Siswi SMP Bunuh Diri, Orangtua Ketahui Gejala Depresi pada Anak
Halodoc, Jakarta – Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh siswi SMP di kawasan Jakarta Timur, SN (14) beberapa waktu lalu ramai di media sosial. Sebelumnya, SN sempat dirawat intensif pada salah satu rumah sakit di kawasan Jakarta. Namun, setelah menjalani perawatan selama 2 hari, SN meninggal dunia pada Kamis (16/1) sekitar pukul 16.15 WIB.
Baca juga: Depresi Bisa Terjadi pada Segala Usia
Kasus ini ramai dibicarakan sebab SN diduga tidak tahan terhadap perundungan atau bullying yang dilakukan oleh teman-temannya secara verbal di sekolah. Meskipun demikian, pihak sekolah membantah bahwa tidak ada tindakan perundungan yang dilakukan. Tanpa sepengetahuan pihak keluarga dan kerabat, SN senang menuangkan perasaannya pada beberapa gambar yang ditemukan. Orangtua, tidak ada salahnya mengenali gejala depresi pada anak agar kasus seperti ini bisa dihindari.
Orangtua, Kenali Gejala Depresi Anak
Depresi adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang memengaruhi perasaan, cara berpikir, dan perilaku yang menimbulkan masalah emosional dan fisik. Dilansir dari Anxiety and Depression Association of America, depresi dapat dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Namun, umumnya anak-anak dengan riwayat keluarga pernah mengalami kondisi depresi juga lebih rentan mengalami hal yang sama.
Tidak ada salahnya orangtua berikan perhatian pada perilaku anak setiap harinya. Anak yang mengalami depresi cenderung lebih diam dan sedih berkepanjangan, namun bukan berarti anak yang sedih berarti mengalami depresi. Jika anak mengalami perubahan sikap, tidak ada salahnya orangtua bertanya lebih dalam apa yang membuatnya berbeda.
Baca juga: Tips Mengatasi Depresi pada Anak
Dilansir dari National Health Service UK, ini gejala depresi pada anak yang sebaiknya orangtua ketahui, yaitu:
-
Perubahan suasana hati yang berubah lebih cepat. Mereka cenderung tidak berenergi;
-
Tidak tertarik pada hal-hal yang sebelumnya menjadi kesenangan anak;
-
Merasa kelelahan terus-menerus;
-
Mengalami gangguan tidur seperti sulit tidur atau terlalu sering tidur;
-
Lebih menarik diri dari kehidupan sosial dan keluarga sehingga kurang interaksi;
-
Tidak memiliki kepercayaan diri;
-
Perubahan nafsu makan, bisa menurun atau meningkat secara drastis;
-
Selalu merasa sepi dan hampa sehingga menjadi lebih pendiam;
-
Selalu merasa bersalah;
-
Memiliki pikiran untuk mengakhiri hidupnya;
-
Penurunan hasil belajar;
-
Pada anak dengan usia lebih besar akan cenderung melampiaskan pada minuman alkohol.
Jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang cukup lama, mengganggu kehidupan sosial, mengubah minat anak dan kehidupan keluarga, tidak ada salahnya untuk bertanya langsung pada psikolog mengenai kondisi anak melalui aplikasi Halodoc. Ibu juga bisa mengajak anak untuk mengunjungi dokter pada rumah sakit terdekat ketika kondisi anak ditandai dengan adanya perubahan pada fisik.
Begini Cara Mengatasi Depresi Anak
Mengatasi depresi akan berbeda pada tiap anak. Penanganan depresi pada anak disesuaikan dengan depresi yang dialami anak. Depresi tingkat ringan hingga sedang memerlukan terapi perilaku kognitif dan terapi bermain. Namun, untuk depresi yang cukup berat umumnya dilakukan pengobatan dengan penggunaan jenis obat-obatan, seperti antidepresan.
Baca juga: Ini 3 Depresi pada Anak Broken Home
Peran orangtua diperlukan untuk pemulihan kondisi anak. Dampingi dan berikan dukungan pada anak. Tidak hanya dukungan emosional, orangtua juga perlu memastikan anak mengonsumsi makanan yang sehat, memiliki istirahat yang cukup, dan memiliki kesempatan untuk membiarkan anak melakukan hal positif yang disenanginya. Ingat, seseorang yang depresi membutuhkan dampingan dari orang-orang terdekat. Jadi, orangtua sebaiknya tetap sabar dan mengerti kondisi anak.