkomendasikan adalah PCR untuk mendapatkan hasil akurat dan pasti. Kalau kamu tidak bergejala, rekomendasi tesnya adalah tes Rapid Antigen.
Perlu diketahui, tes COVID-19 akan memberikan sensasi ketidaknyamanan karena ada prosedur pengambilan lendir dari hidung ataupun tenggorokan. Pastikan kamu tetap rileks, mengikuti arahan dari petugas medis, bernapas seperti biasa saat proses pengambilan lendir, dan menahan diri untuk tidak memberikan respon berlebihan seperti menarik napas terlalu kencang atau bergerak tiba-tiba.
Prosedur Pemeriksaan COVID-19
Prosedur pemeriksaan COVID-19 dilakukan sesuai dengan jenis tesnya. Tes PCR dan Rapid Antigen keduanya dilakukan dengan cara mengambil lendir dari hidung ataupun tenggorokan. Alat yang digunakan untuk mengambil sampel mirip cotton bud, tetapi dengan tungkai lebih panjang.
Alat tersebut akan diputar selama lebih kurang 15 detik untuk mendapatkan sampel yang dibutuhkan. Belakangan, banyak orang yang melakukan swab mandiri, padahal secara medis ini tidak direkomendasikan.
Kesalahan dalam pengambilan sampel dapat berisiko terhadap hasil yang salah atau cidera pada area yang terkena swab. Tes swab ataupun prosedur pemeriksaan COVID-19 ini membutuhkan skill khusus dari petugas medis, sehingga sebaiknya tidak sembarang dilakukan.
Sejauh ini tes PCR memiliki akurasi lebih tinggi dibanding tes lainnya, karena tes ini langsung mendeteksi materi genetik dari RNA virus. Tes Rapid Antigen adalah pemeriksaan cepat untuk mengetahui antigen virus yang memicu kekebalan tubuh.
GeNose C19 yang dulunya sempat menjadi salah satu pilihan untuk pemeriksaan COVID-19, prosedurnya lebih simpel. Cukup mengembuskan beberapa napas di kantong yang tersedia, maka hasilnya bisa langsung kelihatan apakah terdeteksi COVID-19 atau tidak. Harga untuk tes GeNose C19 ini juga sangat terjangkau. Sayangnya, untuk saat ini tes ini belum lagi digunakan.
Hal yang Perlu Dilakukan Setelah Pemeriksaan COVID-19
Apabila jenis pemeriksaan yang kamu lakukan adalah PCR, kamu perlu menunggu selama beberapa jam atau hitungan hari sebelum mendapatkan hasilnya. Dalam kurun waktu menunggu tersebut, kamu disarankan untuk melakukan isolasi mandiri sampai hasil akhirnya keluar.
Hasil PCR akan menentukan apakah kamu perlu mendapatkan perawatan COVID-19 atau tidak. Jika hasil tes positif, kamu direkomendasikan untuk melakukan karantina dan mendapatkan obat-obat medis sebagai rangkaian penanganan untuk kondisimu. Sedangkan jika hasilnya negatif, kemungkinan kamu mengalami kondisi lain yang mengakibatkan timbulnya gejala menyerupai COVID-19.
Tidak seperti PCR, hasil tes Rapid Antigen tidak membutuhkan waktu yang lama. Kamu hanya perlu menunggu kurang dari 20 menit. Baik pemeriksaan PCR maupun Rapid Antigen, hasilnya akan langsung terintegrasi dengan aplikasi Peduli Lindungi. Kamu bisa langsung mengaksesnya melalui aplikasi tanpa perlu menunggu lama di tempat pemeriksaan.
Ingin melakukan tes COVID-19 secara praktis dari rumah? Kamu bisa mencoba layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek dan Surabaya). Tes ini dilakukan oleh profesional kesehatan tepercaya, jadi sudah pasti terjamin akurat hasilnya. Yuk, klik gambar di bawah ini untuk gunakan layanan ini: