Terbentuk dari Folikel Rambut, Ini Gejala Kista Epidermoid
Halodoc, Jakarta - Berbicara masalah kista, umumnya pikiran langsung tertuju pada kista ovarium, payudara, atau ginjal. Namun, sebenarnya jenis-jenis kista tak hanya itu saja. Masih banyak lagi jenis-jenis kista, salah satunya kista epidermoid.
Kista ini timbul dan membuat benjolan di bawah kulit. Sebagian besar kasus kista epidermoid, lebih sering muncul pada bagian kepala, wajah, leher, punggung, dan area kelamin.
Lalu, seperti apa sih penyebab dan gejala dari kista Epidermoid?
Baca juga: 5 Tindakan Medis yang Bisa Dilakukan untuk Hilangkan Kista
Bukan Sekadar Benjolan
Di tahap awal, pengidap kista epidermoid biasanya tak merasakan keanehan atau gejala. Akan tetapi, bila kista pecah lain lagi ceritanya. Kondisi ini akan menyebabkan pembengkakan hingga keluarnya cairan kuning dan berbau.
Timbulnya benjolan merupakan gejala yang umumnya dirasakan pengidap kista epidermoid. Namun, benjolan yang timbul tak hanya sekadar benjolan, alias memiliki karakter, antara lain:
-
Umumnya benjolan muncul di daerah wajah, tubuh bagian atas, ataupun leher.
-
Area di sekitar kista menjadi kemerahan dan bengkak ketika mengalami peradangan atau infeksi.
-
Benjolannya berukuran sebesar kelereng hinga bola pingpong.
-
Keluarnya cairan kental berwarna kuning dan berbau tak sedap ketika kista pecah.
-
Muncul atau tampak komedo hitam pada puncak benjolan.
Segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.
Gejalanya sudah, bagaimana dengan penyebabnya?
Terperangkapnya Protein di Bawah Kulit
Kista epidermoid ini terjadi akibat penumpukan keratin. Keratin sendiri merupakan protein yang terjadi secara alami di sel-sel kulit. Nah, kista epidermoid ini akan berkembang ketika protein terperangkap di bawah kulit. Terperangkapnya bisa disebabkan karena gangguan pada kulit atau folikel rambut (tempat rambut tumbuh). Kista ini dapat terkait dengan kondisi genetik tertentu, terutama jika kista tumbuh sebelum pubertas. Misalnya, sindrom Gardner dan Gorlin.
Selain itu, banyak faktor yang bisa menyebabkan sel-sel mati terjebak di bawah kulit sehingga menyebabkan kista epidermoid. Contohnya, mulai dari infeksi HPV, jerawat, cedera pada kulit, hingga paparan sinar matahari yang berlebihan.
Baca juga: Ini Perbedaan Tumor, Kista, dan Miom
Lewat Sayatan hingga Pembedahan
Kista epidermoid merupakan benjolan yang jinak yang umumnya menimbulkan masalah kesehatan. Kista ini juga bisa menghilang dengan sendirinya. Oleh sebab itu, sebagian kasusnya tak membutuhkan pengobatan. Namun, meski tidak bersifat kanker, kista epidermoid ini tak boleh dianggap remeh. Segeralah temui dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat.
Andaikan kista menimbulkan masalah, seperti menyebabkan peradangan atau nyeri, biasanya dokter akan melakukan tindakan. Misalnya, dengan pemberian antibiotik dan mengeluarkan nanah dengan menyayat bagian luar kista.
Selain itu, ada pula prosedur lainnya untuk mengatasi kista ini. Bila kista menyebabkan keluhan yang jauh lebih serius atau mengganggu penampilan, salah satu caranya bisa dengan pengangkatan kista melalui prosedur pembedahan.
Pada saat perawatan luka setelah operasi, usahakan agar luka tetap kering. Konsumsilah makanan yang mengandung protein agar untuk menunjang jaringan baru agar cepat terbentuk.
Selain itu, luka perlu dibersihkan dengan cairan salin normal (seperti cairan infus atau air bersih). Gunakan antiseptik yang mengandung iodine. Luka mesti dibersihkan secara teratur jika kotor atau basah.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol kapan dan di mana saja dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!