Studi Menemukan Vaksin COVID-19 Bisa Mengurangi Risiko Long COVID
“Meskipun sudah sembuh, COVID-19 diketahui bisa menyebabkan gejala jangka panjang atau disebut long COVID. Kabar baiknya, studi menemukan bahwa vaksinasi bisa mengurangi risiko terjadinya komplikasi COVID-19 tersebut. Orang yang sudah divaksinasi tapi terpapar COVID-19, memiliki risiko 49 persen lebih rendah untuk mengalami long COVID.”
Halodoc, Jakarta – Pandemi COVID-19 masih belum berakhir. Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan untuk tetap waspada terhadap infeksi virus berbahaya tersebut. Pasalnya, COVID-19 tidak hanya bisa menyebabkan sakit yang parah yang terkadang menyebabkan rawat inap dan kematian, bahkan pada orang yang bergejala ringan, penyakit pernapasan tersebut bisa menyebabkan gejala jangka panjang atau yang dikenal dengan long COVID.
Vaksin COVID-19 diketahui merupakan cara terbaik untuk melindungi tubuh dari COVID-19 dan bahayanya. Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases menemukan bahwa vaksinasi tidak hanya bisa mengurangi risiko infeksi dan gejala parah akibat COVID-19, tetapi juga bisa mengurangi risiko terjadinya long COVID secara signifikan, lho. Berikut ulasannya.
Baca juga: Tanda-Tanda Long Covid-19 yang Perlu Diketahui
Orang yang Sudah Divaksin Berisiko 49 Persen Lebih Kecil Mengalami Long COVID
Menurut Thomas Gut, DO, Ketua Asosiasi Kedokteran dan Direktur Pusat Pemulihan Pasca-COVID di New York, long COVID adalah sindrom gejala terus-menerus yang berkembang setelah penyakit COVID-19 sudah sembuh. Gut mengungkapkan bahwa gejala bisa berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan yang meliputi kabut otak, kelelahan, kehilangan penciuman atau rasa yang tidak kunjung sembuh, rambut rontok, dan mati rasa.
Dengan meningkatnya vaksinasi COVID-19, para ahli kesehatan mencoba mengetahui apakah orang yang sudah divaksin dan terpapar COVID-19 akan memiliki risiko long COVID yang sama dengan orang yang tidak divaksinasi.
Para peneliti menganalisis data dari lebih dari 1,2 juta orang dewasa di Inggris yang berpartisipasi dalam Studi Gejala COVID nasional. Mereka mengevaluasi laporan dari orang-orang yang sudah diberikan setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech, Moderna, atau AstraZeneca antara Desember 2020—Juli 2021. Peneliti juga memasukkan kelompok kontrol orang yang tidak divaksinasi untuk perbandingan.
Berdasarkan temuan, dari 971.504 orang yang divaksinasi lengkap, hanya 0,2 persen yang mengembangkan infeksi terobosan, yaitu terpapar COVID-19 setelah vaksinasi. Ketika data ini dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi yang terkena COVID-19, ditemukan bahwa orang yang terpapar COVID-19 setelah divaksinasi berisiko 49 persen lebih rendah mengalami gejala yang berlangsung 4 minggu atau lebih setelah infeksi.
Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa beberapa orang yang divaksin tetap mengalami gejala berkelanjutan setidaknya selama setelah infeksi, menurut Dr. David Hirschwerk, spesialis penyakit menular di New York. Namun, beberapa tentu saja mengalami perbaikan gejala lebih awal.
Menurut penelitian, kasus tersebut terjadi karena infeksi terobosan terjadi pada orang dewasa yang lebih tua setelah dosis vaksin pertama mereka. Ada dua kemungkinan, orang dewasa dengan penyakit biasanya sering berada di fasilitas kesehatan dalam waktu yang lama, sehingga risiko untuk tertular penyakit pernapasan lebih tinggi. Kemungkinan lain adalah bahwa orang tua memiliki sistem kekebalan tubuh yang semakin lemah akibat penuaan.
Baca juga: Gejala Covid pada Anak Lebih Singkat Dibanding Dewasa?
Vaksinasi Tetap Merupakan Perlindungan Terbaik
Hirschwerk tetap mengatakan bahwa penting bagi setiap orang yang memenuhi syarat untuk divaksinasi secara lengkap. Meskipun masih ada kemungkinan untuk terpapar COVID-19 setelah divaksin, tetapi data sudah menunjukkan bahwa vaksinasi bisa mengurangi risiko seseorang untuk mengembangkan long COVID, dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi.
Gut yang berspesialisasi dalam merawat orang-orang dengan long COVID juga setuju bahwa cara terbaik untuk mengurangi risiko semua komplikasi COVID-19, termasuk long COVID dan kematian adalah vaksinasi.
Baca juga: Perokok Hingga Lansia, Kelompok yang Rentan Mengalami Long COVID-19
Mengingat ada banyak keuntungan atau manfaat baik yang bisa didapatkan dari vaksin COVID-19, tidak ada alasan lagi bagi kamu yang sudah memenuhi syarat untuk tidak divaksin. Segera dapatkan vaksin COVID-19 dan jangan pilih-pilih vaksin ya.
Bila kamu mengalami efek samping berupa demam setelah vaksin, itu wajar. Kamu bisa menurunkan demam dengan minum obat-obatan. Nah, beli obatnya di Halodoc saja. Tinggal order dan pesanan obat kamu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang juga di App Store dan Google Play.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. People Who Are Vaccinated and Get COVID-19 Are Half as Likely to Have Long-Term Symptoms
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan