Terapi Plasma Darah Siap Diluncurkan Tiga Minggu Lagi
Halodoc, Jakarta - Terapi plasma darah yang menjadi perbincangan dua minggu lalu, kini telah menemukan titik terang. Prosedur yang “katanya” ampuh dalam mengatasi virus corona tersebut berisi antibodi yang terbuat dari darah orang-orang yang telah pulih dari infeksi COVID-19.
Pengembangannya sendiri merupakan inisiatif dari Palang Merah Indonesia (PMI) yang bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, yaitu lembaga penelitian biologi molekuler di bawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Berenang Bisa Tularkan Virus Corona?
Terapi Plasma Darah Siap Diluncurkan Tiga Minggu Lagi
Dilansir dari media lokal Indonesia, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio menyatakan bahwa terapi plasma konvalesen sudah siap diluncurkan di Indonesia. Saat ini, prosesnya sudah sampai dalam langkah mempersiapkan Unit Transfusi Darah (UTD) yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat pengambilan plasma darah.
Tempatnya sendiri tidak bisa sembarangan, karena PMI sudah menentukan jaringan UTD yang memiliki kapasitas dalam pengambilan plasma, serta memiliki sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman juga menjamin bahwa badar antibodi yang akan didonorkan akan sesuai dengan syarat minimun.
Prosesnya sendiri akan dilakukan dalam bentuk pelayanan berbasis penelitian. Dengan kata lain, pelayanan akan dilakukan di rumah sakit terpilih dan rumah sakit yang bersedia untuk melakukan terapi plasma darah. Terapi ini juga kemungkinan akan dilakukan di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Solo, Yogyakarta, Malang, serta Bandung, di rumah sakit setempat dengan fasilitas yang mumpuni.
Baca juga: Ini 3 Asupan Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Corona
Begini Cara Kerja Plasma Konvalesen Guna Memerangi COVID-19
Terapi plasma konvalesen merupakan bentuk vaksinasi pasif, yang dilakukan dengan menggunakan plasma darah pengidap virus corona yang sudah dinyatakan sembuh. Plasma darah mereka sendiri mengandung kekebalan atau antibodi yang nantinya akan diberikan kepada pengidap yang masih positif terinfeksi virus corona.
Proses pelaksanaannya sendiri sebenarnya sama seperti prosedur transfusi darah. Tim medis akan mengambil plasma mantan pengidap COVID-19, sebanyak 500 cc. Dari masing-masing pendonor plasma, mereka dapat mendonorkan darah sekaligus untuk dua pengidap positif COVID-19, serta dapat memberikan ulang selama 14 hari sekali.
Setelah plasma darah dari mantan pengidap virus corona didapat, pemberian kepada pengidap positif COVID-19 akan berjalan selama kurang lebih 4 jam, dan dilakukan secara perlahan. Dalam satu jam pertama, tim medis akan mengawasi apakah ada efek samping atau tidak. Jika selama satu jam pertama tidak ada efek samping yang muncul, hal tersebut menandakan jika prosedur aman dilakukan.
Baca juga: Jenis Sel Manusia yang Rentan Terinfeksi COVID-19
Terapi plasma darah ini dapat diberikan melalui dua jalur, yaitu dengan penelitian, yang dilakukan berdasarkan rumah sakit terdekat, serta otonomi, yaitu pasien memiliki hak untuk meminta atau menolak terapi yang akan diberikan. Bagaimanapun prosedur pelaksanaannya, semoga ini adalah titik terang dari masalah krisis kesehatan dunia yang hingga kini belum ditemukan jalan keluarnya.
Untuk lebih jelasnya mengenai serangkaian prosedur yang akan dilalui, kamu dapat bertanya sejelas-jelasnya dengan dokter di aplikasi Halodoc. Tanyakan pula risiko dan efek samping apa saja yang kemungkinan bisa terjadi.
Referensi:
Media Indonesia. Diakses pada 2020. Tiga Pekan lagi, Indonesia Siap Gunakan Plasma Konvalesen.
Media Indonesia. Diakses pada 2020. Plasma Konvalesen Sembuhkan Covid-19.
Wired. Diakses pada 2020. The blood of coronavirus survivors could help tackle the pandemic.