Ternyata Mudah, Ini 3 Tips Mengatasi Acrophobia
"Penanganan acrophobia sama seperti fobia pada umumnya, yaitu melalui terapi. Jenis terapinya bisa berupa, terapi perilaku kognitif, terapi paparan dan pemberian obat-obatan untuk mengurangi kecemasan."
Halodoc, Jakarta – Seseorang yang punya ketakutan esktrem terhadap ketinggian disebut sebagai acrophobia. Mereka merasa sangat cemas saat memikirkan atau membayangkan ketinggian. Ketika dihadapkan dengan situasi yang sebenarnya, pengidap acrophobia bisa mengalami serangan panik.
Ada sejumlah faktor pemicunya, mulai dari pernah jatuh dari ketinggian atau melihat seseorang jatuh dari ketinggian. Pengalaman tidak menyenangkan saat menaiki pesawat juga bisa memicu fobia.
Jenis fobia ini perlu segera ditangani apabila sampai mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat pengidapnya mengisolasi diri untuk menghindari pemicu fobia. Perawatan utamanya yakni dengan terapi bicara, terapi paparan atau terapi obat-obatan.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Berikut jenis terapi untuk mengatasi fobia:
1. Terapi perilaku kognitif
Terapi bicara atau terapi perilaku kognitif sering menjadi perawatan lini pertama fobia. Terapis mengajari kamu untuk mengubah pemikiran tentang ketinggian dan cara bereaksi. Tujuannya untuk menciptakan kendali atas pikiran dan perasaan yang tidak normal.
2. Terapi paparan
Jenis terapi dilakukan dengan memaparkan pemicu rasa takut. Terapis akan melakukannya secara bertahap dan di lingkungan yang terkendali. Misalnya, terapis memulai dengan memberikan gambar gedung tinggi, menonton video orang-orang melintasi tali, memanjat, atau melintasi jembatan sempit.
Ketika pengidap acrophobia sudah mulai bisa mengendalikan rasa takutnya, terapis bisa membawanya ke balkon atau menggunakan tangga. Selain memaparkan, terapis juga mengajari teknik relaksasi untuk mengatasi ketakutan.
3. Terapi virtual
Terapi ini membuat visualisasi tempat atau keadaan yang sangat tinggi menggunakan teknologi komputer. Berdasarkan beberapa penelitian, cara ini lebih efektif untuk mengontrol dan mengurangi kecemasan pengidap fobia ketinggian.
4. Terapi obat-obatan
Perawatan ini untuk pengidap fobia sering mengalami kecemasan dan serangan panik. Jenis obat-obatan yang dapat diresepkan, yaitu:
- Beta-blocker untuk menjaga tekanan darah dan detak jantung agar stabil dan mengurangi gejala fisik kecemasan lainnya.
- Benzodiazepin untuk menenangkan dan mengurangi gejala kecemasan.
- D-sikloserin untuk meningkatkan manfaat terapi paparan.
Kenali Tanda-Tandanya
Tanda-tandanya sama seperti fobia pada umumnya, yaitu bisa menyasar fisik dan psikis. Berikut tanda-tanda acrophobia:
1. Gejala emosional
Panik ketika tidak berpijak ke tanah. Pengidap secara naluriahnya akan mulai mencari sesuatu untuk berpegangan atau kesulitan untuk menjaga keseimbangan diri.
2. Gejala fisik
Gejala fisik acrophobia mirip dengan fobia spesifik lainnya, dan mungkin termasuk:
- Sakit dada.
- Pusing.
- Mual.
- Detak jantung cepat.
- Sesak napas.
- Gemetaran.
5. Perilaku menghindar
Pengidapnya akan berusaha keras untuk menghindari pemicu fobia. Mereka akan sangat cemas jika harus menginap di hotel di lantai tinggi, atau harus bekerja di gedung di lantai tinggi.
Perilaku menghindar ini tentu saja bisa menghambat aktivitas sehari-hari. Misalnya, kamu tidak dapat bersekolah, pergi bekerja, mengunjungi teman, atau meninggalkan rumah, karena ketakutan.
Punya keluhan kesehatan? Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat. Kalau kamu berencana mengunjungi rumah sakit, buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc supaya lebih mudah dan praktis. Jangan tunda untuk memeriksakan diri sebelum kondisinya semakin memburuk. Download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Acrophobia (Fear of Heights)
Healthline. Diakses pada 2022. Understanding Acrophobia, or Fear of Heights
Very Well Mind. Diakses pada 2022. Acrophobia: The Fear of Heights
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan