Suka Makan Mie Instan? Ini Batas Aman Konsumsinya
“Meski dianggap praktis dan mengenyangkan, kamu wajib tahu batasan aman mengonsumsi mi instan agar terhindar dari masalah kesehatan."

DAFTAR ISI
- Batas Aman Mengonsumsi Mi Instan
- Dampak Mengonsumsi Mi Instan Berlebihan
- Apa Kata Riset tentang Dampak Mi Instan bagi Kesehatan?
- Tips Sehat Makan Mi Instan
Mi instan telah menjadi salah satu makanan favorit banyak orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Rasanya yang lezat, cara penyajiannya yang cepat, dan harganya yang terjangkau menjadikan mi instan sebagai pilihan makanan praktis.
Namun, di balik kelezatan dan kemudahannya, kamu harus bijak dalam mengonsumsinya. Sebab, mi instan cenderung minim gizi dan mengandung garam yang cukup tinggi.Buat kamu pencinta mi instan, yuk, ketahui terlebih dahulu batasan aman mengonsumsinya agar terhindar dari risiko masalah kesehatan.
Batas Aman Mengonsumsi Mie Instan
Mi instan umumnya mengandung berbagai bahan, termasuk karbohidrat, lemak, protein, dan natrium. Selain itu, ada juga bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, dan perasa buatan.
Salah satu perhatian utama terkait mi instan adalah tingginya kadar natrium atau garam, yang berdampak negatif pada kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
Selain itu, mi instan juga cenderung rendah serat, vitamin, dan mineral, sehingga kurang memenuhi kebutuhan gizi harian yang seimbang.
Untuk mengurangi risiko kesehatan, penting untuk mengetahui batas aman dalam mengonsumsi mi instan.
Berdasarkan rekomendasi dari ahli gizi, sebaiknya konsumsi mi instan dibatasi, maksimal 1-2 kali per minggu saja.
Tujuannya, untuk memastikan bahwa asupan natrium dan bahan kimia tambahan tetap dalam batas aman dan tidak menumpuk di dalam tubuh. Harus Tahu, Ini 7 Bahaya Makan Mi Instan Terlalu Sering yang perlu kamu waspadai.
Selain itu, penting untuk mengimbanginya dengan pola makan yang sehat dan seimbang, yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein.
Fakta Unik tentang Mi yang Belum Banyak Diketahui
1. Mi ditemukan pertama kali di Tiongkok, lebih dari 4.000 tahun yang lalu.
2. Mi pertama kali diciptakan oleh Momofuku Ando di tahun 1958. Produk yang dikenal yakni Chikin Ramen, dibuat untuk memenuhi kebutuhan makanan cepat saji pasca Perang Dunia II.
3. Mi instan juga dijadikan makanan cepat saji untuk perjalanan luar angkasa. Di tahun 2005, Nissin memperkenalkan Space Ram yang dirancang khusus untuk dikonsumsi astronot di gravitasi nol.
Dampak Mengonsumsi Mi Instan Berlebihan
Mi instan sebaiknya tidak dijadikan sebagai makanan utama, melainkan sesekali sebagai alternatif praktis.
Sebab, mengonsumsi mi instan secara berlebihan bisa memicu dampak buruk bagi kesehatan, seperti:
1. Risiko gangguan kardiovaskular
Kandungan sodium tinggi dalam mi instan dapat menyebabkan tekanan darah meningkat, yang berkontribusi pada risiko hipertensi dan penyakit jantung.
Konsumsi berlebihan juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.
2. Peningkatan risiko metabolik
Konsumsi mi instan secara rutin dikaitkan dengan gangguan metabolik seperti obesitas dan resistensi insulin.
Selain itu, kandungan lemak jenuh dan kalori tinggi, tanpa gizi seimbang dapat memperburuk kondisi ini.
3. Gangguan fungsi pencernaan
Penggunaan bahan pengawet dan kandungan MSG dalam mi instan dapat mengiritasi saluran pencernaan.
Mi instan juga rendah serat, sehingga berpotensi menyebabkan sembelit. Ini merupakan kondisi ketika seseorang sulit untuk buang air besar.
Jika mengalaminya, kamu bisa atasi sembelit dengan mengonsumsi obat. Rekomendasi obatnya bisa kamu cari tahu pada artikel berikut: Ini Rekomendasi Obat Sembelit Dewasa yang Ada di Apotik.
Obat sembelit bisa dengan mudah kamu beli di Toko Kesehatan Halodoc.
4. Mengganggu fungsi ginjal
Sodium yang tinggi dalam mi instan meningkatkan beban kerja ginjal, yang dalam jangka panjang dapat merusak fungsi ginjal.
Hal ini memperbesar risiko penyakit ginjal kronis, terutama bagi individu dengan riwayat hipertensi.
5. Ketergantungan dan pola makan tidak sehat
Kombinasi rasa gurih dan kandungan MSG dapat menyebabkan seseorang mengalami ketergantungan pada mi instan.
Pola makan ini pada akhirnya dapat mengurangi asupan makanan bergizi lain, yang penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Apa Kata Riset tentang Dampak Mi Instan bagi Kesehatan?
Menurut studi berjudul Instant noodle consumption is associated with cardiometabolic risk factors among college students in Seoul yang dipublikasikan oleh The Korean Nutrition Society and the Korean Society of Community Nutrition (2017), konsumsi mi instan lebih sering dikaitkan dengan peningkatan kadar trigliserida plasma, tekanan darah diastolik, dan kadar glukosa darah puasa.
Jika ditelaah berdasarkan perbedaan jenis kelamin, studi ini menyebut kalau perempuan berisiko lebih tinggi mengalami tekanan darah diastolik saat mengonsumsi mi instan.
Kenaikan tekanan darah diastolik tentunya berbahaya, karena bisa menyebabkan kerusakan pada dinding arteri, sehingga pembuluh darah arteri bisa mengalami pengerasan. Kondisi ini dapat memicu serangan jantung hingga stroke.
Tips Sehat Makan Mie Instan
Walaupun mi instan memiliki beberapa risiko kesehatan jika dikonsumsi berlebihan, ada cara untuk menikmatinya dengan lebih sehat.
Berikut adalah beberapa tips untuk mengurangi dampak negatif mi instan dan membuatnya lebih bernutrisi:
1. Kurangi penggunaan bumbu
Salah satu sumber utama natrium dalam mi instan adalah paket bumbu yang disertakan. Kamu bisa mengurangi jumlah bumbu yang digunakan.
Sebagai alternatif, kamu bisa menggantinya dengan bumbu alami seperti bawang putih, bawang merah, cabai, atau rempah-rempah lainnya.
Bukan hanya mengurangi asupan natrium tetapi cara ini juga memberikan rasa yang lebih segar dan alami.
2. Tambahkan sayuran dan protein
Untuk meningkatkan nilai gizi mi instan, tambahkan berbagai sayuran segar seperti bayam, sawi, wortel, atau brokoli.
Sayuran tersebut kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang sangat diperlukan oleh tubuh.
Selain itu, tambahkan sumber protein seperti telur, tahu, tempe, atau daging tanpa lemak untuk menjadikan hidangan lebih seimbang.
Dianggap Bikin Gemuk, Berapa Kalori Mi Instan? Ketahui selengkapnya.
3. Pilih mi instan yang lebih sehat
Saat ini, banyak produsen mi instan yang menawarkan varian mi yang lebih sehat, seperti mi dengan kandungan serat lebih tinggi atau mi yang dibuat dari biji-bijian utuh.
Beberapa mi instan juga rendah natrium atau menggunakan bahan-bahan organik. Memilih mi instan jenis ini bisa menjadi alternatif yang lebih baik bagi kesehatan.
4. Hindari menggoreng ulang
Menggoreng mi instan setelah dimasak bisa menambah jumlah kalori dan lemak jenuh yang tidak sehat.
Sebaiknya, mi instan hanya direbus sesuai petunjuk pada kemasan untuk menghindari tambahan lemak yang tidak diperlukan.
5. Perhatikan porsinya
Meskipun rasanya enak dan mengenyangkan, penting untuk memperhatikan porsi saat makan mi instan.
Usahakan untuk tidak mengonsumsi lebih dari satu porsi dalam satu waktu, dan jika memungkinkan, kombinasikan dengan makanan lain yang lebih sehat.
6. Minum air putih yang cukup
Kandungan natrium dalam mi instan dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat.
Oleh karena itu, pastikan untuk minum air putih yang cukup setelah makan mi instan untuk membantu tubuh tetap terhidrasi dan menjaga fungsi ginjal tetap optimal.
Itulah batasan konsumsi mi instan serta tips agar lebih sehat saat mengonsumsinya. Jika butuh saran tentang gizi lainnya, hubungi ahli gizi di Halodoc saja.
Mereka bisa memberikan saran pola makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuhmu.
Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!