Suka Bertengkar, Ini Cara Atasi Konflik Orangtua & Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 Februari 2018
Suka Bertengkar, Ini Cara Atasi Konflik Orangtua & AnakSuka Bertengkar, Ini Cara Atasi Konflik Orangtua & Anak

Halodoc, Jakarta – Bukan hanya hubungan antara sepasang kekasih saja yang dipenuhi konflik, tapi hubungan antara anak dan orang tua juga. Biasanya, konflik antara anak dan orang tua terjadi karena perbedaan pandangan, pendapat, atau kesalahpahaman. Sebagian orang tua ingin anaknya disiplin dalam membagi waktu antara bermain dan belajar, namun sebagian anak lebih menyukai bermain dibandingkan belajar. Hal inilah yang tidak jarang memicu terjadinya konflik antara anak dan orang tua.

Sebenarnya, konflik antara anak dan orang tua itu wajar. Tapi, tahu enggak sih kalau konflik antara anak dan orang tua yang tidak terselesaikan bisa membuat hubungan merenggang dan menghambat komunikasi? Oleh karena itu, untuk mengatasi konflik pada anak, intip tips di bawah ini, yuk!

1. Tahan Emosi

Melihat reaksi anak yang terus melawan dan membela diri mungkin menyebalkan, tetapi menanggapi reaksinya dengan amarah juga bukan jalan keluar untuk menyelesaikan konflik. Karena itu, apapun yang terjadi, orangtua harus tetap tenang. Dengan bersikap tenang, ibu akan lebih mudah berkomunikasi dua arah dengan mereka, sehingga orangtua bisa mencari solusi bersama untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.

2. Dengarkan Pendapat Anak

Anak tentu memiliki alasan kenapa ia melakukan perilaku yang tidak disukai orangtua. Karena itu, cobalah dengar alasan yang ia ungkapkan serta hargai setiap pendapatnya. Setelah itu, ibu bisa menjelaskan alasan kenapa ibu tidak menyukai perilaku tersebut. Ibu juga perlu memastikan jika ia paham tentang apa yang ibu sampaikan, agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi.

3. Berikan Anak Pilihan

Sebagian orang tua mungkin merasa berhak untuk menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak. Hal tersebut sah-sah saja. Namun, jangan sampai pilihan yang ibu tetapkan untuknya membatasi kebebasannya untuk memilih. Saat ia tidak menuruti apa yang dikatakan, ibu bisa memberikannya pilihan sebagai bentuk tanggung jawabn dalam berperilaku. Misalnya, saat ia ingin pulang lebih malam, ibu bisa meresponnya dengan: “Baik, hari ini kamu boleh pulang jam 10 malam. Tapi kamu tetap harus bangun pagi jam 5 pagi.”

4. Hargai Prosesnya

Setelah konflik selesai, beberapa orangtua akan berharap anak langsung mengubah perilakunya. Hanya saja, perubahan perilaku tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Anak tentu membutuhkan waktu untuk bisa memperbaiki kesalahan dan mengubah perilakunya. Karena itu, ibu perlu menghargai prosesnya untuk berubah, dan jangan lupa untuk memberikan pujian atas usahanya untuk berubah.  

Sebagai manusia biasa, anak dan orangtua tentu tidak luput dari kesalahan. Karena itu, baik anak ataupun orangtua perlu belajar ikhlas untuk saling memaafkan. Karena apapun yang terjadi, hubungan anak dan orang tua tidak akan terpisahkan, karena kasih sayang ibu yang sepanjang masa. Nah, salah satu cara ibu menujukkan kasih sayang adalah dengan menjaga kesehatannya. Jika ibu ingin bertanya tentang kesehatan anakl, ibu bisa lho bicara dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Ibu bisa memanfaatkan fitur Video/Voice Call dan Chat di Halodoc untuk bertanya dengan dokter kapan saja dan dimana saja.

Ibu juga bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan di Halodoc. Ibu hanya tinggal pesan lewat aplikasi Halodoc, dan pesanan ibu akan diantar dalam satu jam. Atau, jika ibu penasaran dengan kadar kolestrol, kadar gula dalam darah, dan lain-lain, ibu bisa cek melalui aplikasi Halodoc. Caranya mudah! Ibu tinggal pilih Lab Service yang terdapat pada aplikasi Halodoc, kemudian tentukan tanggal dan tempat pemeriksaan, lalu petugas lab akan datang menemui ibu pada waktu yang sudah ditentukan. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.