Stroke Ringan, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

10 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   04 Februari 2025

Stroke ringan sering kali dianggap sepele padahal perlu mendapatkan penanganan tepat juga.

Stroke Ringan, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara MengobatinyaStroke Ringan, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Stroke Ringan?
  2. Ini Penyebab Stroke Ringan
  3. Apa Kata Riset?
  4. Faktor Risiko Stroke Ringan
  5. Waspadai Gejala Stroke Ringan
  6. Diagnosis Stroke Ringan
  7. Pengobatan Stroke Ringan
  8. Pencegahan Stroke Ringan
  9. Komplikasi Stroke Ringan

Stroke ringan, atau yang dikenal sebagai transient ischemic attack (TIA), sering kali dianggap sepele karena gejalanya hanya berlangsung sementara. 

Namun, kondisi ini sebenarnya merupakan tanda peringatan bahwa seseorang berisiko mengalami stroke yang lebih serius di kemudian hari.

Meskipun tidak menyebabkan kerusakan permanen, stroke ringan tetap perlu diwaspadai dan ditangani dengan baik. 

Memahami penyebab, gejala, serta cara mengobatinya dapat membantu mencegah risiko yang lebih besar.

Apa Itu Stroke Ringan?

Stroke ringan, atau transient ischemic attack (TIA), terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat sementara akibat penyumbatan di pembuluh darah. 

Berbeda dengan stroke biasa, penyumbatan ini tidak berlangsung lama dan tidak sampai merusak jaringan otak secara permanen. 

Biasanya, kondisi ini terjadi karena adanya gumpalan darah kecil atau penumpukan lemak yang menyumbat arteri otak untuk sementara waktu, tetapi kemudian larut atau terdorong kembali oleh aliran darah.

Saat aliran darah terhambat, otak kekurangan oksigen dan nutrisi, menyebabkan munculnya gejala seperti kelemahan pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, atau kehilangan keseimbangan. 

Namun, karena penyumbatan cepat teratasi, gejala ini juga hilang dalam waktu singkat, sering kali dalam beberapa menit hingga beberapa jam. 

Ini Penyebab Stroke Ringan

Meskipun gejala stroke ringan cepat hilang, kondisi ini tetap harus diwaspadai karena bisa menjadi tanda awal stroke yang lebih serius. 

Berikut beberapa penyebab utama stroke ringan:

1. Penyumbatan Pembuluh Darah

Stroke ringan sering kali disebabkan oleh penyumbatan sementara di pembuluh darah otak akibat gumpalan darah kecil (trombus). 

Gumpalan ini bisa terbentuk di arteri yang menyempit karena plak kolesterol, lalu terbawa aliran darah dan menyumbat pembuluh otak sesaat sebelum akhirnya larut atau berpindah.

2. Penyakit Jantung

Gangguan jantung, seperti fibrilasi atrium (detak jantung tidak teratur), dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah di jantung yang kemudian terbawa ke otak. 

Apabila gumpalan ini menyumbat pembuluh darah otak, bisa terjadi stroke ringan.

3. Penyempitan Arteri (Aterosklerosis)

Penumpukan lemak dan kolesterol di dinding arteri (aterosklerosis) bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit. 

Ketika penyempitan ini semakin parah, aliran darah ke otak dapat terganggu, menyebabkan stroke ringan.

4. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Hipertensi yang tidak terkontrol bisa melemahkan dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah kecil di otak, yang dapat memicu stroke ringan.

Selain itu, yuk ketahui Cara Menurunkan Darah Tinggi dalam 5 Menit.

5. Diabetes

Diabetes bisa merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah. 

Selain itu, kadar gula darah yang tinggi juga dapat membuat darah lebih mudah menggumpal, sehingga meningkatkan kemungkinan penyumbatan di otak.

6. Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan

Zat kimia dalam rokok bisa merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembentukan plak serta penyumbatan. 

Sementara itu, alkohol dalam jumlah berlebihan dapat memengaruhi tekanan darah dan meningkatkan risiko stroke ringan.

Selan itu, gaya hidup tidak sehat juga bisa memicu stroke ringan. 

Pola makan tinggi lemak jenuh, kurangnya aktivitas fisik, dan obesitas dapat meningkatkan tekanan darah, kadar kolesterol, serta risiko diabetes—yang merupakan faktor pemicu stroke ringan.

Karena stroke ringan bisa menjadi peringatan dini sebelum terjadi stroke yang lebih berat, penting untuk mengenali penyebabnya agar memperoleh langkah penanganan yang tepat.

Apa Kata Riset?

Melansir dari riset dalam jurnal Faculty Reviews, serangan iskemik sementara (TIA) merupakan kondisi medis yang menunjukkan risiko tinggi untuk terjadinya stroke iskemik atau stroke ringan.

Diagnosis yang cepat dan penanganan yang tepat dapat mengurangi risiko kecacatan neurologis. 

Penyebab stroke ringan biasanya terkait dengan tiga faktor utama: masalah pembuluh darah otak, gangguan jantung, dan kelainan darah. 

Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh pada pasien, termasuk pemeriksaan untuk mengetahui penyebab dalam ketiga faktor tersebut.

Ini juga perlu dilakukan sesegera mungkin karena risiko stroke paling tinggi terjadi dalam jam dan hari setelah TIA. 

Kesimpulannya, diagnosis yang cepat memberikan kesempatan untuk mengurangi risiko stroke setelah TIA dengan mengidentifikasi penyebabnya. 

Faktor Risiko Stroke Ringan

Stroke ringan  atau transient ischemic attack bisa terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan risikonya. 

Beberapa faktor risiko stroke ringan meliputi:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Pengidap gangguan jantung
  • Kadar gula darah tinggi atau diabetes
  • Kolesterol tinggi 
  • Kebiasaan merokok dan minum alkohol
  • Obesitas
  • Jarang berolahraga
  • Riwayat stroke dalam keluarga 
  • Usia di atas 55 tahun

Mengetahui faktor-faktor risiko tersebut bisa membantu kamu mengambil langkah pencegahan lebih awal. 

Dengan menjaga pola hidup sehat dan mengontrol kondisi medis yang ada, risiko stroke ringan dapat dikurangi secara signifikan.

Waspadai Gejala Stroke Ringan

Stroke ringan sering dianggap sepele karena gejalanya bisa hilang dalam waktu singkat.

Padahal, kondisi ini merupakan tanda peringatan bahwa tubuh berisiko mengalami stroke yang lebih serius di kemudian hari. 

Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai:

  • Mati rasa atau kelemahan pada satu sisi tubuh
  • Kesulitan berbicara atau memahami ucapan
  • Gangguan penglihatan mendadak
  • Pusing 
  • Kehilangan keseimbangan
  • Sakit kepala hebat tanpa sebab yang jelas

Gejala stroke ringan biasanya berlangsung hanya beberapa menit hingga beberapa jam dan akan hilang dengan sendirinya. 

Namun, sebaiknya jangan mengabaikannya. Sebab, stroke ringan merupakan tanda bahaya bahwa stroke yang lebih parah bisa terjadi di kemudian hari. 

Jika mengalami salah satu gejala di atas, segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan mengurangi risiko stroke di masa depan.

Diagnosis Stroke Ringan

Kondisi stroke ringan perlu didiagnosis dengan cepat untuk mencegah terjadinya stroke yang lebih serius. 

Walaupun gejalanya sering hilang dalam beberapa menit hingga jam, pemeriksaan medis tetap diperlukan untuk mengetahui penyebabnya dan menentukan langkah pencegahan yang tepat.

Dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut untuk mendiagnosis stroke ringan:

Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, kapan gejala muncul, dan berapa lama berlangsung. 

Riwayat kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit jantung, juga akan diperiksa karena kondisi ini bisa meningkatkan risiko stroke ringan.

Pemeriksaan neurologis

Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi fungsi otak, termasuk kemampuan berbicara, keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan otot. 

Jika ada kelemahan atau gangguan fungsi tertentu, dokter akan mencurigai adanya gangguan pada aliran darah ke otak.

Pemeriksaan pencitraan otak

Dokter dapat menyarankan CT scan, yang digunakan untuk melihat kondisi otak dan memastikan tidak ada perdarahan atau kerusakan lain.

Selain itu, prosedur MRI juga dapat dilakukan agar mendapat gambaran yang lebih detail mengenai kondisi otak dan mendeteksi adanya gangguan aliran darah yang mungkin tidak terlihat di CT scan.

Tes darah

Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengevaluasi kadar gula darah, kolesterol, dan faktor pembekuan darah. 

Gangguan pada faktor-faktor ini bisa meningkatkan risiko stroke ringan.

Elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiografi

Karena gangguan irama jantung (atrial fibrillation) atau penyakit jantung bisa menjadi penyebab stroke ringan, dokter mungkin akan melakukan EKG untuk memeriksa aktivitas listrik jantung dan ekokardiografi untuk melihat kondisi struktur jantung.

Dengan diagnosis yang tepat, dokter bisa menentukan langkah-langkah pencegahan agar stroke ringan tidak berkembang menjadi stroke yang lebih serius. 

Pengobatan Stroke Ringan

Stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA) adalah tanda peringatan bahwa seseorang berisiko mengalami stroke yang lebih serius. 

Inilah berbagai langkah pengobatan yang biasanya dilakukan untun mengobati stroke ringan:

1. Mengonsumsi Obat-obatan

Dokter biasanya meresepkan obat untuk mencegah pembentukan gumpalan darah yang bisa menyumbat pembuluh darah di otak. 

Beberapa jenis obat yang umum digunakan meliputi:

  • Obat pengencer darah seperti aspirin, clopidogrel, atau dipyridamole untuk mengurangi risiko penggumpalan darah.
  • Obat antikoagulan seperti warfarin atau apixaban, terutama jika stroke ringan disebabkan oleh gangguan irama jantung (atrial fibrillation).
  • Obat penurun tekanan darah untuk menjaga tekanan darah tetap stabil dan mencegah kerusakan pembuluh darah otak.

Selain itu, obat penurun kolesterol, seperti statin, juga disarankan dengan tujuan mengurangi risiko penyumbatan pembuluh darah akibat penumpukan lemak.

2. Perubahan Gaya Hidup

Setelah mengalami stroke ringan, mengubah pola hidup menjadi lebih sehat sangat penting untuk mencegah stroke yang lebih berat. 

Langkah yang bisa dilakukan yaitu mengatur pola makan dengan mengurangi makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan kolesterol, serta memperbanyak konsumsi buah, sayur, dan ikan berlemak.

Disarankan untuk berhenti merokok, karena rokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke.

Pengidap stroke ringan juga harus mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi atau olahraga ringan, setidaknya 30 menit per hari, untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

3. Tindakan Medis 

Jika stroke ringan disebabkan oleh penyumbatan yang cukup parah pada pembuluh darah di leher (arteri karotis), dokter dapat menyarankan prosedur medis seperti endarterektomi karotis, angioplasti, dan pemasangan stent.

Endarterektomi karotis merupakan pembedahan untuk menghilangkan plak yang menyumbat arteri karotis.

Sementara angioplasti dan pemasangan stent adalah prosedur untuk membuka pembuluh darah yang menyempit dengan bantuan balon kecil dan tabung cincin (stent).

4. Pemantauan Kesehatan Secara Rutin

Setelah mengalami stroke ringan, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk memantau tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol. 

Pemantauan ini membantu mengontrol faktor risiko yang bisa memicu stroke di kemudian hari.

Stroke ringan adalah peringatan serius yang tidak boleh diabaikan. 

Apabila kamu atau orang di sekitarmu mengalami gejala stroke ringan, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Pencegahan Stroke Ringan

Stroke ringan bisa menjadi tanda peringatan bahwa seseorang berisiko mengalami stroke yang lebih serius. 

Namun, kamu tidak perlu khawatir, sebab kondisi ini dapat dicegah dengan melakukan langkah sederhana.

Inilah beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu terapkan:

  • Kontrol tekanan darah secara rutin
  • Kurangi konsumsi garam
  • Olahraga secara teratur, seperti berjalan kaki atau bersepeda
  • Konsumsi makanan tinggi serat, seperti buah, sayur, dan biji-bijian utuh
  • Kurangi makanan berlemak jenuh, kolesterol tinggi, maupun makanan olahan
  • Batasi asupan gula
  • Hindari merokok dan meminum alkohol
  • Periksakan kadar kolesterol dan gula darah dengan rutin
  • Kelola stres dengan baik, seperti yoga atau meditasi

Apabila kamu memiliki faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau kolesterol tinggi, penting untuk rutin memeriksakan diri ke dokter. 

Pemeriksaan kesehatan berkala membantu mendeteksi masalah sejak dini dan mencegah risiko stroke ringan maupun stroke berat.

Dengan menerapkan pola hidup sehat dan mengontrol faktor risiko, kamu bisa mengurangi risiko terkena stroke serta menjaga kesehatan tubuhmu.

Komplikasi Stroke Ringan

Jika tidak ditangani dengan baik, stroke ringan dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang berbahaya. 

Berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi:

  • Stroke berat
  • Kerusakan otak permanen
  • Gangguan kognitif dan daya ingat
  • Masalah keseimbangan 
  • Gangguan penglihatan dan berbicara
  • Gangguan emosional
  • Depresi

Meskipun stroke ringan tidak selalu menimbulkan dampak jangka panjang, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter dan melakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Halodoc sekarang juga!

Referensi: 
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Transient ischemic attack (TIA).
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. TIA (Transient Ischemic Attack): Symptoms & Treatment.
Panuganti KK, Tadi P, Lui F. Diakses pada 2025. Transient Ischemic Attack.
Ortiz-Garcia J, et al. Diakses pada 2025. Recent advances in the management of transient ischemic attacks.