Swab Antigen dan Rapid Antigen, Sama atau Beda?
Swab atau rapid antigen berfungsi untuk mendeteksi COVID-19.
DAFTAR ISI
- Apa Itu Rapid Test untuk Virus Corona?
- Apa Bedanya Rapid Antigen dan Swab Antigen?
- Bagaimana Cara Kerja Rapid Antigen?
- Swab atau Rapid Antigen Dilakukan untuk Mendeteksi Penyakit Apa Saja?
- Apakah Rapid Test Antigen Bisa Dilakukan Sendiri?
Kamu tentu pernah dengar tentang swab antigen dan rapid antigen. Kedua istilah tersebut merujuk pada pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis infeksi virus corona atau COVID-19. Namun, apakah keduanya adalah tes yang sama atau berbeda?
Tidak sedikit orang yang bingung antara antara kedua tes tersebut. Padahal, keduanya adalah tes yang sama, lho. Hanya saja, penyebutannya saja yang berbeda. Lebih jelasnya, simak ulasannya yuk!
Apa Itu Rapid Test untuk Virus Corona?
Rapid test untuk virus corona adalah metode pengujian yang digunakan untuk mendeteksi infeksi SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19.
Tes ini dirancang untuk memberikan hasil dengan cepat, biasanya dalam waktu 15 hingga 30 menit, sehingga memudahkan proses diagnosis.
Rapid test menjadi alat penting dalam upaya deteksi dan pengendalian penyebaran COVID-19, terutama dalam situasi yang memerlukan hasil cepat.
Namun, penting untuk menggunakan hasil rapid test sebagai bagian dari penilaian yang lebih komprehensif dan bukan sebagai satu-satunya basis keputusan medis.
Apa Bedanya Rapid Antigen dan Swab Antigen?
Rapid (test) antigen dan swab antigen adalah jenis tes yang sama.
Disebut rapid antigen, karena tes untuk mendeteksi virus corona tersebut dapat memberikan hasil diagnosis yang cepat, yaitu hanya dalam waktu 15 menit.
Sementara itu, beberapa orang kerap menyebutnya swab antigen.
Karena tes ini dilakukan dengan metode swab atau usap untuk mengambil sampel dari sekresi hidung dan tenggorokan.
Walaupun prosedurnya cepat, tes ini bisa memberikan hasil yang cukup akurat. Simak selengkapnya di sini → Meski Cepat, Hasil Tes Swab Antigen Tetap Tepercaya
Namun, keduanya adalah jenis tes antigen yang sama dan dirancang untuk mendeteksi protein tertentu dari virus yang memunculkan respons kekebalan tubuh.
Tes antigen adalah tes imun yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu yang menunjukkan adanya infeksi virus saat ini.
Rapid antigen biasanya digunakan untuk mendiagnosis patogen pernapasan, seperti virus influenza dan respiratory syncytial virus (RSV).
Namun, American Food and Drug Association (FDA) memberikan otorisasi penggunaan darurat (EUA) untuk tes antigen sebagai tes untuk mengidentifikasi SARS-CoV-2.
Tes antigen juga relatif murah dan dapat digunakan di tempat-tempat perawatan.
Alat yang sudah diotorisasi ini juga dapat memberikan hasil diagnosis dalam waktu sekitar 15 menit.
Namun, rapid test antigen umumnya kurang akurat dibandingkan tes virus yang mendeteksi asam nukleat dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau disebut juga tes PCR.
Lebih lanjut mengenai perbedaan swab atau rapid antigen dengan PCR, bisa kamu baca di sini → Ketahui Perbedaan dari Swab Test Antigen dan PCR
Meski begitu, rapid test antigen atau disebut dengan swab antigen membantu menyaring orang-orang untuk mengidentifikasi apakah mereka membutuhkan tes yang lebih pasti atau tidak.
Bagaimana Cara Kerja Rapid Antigen?
Antigen adalah molekul yang mampu menstimulasi respons imun. Molekul tersebut dapat berupa protein, polisakarida, lipid, atau asam nukleat.
Tiap antigen memiliki fitur permukaan yang berbeda yang dikenali oleh sistem kekebalan.
SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, memiliki beberapa antigen yang diketahui, termasuk nukleokapsid fosfoprotein dan spike glikoprotein.
Rapid test antigen dapat mengungkapkan bila seseorang saat ini sedang terinfeksi patogen seperti virus SARS-CoV-2.
Berbeda dengan tes PCR yang mendeteksi keberadaan materi genetik, rapid test antigen mendeteksi protein atau glikan, yaitu seperti protein lonjakan yang ditemukan di permukaan SARS-CoV-2.
Tes ini bekerja paling baik ketika orang tersebut dites pada tahap awal terkena infeksi SARS-CoV-2, di mana beban virus umumnya paling tinggi.
Tes ini juga bermanfaat untuk mendiagnosis orang-orang yang diketahui memiliki risiko besar untuk terpapar virus corona.
Rapid antigen juga digunakan sebagai tes skrining. Di mana pengujian berulang dapat dengan cepat mengidentifikasi orang yang terinfeksi SARS-CoV-2.
Jadi, tindakan pencegahan penularan infeksi dapat segera dilakukan. Namun, bila hasilnya didapati positif, dokter masih perlu melakukan tes PCR untuk memastikan diagnosis.
Swab atau Rapid Antigen Dilakukan untuk Mendeteksi Penyakit Apa Saja?
Bukan cuma mendeteksi penyakit COVID-19, swab antigen juga dapat mendeteksi berbagai penyakit lain, yaitu:
- Malaria.
- Hepatitis B.
- Flu.
- Infeksi bakteri jenis Streptococcus.
- Demam Berdarah Dengue (DBD).
Apakah Rapid Test Antigen Bisa Dilakukan Sendiri?
Banyak orang melakukan rapid test antigen mandiri di rumah.
Namun, hal ini sebenarnya tidak disarankan, karena ada risiko bahaya yang dapat terjadi.
Terutama bagi orang yang memiliki bentuk hidung yang bengkok atau tidak normal.
Struktur hidung yang tidak normal dapat membuat rongga hidung jadi lebih sempit.
Hal ini akan membuat prosedur swab antigen jadi lebih menyakitkan dan tidak nyaman.
Risiko lainnya jika kamu melakukan tes sendiri adalah alat swab patah di dalam rongga hidung.
Jadi, sebaiknya tes ini dilakukan oleh petugas medis atau ahlinya.
Itulah pembahasan mengenai swab dan rapid antigen, fungsi, dan cara kerjanya.
Ternyata, kedua tes ini adalah tes yang sama, hanya penyebutannya saja yang berbeda.
Referensi:
SRL Diagnostics. Diakses pada 2021. Antigen Test for COVID-19: How Is It Different from Coronavirus Testing.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. Interim Guidance for Rapid Antigen Testing for SARS-CoV-2.
Halodoc. Diakses pada 2023. Tes Swab Antigen.Halodoc. Diakses pada 2023. Ini Bahaya Lakukan Swab Antigen Sendiri Tanpa Bantuan Nakes.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan