Sudah Sembuh, Bisakah Herpes Genital Kembali Kambuh
Halodoc, Jakarta - Sebagian besar orang kerap tidak menyadari bahwa mereka memiliki herpes genital. Penyakit ini bisa saja memiliki gejala yang sangat ringan, sehingga tidak dikenali atau keliru dengan kondisi lain. Bahkan, pada beberapa kasus, bisa juga tanpa gejala sama sekali.
Seseorang dapat menunjukkan gejala dalam beberapa hari setelah tertular herpes genital. Namun, beberapa orang mungkin butuh berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun hingga merasakan gejala. Lantas, bisakah herpes genital kembali kambuh setelah sembuh?
Baca juga: 3 Cara Atasi Masalah Herpes Genital
Herpes Genital Bisa Kambuh Kapan Saja
Herpes genital terjadi akibat infeksi virus bernama herpes simplex virus (HSV). Penularan penyakit dapat terjadi melalui kontak langsung dengan luka, air liur, atau cairan kelamin orang yang terinfeksi. Itulah sebabnya, hubungan intim yang dilakukan tanpa pengaman (baik anal, oral, atau vaginal) dapat menjadi cara penularan.
Lantas, apakah benar herpes genital bisa kambuh walau sudah sembuh? Jawabannya, iya. Setelah infeksi pertama, luka HSV dapat muncul kembali kapan saja. Luka tersebut sering kembali ketika sakit dengan sesuatu yang lain dan ketika sistem kekebalan tubuh sedang lemah.
Risiko kekambuhan meningkat jika kamu melakukan hubungan intim yang tidak aman. Dalam hal ini, tidak memakai kondom atau bergonta-ganti pasangan. Herpes genital mungkin kembali 4 hingga 6 kali setahun pada awalnya. Setelah beberapa tahun, luka herpes akan berkurang dan lebih jarang kambuh kembali.
Jika episode pertama menghasilkan gejala yang cukup ringan, maka kekambuhan selanjutnya biasanya tidak akan meningkat dalam keparahan. Namun, seperti disebutkan sebelumnya, ketika herpes genital muncul kembali setelah episode pertama, itu tidak selalu menyebabkan tanda dan gejala yang dapat dikenali.
Beberapa orang mengalami wabah berulang dengan apa yang disebut lesi herpes, seperti lepuh "klasik" yang mengeras, atau dengan luka yang menyakitkan. Namun, pada herpes rekuren, proses ini biasanya memakan waktu separuh dari waktu dalam episode pertama.
Selain itu, banyak orang memiliki bentuk herpes berulang yang sangat halus yang sembuh dalam hitungan hari. Terakhir, herpes mampu mengaktifkan kembali tanpa menghasilkan lesi yang terlihat (reaktivasi asimptomatik).
Baca juga: Selain Menggunakan Kondom, Ini Cara Mencegah Herpes Genital
Virus yang “Tidur”
Ketika seseorang memiliki herpes genital, virus itu tertidur (tertidur) di bundel saraf di pangkal tulang belakang. Ketika virus mengaktifkan kembali (bangun), ia berjalan di jalur saraf ke permukaan kulit, kadang-kadang menyebabkan wabah.
Saraf di alat kelamin, paha atas dan bokong terhubung. Karena itu, seseorang dapat mengalami wabah di salah satu area ini. Area tersebut termasuk Miss V atau vulva, Mr P, skrotum atau testis, bokong atau anus, ataupun paha.
Individu dengan infeksi herpes genital harus menjauhkan diri dari aktivitas seksual sementara mengalami gejala herpes genital. Herpes genital paling menular selama wabah luka, tapi juga dapat ditularkan ketika tidak ada gejala yang dirasakan atau terlihat.
Penggunaan kondom yang konsisten dan benar dapat membantu mengurangi risiko penyebaran herpes genital. Namun, kondom hanya memberikan perlindungan parsial, karena herpes genital dapat ditemukan di area yang tidak dicakup oleh kondom.
Baca juga: Ini Alasan Herpes Genital Gampang Menular
Ibu hamil dengan gejala herpes genital harus memberi tahu dokter. Mencegah akuisisi infeksi herpes genital baru sangat penting bagi ibu di akhir kehamilan, karena ini adalah saat risiko herpes neonatal terbesar.
Itulah sedikit penjelasan mengenai herpes genital. Bila kamu memiliki pertanyaan lain seputar penyakit ini, jangan ragu untuk membicarakannya pada dokter tepercaya di aplikasi Halodoc, ya.