Sulit Menelan Makanan? Awas Mungkin Terserang Akalasia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 Februari 2019
Sulit Menelan Makanan? Awas Mungkin Terserang AkalasiaSulit Menelan Makanan? Awas Mungkin Terserang Akalasia

Halodoc, Jakarta – Akalasia adalah kelainan langka yang membuat susah menelan makanan dan cairan. Akalasia  terjadi ketika saraf dalam tabung yang menghubungkan mulut dan perut (kerongkongan) menjadi rusak.

Akibatnya, kerongkongan kehilangan kemampuan untuk menekan makanan serta katup berotot antara kerongkongan dan lambung (sfingter esofagus bagian bawah) tidak sepenuhnya rileks, sehingga makanan sulit masuk ke perut. Tidak ada obat untuk akalasia. Tapi, gejala biasanya dapat dikelola dengan terapi invasif minimal atau pembedahan.

Akalasia dapat diabaikan atau salah didiagnosis, karena memiliki gejala yang mirip dengan gangguan pencernaan lainnya. Untuk mendiagnosis akalasia, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan:

Manometri Esofagus

Tes ini mengukur kontraksi otot ritmis di kerongkongan ketika kamu menelan, bagaimana koordinasi dan kekuatan yang diberikan oleh otot kerongkongan, serta seberapa baik sfingter esofagus bagian bawahmu untuk rileks atau terbuka selama menelan.

Baca juga: Cara Redakan Sakit Tenggorokan yang Sering Kambuh

Sinar-X dari Sistem Pencernaan Bagian Atas

Sinar-X diambil setelah kamu minum cairan kapur yang melapisi dan mengisi lapisan dalam saluran pencernaan. Lapisan ini memungkinkan dokter melihat siluet kerongkongan, lambung, dan usus bagian atas. Kamu mungkin juga diminta menelan pil barium yang dapat membantu menunjukkan penyumbatan kerongkongan.

Endoskopi Bagian Atas

Dokter akan memasukkan tabung tipis dan fleksibel yang dilengkapi dengan cahaya dan kamera (endoskop) di tenggorokan. Tujuannya untuk memeriksa bagian dalam kerongkongan dan perut. Endoskopi dapat digunakan untuk menentukan penyumbatan sebagian kerongkongan jika gejala atau hasil studi barium menunjukkan kemungkinan itu. Endoskopi juga dapat digunakan untuk mengumpulkan sampel jaringan (biopsi) yang akan diuji untuk komplikasi refluks seperti Barrett's esophagus.

Baca juga: Minum Es dan Makan Gorengan Bisa Bikin Radang Tenggorokan?

Bagaimana Pengobatan Akalasia?

Perawatan Akalasia berfokus pada relaksasi atau pemaksaan membuka sfingter esofagus bagian bawah, sehingga makanan dan cairan dapat bergerak lebih mudah melalui saluran pencernaan. Untuk perawatan khususnya tergantung pada usia dan tingkat keparahan kondisi.

Perawatan non-bedah meliputi:

Dilatasi pneumatic, ketika balon dimasukkan ke dalam sfingter esofagus dan dipompa untuk memperbesar lubangnya. Prosedur rawat jalan ini mungkin perlu diulangi jika sfingter esofagus tidak tetap terbuka. Hampir sepertiga dari orang yang diobati dengan pelebaran balon membutuhkan perawatan berulang dalam waktu enam tahun.

Botox (Toksin Botulinum Tipe A)

Relaksan otot ini dapat disuntikkan langsung ke sfingter esofagus dengan endoskopi. Suntikan mungkin perlu diulangi untuk melakukan operasi nanti jika diperlukan. Botox umumnya direkomendasikan hanya untuk orang yang bukan kandidat yang baik untuk dilatasi pneumatik atau pembedahan, karena usia atau kesehatan secara keseluruhan.

Obat

Dokter mungkin menyarankan pelemas otot, seperti nitrogliserin (Nitrostat) atau nifedipine (Procardia) sebelum makan. Obat-obatan ini memiliki efek pengobatan terbatas dan efek samping yang parah.

Baca juga: Ini Cara Mengatasi Radang Tenggorokan

Pembedahan mungkin direkomendasikan untuk orang yang lebih muda, karena perawatan non-bedah cenderung kurang efektif pada kelompok ini. Opsi bedah meliputi:

  1. Hot Myotomy

Dokter bedah memotong otot di ujung bawah sfingter esofagus agar makanan lebih mudah masuk ke lambung. Prosedur ini dapat dilakukan secara non-invasif (myotomy Heller laparoskopi). Orang yang memiliki myotomy Heller nantinya dapat mengembangkan penyakit refluks gastroesofageal (GERD).

  1. Penggandaan Dana

Dokter bedah membungkus bagian atas perut di sekitar sfingter esofagus bagian bawah, untuk mengencangkan otot dan mencegah refluks asam. Fundoplikasi dapat dilakukan bersamaan dengan Heller myotomy, untuk menghindari masalah dengan refluks asam di masa depan. Fundoplikasi biasanya dilakukan dengan prosedur invasif minimal (laparoskopi).

  1. Myotomy Endoskopi Peroral (POEM)

Dokter bedah menggunakan endoskop yang dimasukkan melalui mulut dan ke tenggorokan untuk membuat sayatan di lapisan dalam esofagus. Kemudian seperti dalam myotomy Heller, ahli bedah memotong otot di ujung bawah sfingter esofagus. POEM tidak termasuk prosedur anti-refluks.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai akalasia, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.