Sulit Atur Emosi, Waspada Gejala Gangguan Kepribadian Ambang
Halodoc, Jakarta - Memang tidak semua orang pintar mengatur emosi. Namun, jika sulit mengatur emosi dan suasana hati yang berubah-ubah ini terus memburuk dan berlangsung lama, bisa jadi itu gejala gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder. Gejala khas dari gangguan kepribadian ini adalah cara pandang, berpikir, dan kesulitan mengatur emosi yang berbeda dengan orang lain.
Pengidap gangguan kepribadian ambang juga biasanya mengalami masalah dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini termasuk dalam menjalin hubungan dengan keluarga dan orang di sekitarnya. Orang yang berusia remaja atau awal dewasa lebih rentan mengalami gangguan kepribadian ambang.
Baca juga: Insomnia Bisa Buat Borderline Personality Disorder Makin Parah
Emosi yang Tak Stabil Jadi Gejala Gangguan Kepribadian Ambang
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa salah satu ciri khas dari gangguan kepribadian ambang adalah berubah-ubahnya suasana hati dan sulit mengatur emosi. Hal ini dapat terjadi dalam beberapa jam, ketika kambuh. Pengidap gangguan ini dapat merasa hampa, kosong, dan bahkan sulit mengontrol emosi atau amarahnya.
Selain kesulitan mengatur emosi, pengidap gangguan kepribadian ambang juga mengalami gangguan pola pikir dan persepsi. Mereka akan merasa seolah-olah dirinya tidak pernah baik. Tak jarang juga ada perasaan takut diabaikan, sehingga mereka kerap melakukan tindakan-tindakan yang nekat atau ekstrem.
Pada beberapa kasus, pengidap gangguan kepribadian ambang juga dapat berperilaku impulsif dan cenderung membahayakan dirinya sendiri. Misalnya seperti melukai diri sendiri, melakukan upaya bunuh diri, kelainan makan, atau penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol.
Baca juga: 4 Faktor Risiko pada Remaja yang Bisa Terkena Borderline Personality Disorder
Meski begitu, tidak semua pengidap gangguan kepribadian ambang mengalami gejala yang sama. Mereka bisa saja mengalami gejala yang berbeda-beda dan tidak semuanya mengalami emosi labil, termasuk juga tingkat keparahannya, frekuensi kambuhnya gejala, serta durasi gejala.
Apa Penyebab Gangguan Kepribadian Ambang?
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan gangguan kepribadian ambang. dalam hal ini termasuk faktor lingkungan, misalnya pengalaman tidak menyenangkan atau perlakuan buruk dari orang lain. Selain itu, gangguan gangguan ini juga bisa terjadi karena faktor genetik, seperti kelainan pada otak, terutama pada area yang mengatur emosi. Namun, ada juga anggapan bahwa gangguan kepribadian ambang bisa terjadi karena ciri kepribadian tertentu.
Untuk mengetahui penyebab pastinya, diperlukan diagnosis dari ahli. Jadi, jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala gangguan kepribadian ambang, sebaiknya segera cari bantuan medis. Agar lebih mudah, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan psikolog lewat chat atau buat janji dengan psikolog di rumah sakit, untuk melakukan pemeriksaan langsung.
Baca juga: Ini yang Terjadi pada Pengidap Borderline Personality Disorder
Pengidap gangguan kepribadian ambang harus mendapat penanganan. Jika tidak, ada banyak komplikasi yang mungkin terjadi, seperti misalnya depresi, gangguan makan, gangguan bipolar, gangguan kecemasan berlebihan, dan masih banyak lagi. Apalagi di lingkungan sosial, pengidap gangguan kepribadian ambang bisa terancam kehilangan pekerjaan, retaknya hubungan dengan orang terdekat, hingga risiko bunuh diri.
Oleh karena itu, selalu waspadalah dengan gejala gangguan kepribadian ambang dan sadarilah jika ada orang terdekat yang mengalami gangguan kepribadian ini. Kamu bisa memberikan bantuan dengan menyarankannya bercerita langsung pada ahlinya dan selalu dampingi ia. Dengan meminta bantuan ahli dan melakukan penanganan sejak dini, kemungkinan risiko berbahaya akibat gangguan kepribadian ambang bisa saja dihindari.
Referensi:
NIH. Diakses pada 2020. Borderline Personality Disorder.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Borderline Personality Disorder.
NHS. Diakses pada 2020. Borderline Personality Disorder.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan