Terapi Antiretroviral (ART) untuk Pengidap HIV dan AIDS
Halodoc, Jakarta – Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) sudah dikenal sebagai penyakit serius yang berpotensi mengancam nyawa. Penyakit yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV) ini membahayakan kondisi pengidapnya dengan cara merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terserang infeksi dan penyakit.
Sayangnya, belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan HIV/AIDS sampai saat ini. Meski begitu, ada banyak obat yang bisa mengendalikan HIV dan mencegahnya menimbulkan komplikasi. Obat-obatan ini disebut terapi antiretroviral (ART), ini ulasannya.
Baca juga: Lebih Waspada, Ketahui Gejala hingga Fase Virus HIV/AIDS
Mengenal Terapi Antiretroviral
Terapi antiretroviral adalah pengobatan yang direkomendasikan untuk semua orang yang terinfeksi HIV. ART tidak bisa menyembuhkan HIV, tapi obat-obatan HIV bisa membantu pengidap hidup lebih lama dan lebih sehat. ART juga bisa mengurangi risiko penularan HIV.
ART biasanya merupakan kombinasi dari tiga atau lebih obat dari beberapa kelas obat yang berbeda. Pendekatan ini efektif untuk menurunkan jumlah HIV dalam darah. Ada banyak pilihan ART yang menggabungkan tiga obat menjadi satu pil untuk diminum sekali sehari.
Setiap kelas obat memblokir virus dengan cara yang berbeda. Tujuan terapi ini melibatkan kombinasi obat dari kelas yang berbeda, yaitu:
- Memperhitungkan resistensi obat individu (genotipe virus).
- Menghindari terbentuknya jenis HIV baru yang resisten terhadap obat.
- Memaksimalkan penekanan virus dalam dari.
ART biasanya menggunakan dua obat dari satu kelas ditambah obat ketiga dari kelas dua.
Kelas obat anti-HIV meliputi:
- Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTI), yang bermanfaat mematikan protein yang dibutuhkan HIV untuk membuat duplikat dirinya sendiri.
- Nucleoside atau nucleotide reverse transcriptase inhibitors (NRTIs) adalah versi yang salah dari blok bangunan yang dibutuhkan HIV untuk membuat duplikat dirinya sendiri.
- Protease inhibitor (PI) menonaktifkan protease HIV, protein lain yang dibutuhkan HIV untuk menggandakan dirinya sendiri.
- Inhibitor integrase bekerja dengan menonaktifkan protein yang disebut integrase, yang digunakan HIV untuk memasukkan materi genetiknya ke dalam sel T CD4.
- Inhibitor masuk atau fusi, bermanfaat untuk memblokir masuknya HIV ke dalam sel T CD4.
Mengenal Cara Kerja Terapi ART
HIV menyerang dan menghancurkan sel CD4 dari sistem kekebalan yang bertugas untuk melawan infeksi. Dengan matinya sel CD4, tubuh menjadi sulit untuk melawan infeksi dan kanker terkait HIV tertentu.
Obat HIV bekerja dengan cara mencegah HIV berkembang biak atau menggandakan dirinya sendiri, sehingga jumlah HIV dalam darah (disebut viral load) bisa berkurang. Memiliki lebih sedikit HIV dalam tubuh memberi kesempatan pada sistem kekebalan untuk pulih dan memproduksi lebih banyak sel CD4.
Meskipun masih ada beberapa HIV di dalam tubuh, sistem kekebalan bisa menjadi cukup kuat untuk melawan infeksi dan kanker yang bisa disebabkan oleh HIV. Dengan mengurangi jumlah HIV dalam tubuh, risiko penularan virus tersebut juga bisa dikurangi.
Jadi, tujuan utama pengobatan HIV adalah mengurangi viral load pengidap ke tingkat yang tidak terdeteksi. Viral load tidak terdeteksi berarti tingkat HIV dalam darah terlalu rendah untuk dideteksi dengan tes viral load. Pengidap HIV yang mempertahankan viral load tidak terdeteksi secara efektif tidak berisiko menularkan virus tersebut ke pasangan yang HIV-negatif melalui hubungan seks.
Kapan Pengidap HIV Sebaiknya Memulai Terapi ART?
Orang yang terinfeksi HIV harus mulai mengonsumsi obat HIV secepat mungkin. Sangat penting bagi orang dengan kondisi terkonfirmasi AIDS atau positif terinfeksi HIV stadium dini (periode hingga 6 bulan setelah terinfeksi virus) untuk segera memulai terapi antiretroviral.
Wanita dengan HIV yang sedang hamil dan belum menggunakan obat HIV juga harus mulai minum obat HIV secepat mungkin.
Baca juga: 2 Tes untuk Mendeteksi HIV AIDS dalam Tubuh
Tips Penggunaan Terapi ART
Agar terapi antiretroviral efektif, pengidap dianjurkan untuk minum obat sesuai resep, tanpa melewatkan dosis satu kali pun. Tetap gunakan terapi ART meskipun kamu sudah memiliki viral load yang tidak terdeteksi. Hal itu bertujuan untuk membantu:
- Menjaga agar sistem kekebalan kamu tetap kuat.
- Mengurangi risiko kamu terkena infeksi.
- Mengurangi kemungkinan kamu mengembangkan HIV yang resisten terhadap pengobatan.
- Mengurangi kemungkinan kamu menularkan HIV ke orang lain.
Bicarakanlah dengan dokter tentang risiko efek samping, kendala minum obat dan masalah kesehatan mental atau penggunaan zat yang mungkin menyulitkan kamu untuk tetap menjalani ART.
Mengunjungi dokter secara teratur juga penting untuk memantau kesehatan dan respons kamu terhadap pengobatan. Segera beritahu dokter bila kamu mengalami masalah dengan terapi ART, sehingga kamu bisa bekerja sama dengan dokter untuk menemukan cara untuk mengatasi masalah tersebut.
Baca juga: Pengobatan HIV dan AIDS Berlaku Seumur Hidup, Ini Penjelasannya
Itulah penjelasan tentang terapi antiretroviral yang bisa digunakan untuk pengidap HIV dan AIDS. Kamu juga bisa beli obat yang kamu butuhkan dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Jadi, tidak perlu repot-repot keluar rumah, tinggal order dan pesananmu akan diantar dalam waktu sejam. Yuk, download aplikasinya sekarang juga.