Stunting Akibat Gizi Buruk, Ini 3 Faktanya
Halodoc, Jakarta - Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh anak-anak. Kondisi ini dapat dilihat dari ciri fisik anak, seperti tinggi badan yang jauh di bawah rata-rata anak seusianya. Salah satu penyebab stunting adalah gizi buruk yang dialami anak sejak dalam kandungan, mengidap infeksi berulang, stimulasi psikososial yang tidak memadai, atau lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat. Ketahui, berikut ini 3 fakta stunting yang perlu ibu ketahui.
Baca juga: Ini 10 Tanda Si Kecil Kurang Gizi
3 Fakta Stunting yang Perlu Ibu Waspadai
Masalah stunting pada anak Indonesia masih sangat memerlukan perhatian lebih dari pemerintah. Faktanya, prevalensi stunting Indonesia tercatat sebesar 27,67 persen berdasarkan survei Status Gizi Balita pada 2019 lalu. Angka tersebut masih sangat tinggi, mengingat standar yang ditetapkan oleh WHO di setiap negara tidak boleh melebihi 20 persen.
Masalah tersebut tentu menjadi fokus pemerintah, mengingat Indonesia harus mencetak bibit-bibit generasi unggul yang memiliki daya saing dan berkualitas. Hal tersebut didukung oleh program pemerintah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Beliau menyebutkan jika pemerintah optimis dalam mencanangkan target percepatan penurunan stunting pada tahun 2024 mendatang.
Angka yang sebelumnya tercatat tercatat sebesar 27,67 persen, diharapkan dapat turun drastis menjadi 14 persen. Setidaknya begitu yang dikatakan Presiden RI pada awal tahun 2021 lalu. Berikut ini beberapa fakta stunting yang menarik untuk diketahui para ibu di Indonesia:
1. Terjadi Akibat Gizi Buruk
Kesehatan dan perkembangan anak wajib diperhatikan sejak masih dalam kandungan, bahkan di 1.000 hari pertama kehidupannya. Nutrisi yang baik selama periode ini membentuk anak untuk kehidupan yang sehat di saat ia tumbuh dewasa nanti. Dari penelitian yang dilakukan, sebesar 20 persen stunting pada anak terjadi akibat gizi buruk. Gizi yang tidak terpenuhi selama kehamilan sampai bayi mencapai dua tahun menjadi penyebab utamanya.
Baca juga: Jangan Tertukar, Ini Bedanya Anak yang Kurang Gizi dan Kurus
2. Berbanding Lurus dengan Tingkat Ekonomi
Faktanya, tingkat ekonomi orangtua berbanding lurus dengan nutrisi yang diperoleh anak-anak. Hal tersebut dibuktikan bahwa sebagian besar stunting berasal dari keluarga dengan status ekonomi yang kurang berkecukupan. Selain itu, Bank Dunia menemukan bahwa investasi dalam program peningkatan gizi jauh lebih besar daripada biayanya.
Mengabaikan pengembangan nutrisi sumber daya manusia suatu negara menyebabkan kerugian langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut terkait pada produktivitas akibat kondisi fisik yang buruk, juga pengembangan kognitif yang buruk.
3. Stunting Bisa Dicegah
Fakta stunting selanjutnya adalah, dapat dicegah. Caranya dengan memenuhi asupan gizi selama masa kehamilan. Bagi ibu hamil, pastikan untuk memenuhi makanan yang sehat dengan nutrisi seimbang setiap harinya. Suplemen tambahan juga bisa dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Jika ibu diberkahi dengan ASI yang banyak, pastikan Si Kecil mendapatkannya sampai menginjak dua tahun.
Baca juga: Peran Dokter Gizi Klinis dalam Mengatasi Malnutrisi
Berita buruknya adalah, anak yang terlanjur mengalami stunting, hampir tidak ada harapan untuk disembuhkan. Langkah perawatan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah risiko penyakit dikemudian hari. Berkaitan dengan hal tersebut, ibu bisa diskusikan langsung dengan ahli gizi melalui aplikasi Halodoc, ya. Sampai di sini, semoga setiap ibu di Indonesia sadar betapa pentingnya memenuhi nutrisi dan gizi selama kehamilan berlangsung.