Stres Bisa Memengaruhi Berat Badan, Ini Alasannya
Halodoc, Jakarta - Kata siapa stres hanya menyerang pikiran atau psikis saja? Faktanya, stres juga bisa memengaruhi kesehatan fisik. Sebut saja menurunkan sistem kekebalan tubuh, memicu sakit kepala, masalah pencernaan, hingga memengaruhi berat badan seseorang.
Menyoal berat badan ini, stres dapat berdampak langsung pada berat badan. Entah itu menyebabkan penurunan atau penambahan berat badan, dapat berbeda-beda dari orang ke orang. Lantas, apa alasannya stres bisa memengaruhi berat badan?
Baca juga: Benarkah Insomnia & Stres Bikin Berat Badan Gampang Naik?
Memengaruhi Perilaku dan Pola Makan
Stres bisa memengaruhi berat badan seseorang lewat berbagai cara. Pada beberapa kasus, stres menyebabkan kacaunya jadwal makan seseorang. Misalnya, seseorang yang dilanda stres biasanya cenderung melewatkan waktu makan dan pilihan makanan yang buruk.
Bagi sebagian orang, stres membuat mereka kehilangan selera untuk makan. Sering kali, perubahan ini hanya bersifat sementara. Berat badan mungkin kembali normal setelah pemicu stres berlalu.
Stres membuat perilaku seseorang berbeda dari biasanya. Selain kacaunya pola dan jadwal makan, stres bisa memicu perilaku tak menyehatkan lainnya. Contohnya, bekerja dan melewatkan jadwal makan, atau begadang untuk menyelesaikan pekerjaan kantor. Nah, hal ini yang memperburuk reaksi internal tubuh terhadap stres.
Saat stres melanda, tubuh mempersiapkan diri dengan melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol. Adrenalin dilepaskan tubuh ketika kamu melakukan aktivitas berat, tetapi hormon ini juga dapat meminimalkan keinginan seseorang untuk makan.
Sementara itu, kortisol memberikan sinyal pada tubuh untuk sementara waktu menekan fungsi-fungsi yang tidak penting selama krisis. Fungsi yang dimaksud termasuk respons sistem pencernaan, kekebalan, dan reproduksi.
Nah, perubahan hormon dan ‘kekacauan’ pikiran ini yang membuat seseorang cenderung tidak ingin makan ketika sedang stres. Di samping itu, stres juga menguras tenaga, sehingga seseorang tidak dapat memikirkan hal lainnya, termasuk makan. Nah, hal ini yang memengaruhi kebiasaan makan yang menyebabkan penurunan berat badan.
Baca juga: 5 Makanan Penyebab Depresi Makin Parah
Hal yang perlu ditegaskan, stres tidak hanya menyebabkan penurunan berat badan saja. Pada beberapa kasus justru sebaliknya, stres dapat memicu kenaikan berat badan.
Naik Berat Badan karena Stress Eating
Pernah mendengar stress eating atau emotional eating? Seseorang yang mengalami kondisi ini akan makan secara berlebihan saat dalam kondisi emosional, tanpa disertai rasa lapar.
Pada kondisi ini, mereka akan makan secara emosional untuk melupakan masalah atau kesedihan yang sedang dihadapi. Nah, bila dibiarkan terus-menerus, dampak stress eating ini memicu kenaikan berat badan atau obesitas.
Menurut sebuah studi, stress eating ini lebih umum dialami wanita ketimbang pria. Pasalnya, terdapat perbedaan gender dalam perilaku mengatasi stres. Wanita lebih cenderung beralih ke makanan saat dilanda stres, sedangkan pria ke konsumsi alkohol atau merokok. Studi terhadap 5.000 pria dan wanita di Finlandia mengatakan, obesitas dikaitkan dengan pola makan terkait stres pada wanita, tetapi tidak pada pria.
Menurut para ahli, stres memicu kecanduan dan meningkatkan risiko penyakit. Stres kronis juga dapat mengubah pola makan dan memengaruhi pilihan makanan. Meski beberapa orang makan lebih sedikit saat sedang stres, tapi ada pula yang cenderung makan berlebihan dan mengasup makanan berkalori tinggi.
Baca juga: Stres Berkepanjangan, Bagaimana Dampaknya Bagi Tubuh?
Saat stres terjadi, kelenjar adrenal melepaskan hormon yang disebut kortisol. Hormon stres ini juga meningkatkan nafsu makan dan memotivasi seseorang untuk makan, terutama makanan tinggi lemak, gula, atau keduanya. Nah, hal ini yang memicu kenaikan berat badan.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?