Stres Kerja Pengaruhi Kesehatan Secara Menyeluruh
Halodoc, Jakarta – Stres kerja termasuk ke dalam masalah kesehatan. Kondisi ini tak hanya memengaruhi produktivitas, tapi juga kondisi kesehatan fisik dan mental seseorang. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan lebih dari 300 juta orang di dunia mengidap depresi dan 260 juta orang mengalami gangguan cemas akibat stres kerja. Penyebab umumnya adalah beban kerja yang terlalu berat, jam kerja yang panjang, dan suasana lingkungan kerja yang kurang kondusif. Tapi, bagaimana bisa stres kerja berpengaruh pada kesehatan secara menyeluruh? Simak penjelasannya di sini.
Pengaruh Stres Kerja dan Kesehatan
Stres kerja bisa menjadi beban pikiran seseorang yang tanpa disadari berdampak negatif pada kesehatan. Gejala stres berlebih yang perlu diwaspadai adalah gangguan irama jantung, mual, muntah, gemetar, berkeringat, mulut kering, nyeri dada, sakit kepala, sakit perut, dan nyeri otot. Gejala fisik ini muncul akibat peningkatan aktivitas impuls saraf dari otak ke berbagai bagian tubuh lain, serta akibat pelepasan hormon adrenalin ke dalam darah sebagai respons tubuh dalam menghadapi stres.
Jika dibiarkan terus-menerus, stres kerja bisa menyebabkan masalah kesehatan fisik (seperti penipisan rambut, sariawan, jerawat, asma, diabetes, sakit perut, dan penyakit kardiovaskular), masalah kesehatan mental (seperti gangguan tidur, gangguan kepribadian, gangguan kecemasan, dan depresi), serta meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan kerja.
Dampak Negatif Beban Kerja Berlebih Terhadap Kesehatan
Selama beban kerja yang diberikan cukup, kebanyakan orang bisa menghadapi tekanan di tempat kerja dengan baik. Misalnya menjadikan beban kerja sebagai motivasi untuk belajar dan bekerja lebih produktif. Namun ketika beban kerja berlebih, kondisi ini memicu stres kerja yang bisa berdampak negatif pada kehidupan pekerja, termasuk berpengaruh pada kesehatan dan hubungannya dengan keluarga.
Pekerja yang memiliki beban kerja berlebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi dibanding yang memiliki beban kerja normal (maksimal 8 jam per hari). Apabila terus-menerus terjadi, tekanan darah tinggi yang dialami bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantung, diabetes, dan stroke).
Masalah lain yang mungkin timbul adalah merenggangnya hubungan dengan keluarga karena beban kerja berlebih membuat emosi tak stabil. Selain beban kerja berlebihan, stres kerja bisa disebabkan oleh gap antara kemampuan dan keterampilan, budaya dan lingkungan kerja yang buruk, kurangnya dukungan, konflik peran, perubahan manajemen dan organisasi, serta hubungan antara staf dan pimpinan yang buruk.
Pelecehan Seksual di Tempat Kerja juga Bisa Sebabkan Stres Kerja
Tempat kerja tak lepas dari risiko pelecehan seksual yang memicu trauma dan stres kerja. Kebanyakan kasus pelecehan seksual yang menyebabkan stres kerja adalah perlakukan kasar atau penganiayaan dari lawan jenis.
Pada beberapa kasus, korban pelecehan seksual di tempat kerja dijanjikan promosi jabatan yang sebenarnya hanya omong kosong belaka. Agar lebih waspada, berikut bentuk pelecehan seksual di tempat kerja yang perlu diwaspadai:
-
Pelecehan fisik yang tak diinginkan, seperti mencium, menepuk pantat, mencubit, melirik, dan menatap penuh nafsu.
-
Pelecehan lisan, seperti komentar negatif tentang penampilan fisik.
-
Pelecehan isyarat, seperti bahasa tubuh yang bernada seksual, isyarat dengan jari, dan menjilat bibir dengan lirikan sensual.
-
Pelecehan tertulis atau gambar, seperti menunjukkan konten pornografi.
-
Pelecehan psikologis, seperti menggoda atau mengajak berhubungan intim terus-menerus.
Itulah penyebab stres kerja yang perlu diwaspadai. Kalau kamu mengalami stres dan tak kunjung membaik, segera bicara pada dokter Halodoc untuk mencari tahu penyebab dan mendapat rekomendasi penanganan yang tepat. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bicara pada psikolog Halodoc via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!
Baca Juga: