Terungkap! Alasan Mengapa Ibu Hamil Harus Menghindari Hewan Peliharaan
Halodoc, Jakarta - Memiliki hewan peliharaan yang sudah lama menjadi kesayanganmu di saat hamil memang cukup dilematis. Di satu sisi, seorang calon ibu tentu harus ekstra ketat menjaga kandungannya. Menurut dr. Prima Progestian, SpOG, beberapa hewan memang ada yang membahayakan ibu hamil, namun ada pula yang tidak. Semua itu bergantung dari seberapa dekat bumil melakukan kontak dengan hewan tersebut.
Kalau tidak hati-hati, bisa saja parasit dari hewan seperti anjing dan kucing masuk ke dalam tubuhmu dan membahayakan janin. Bahaya hewan peliharaan pada ibu hamil tak bisa dianggap sepele. Berikut terdapat parasit, bakteri dan virus yang dikhawatirkan apabila ibu hamil dekat-dekat dengan binatang peliharaan, 4 diantaranya yaitu:
1. Toksoplasma
Selain tersebar melalui makanan mentah dan daging setengah matang, parasit ini juga bisa muncul dari kotoran hewan terutama kucing. Kotoran kucing inilah yang kemudian dapat mengkontaminasi makanan yang terkena kontak dengannya. Jika toxoplasma melintasi plasenta dalam trimester pertama kehamilan, di situlah letak bahaya hewan peliharaan yang dapat sangat merusak janin. Masalah yang mampu ditimbulkan parasit ini pada ibu hamil yakni kelahiran prematur atau berat tubuh lahir rendah, cacat sistem saraf pusat serius, kerusakan pada mata serta otak bayi dan bahkan keguguran atau hilangnya nyawa pada bayi setelah lahir.
2. Bakteri E. Coli
Meski tidak membahayakan janin, namun bakteri dari bahaya hewan peliharaan ini bisa membuatmu jatuh sakit. Bakteri Escherichia coli atau e. coli biasanya ditemukan pada daging dan kotoran sapi, namun ia juga dapat ditemukan pada domba, babi, anjing, dan daging unggas. Infeksi dari bakteri tersebut mampu menyebabkan kram dan nyeri perut yang berdampak negatif, muntah atau pun diare.
3. LCMV
LCMV (Lymphocytic Choriomengingtis Virus) biasanya terdapat pada hewan-hewan pengerat seperti hamster. LCMV merupakan virus yang sangat berbahaya jikalau menginfeksi ibu hamil. Karena virus ini mampu menembus dinding plasenta dalam rahim dan menginfeksi janin dalam kandungan. Sementara infeksi LCMV pada janin juga fatal, karena menjadikan bayi cacat lahir, hingga hilangnya nyawa.
4. Bakteri Salmonela
Bila kamu sering beraktivitas dengan reptil (kadal, iguana, kura-kura, ular), burung (beo, kenari, kutilang dan merpati), pastikan selama 9 bulan ini kamu menghindarinya. Apa bahaya hewan peliharaan tersebut bagi kehamilan? Ya, bakteri salmonella. Bakteri salmonella berisiko membuat kekebalan tubuhmu menurun drastis. Kalau sudah begitu, sang jabang bayi pun bisa ikut melemah.
Batasan Kontak Fisik dengan Hewan Peliharaan Selama Kamu Hamil
Menghindari dalam konteks ini bukalah sama sekali tidak boleh sesekali melihat hewan peliharaanmu. Hanya saja ada batasan-batasan kontak fisik pada hewan peliharaan yang umum dipelihara sebagai berikut:
Jika Kamu Memelihara Anjing:
- Hindari peralatan makan, tidur dan benda-benda lainnya yang dapat terkena kotoran (feces) anjing.
- Pastikan anjing kamu telah disuntik vaksin dan bebas kutu, karena ibu hamil perlu menghindari paparan zat kimia yang terdapat pada obat pembasmi kutu.
Jika Kamu Memelihara Kucing:
Menurut dokter spesialis kandungan yang berpraktik di Brawijaya Women & Children Hospital dr. Prima Progestian, SpOG, sebisa mungkin hindari kontak fisik berlebih seperti memeluk, mencium, apalagi tidur dengan kucing. Lalu pastikan kembali kucingmu sudah terbebas dari parasit toksoplasma dengan divakasin dari jauh-jauh hari.
Itulah alasan-alasan mengapa ibu hamil sementara harus menghindari hewan peliharaan selama 9 bulan mengandung. Ketahui apa yang harus dihindari dan dilakukan selama berada pada masa kehamilan dengan berdisuksi pada dokter ahli terpercaya di Halodoc. Selain itu, Halodoc juga memudahkanmu dalam membeli obat-obatan secara online lewat layanan Pharmacy Delivery yang sampai hanya dalam waktu 1 jam. Jangan tunda-tunda lagi, download aplikasi Halodoc di Google Play dan App Store sekarang juga!
BACA JUGA: Ibu Hamil Bisa Tularkan HIV Pada Janin?