Suka Marah-Marah Tanpa Sebab, Waspada Gangguan BPD
Halodoc, Jakarta – Marah merupakan salah satu cara untuk meluapkan emosi negatif. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan meluapkan emosi melalui kemarahan, selama dilakukan dalam batas yang wajar. Namun hati-hati jika hal ini terlalu sering dilakukan, apalagi tanpa alasan yang tidak jelas. Suka marah-marah tanpa alasan yang jelas bisa menjadi salah satu tanda gangguan BPD, apa itu? Simak pembahasannya di bawah ini!
Sering marah-marah bisa menjadi gejala gangguan BPD (borderline personality disorder) atau gangguan kepribadian ambang. Kondisi ini merupakan gangguan mental yang ditandai dengan suasana hati serta citra diri yang sering berubah-ubah dan perilaku yang impulsif. Seseorang yang mengalami BPD memiliki cara pikir, cara pandang, serta perasaan yang berbeda dibanding orang lain pada umumnya.
Baca juga: Ini yang Terjadi pada Pengidap Borderline Personality Disorder
Mengenal BPD dan Gejala Lainnya
Gangguan ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami penurunan kualitas hidup, Salah satunya dalam menjalin hubungan dalam keluarga, teman, dan lingkungan pekerjaan. Gangguan ini umumnya muncul pada periode menjelas usia dewasa. Dengan penanganan berupa psikoterapi dan pemberian obat, borderline personality disorder dapat diatasi seiring dengan bertambahnya usia.
Gejala gangguan kepribadian ini biasanya muncul pada usia remaja menjelang dewasa dan dapat bertahan hingga usia dewasa. Gejala yang muncul dapat berupa gejala yang ringan hingga berat. Gejala tersebut dapat digolongkan menjadi empat bagian, yaitui:
- Kondisi suasana hati yang tidak stabil. Kondisi ini biasanya bertahan selama beberapa jam. Seperti merasa hampa atau kosong, serta kesulitan mengendalikan amarah.
- Gangguan pola pikir dan persepsi. Seperti tiba-tiba memikirkan bahwa dirinya buruk dan merasa takut akan diabaikan, sehingga melakukan perbuatan yang ekstrim.
- Perilaku impulsif. Perilaku ini cenderung membahayakan dirinya sendiri atau melakukan tindakan ceroboh dan tidak bertanggung jawab. Contohnya, melukai diri sendiri, mencoba bunuh diri, melakukan hubungan intim tanpa pengaman, penyalahgunaan alkohol, atau makan berlebihan.
- Menjalin hubungan yang intens, tetapi tidak stabil. Kondisi ini ditandai dengan bisa sangat mengidolakan seseorang dan tiba-tiba menganggap orang tersebut bersikap kejam atau tidak peduli.
Namun, tidak semua pengidap BPD mengalami seluruh gejala tersebut. Sebagian hanya mengalami beberapa gejala. Tingkat keparahan, frekuensi, serta durasi terjadinya gejala bisa berbeda-beda pada setiap pengidap yang tergantung pada kondisi gangguan yang dialami.
Baca juga: Borderline Personality Disorder Bisa Sebabkan Mood Naik Turun
Sementara itu, penyebab pasti borderline personality disorder belum dapat diketahui dengan jelas. Beberapa faktor yang diduga dapat memicu terjadinya kondisi ini adalah:
- Lingkungan. Sejumlah faktor lingkungan yang negatif diduga dapat menimbulkan gangguan kepribadian ini. Contohnya, riwayat pelecehan dan penyiksaan semasa kecil, atau dicampakkan oleh orangtua.
- Genetik. Menurut beberapa penelitian, gangguan kepribadian dapat diturunkan secara genetik.
- Kelainan pada otak. Menurut penelitian, pengidap BPD memiliki perubahan struktur dan fungsi pada otak, terutama pada area yang mengatur impuls dan emosi. Pada pengidap BPD juga diduga terdapat kelainan fungsi dari zat kimia otak atau neurotransmitter yang berperan dalam pengaturan emosi.
- Ciri kepribadian tertentu. beberapa tipe kepribadian lebih berisiko untuk mengalami BPD misalnya, kepribadian agresif dan impulsif.
Faktor-faktor di atas dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami BPD. Namun, bukan berarti seseorang pasti akan mengalami gangguan kepribadian BPD jika memiliki faktor risiko tersebut. BPD juga tidak mustahil dialami oleh seseorang yang tidak memiliki satu pun dari faktor risiko di atas.
Di samping itu, jika tidak mendapatkan pengobatan yang sesuai, pengidap borderline personality disorder (BPD) berisiko mengganggu berbagai aspek dalam kehidupan pengidap. Gangguan BPD bisa menyebabkan pengidapnya kesulitan dan mengalami hubungan sarat konflik, sehingga mengakibatkan stress, depresi, penyalahgunaan obat terlarang, gangguan kecemasan, hingga keinginan bunuh diri.
Baca juga: 4 Faktor Risiko pada Remaja yang Bisa Terkena Borderline Personality Disorder
Jika kamu melihat terdapat gejala gangguan BPD ini pada keluarga atau temanmu, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!
Referensi:
NHS. Diakses pada 2020. Borderline Personality Disorder.
Psychlogy Today. Diakses pada 2020. Borderline Personality Disorder.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Borderline Personality Disorder.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan