Sinusitis pada Ibu Hamil, Kapan Perlu Periksa ke Dokter?
“Sinusitis merupakan peradangan pada dinding rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tenggorokan. Rongga ini disebut dengan dinding sinus. Hati-hati, sinusitis pada ibu hamil bisa membuat ibu semakin kewalahan selama masa kehamilan. Kapan sebaiknya bumil perlu menemui dokter?”
Halodoc, Jakarta – Sudah tak asing dengan penyakit sinusitis? Sinusitis bisa menyebabkan pembengkakan pada dinding dalam hidung pengidapnya. Tepatnya dinding tulang pipi dan dahi yang fungsinya mengatur suhu dan kelembapan udara sebelum masuk ke paru. Rongga ini juga biasa dikenal dengan rongga sinus.
Seseorang yang terserang penyakit ini bisa mengalami beragam keluhan. Mulai dari kepala terasa sakit, demam, hidung tersumbat, batuk, hingga hilangnya indra penciuman. Tuh, amat mengganggu bukan gejalanya?
Nah, penyakit sinusitis tak pandang bulu, bisa menyerang siapa saja termasuk pula ibu hamil. Hati-hati, bila dibiarkan tanpa penanganan, sinusitis bisa membuat bumil semakin kewalahan selama masa kehamilan, bahkan bisa memengaruhi janin.
Baca juga: Perhatikan Cara Pencegahan Sinusitis pada Anak-Anak
Kapan Ibu Hamil Perlu ke Dokter?
Sinusitis yang terjadi di masa kehamilan sebenarnya bisa diatasi dengan beberapa pengobatan rumahan. Contohnya seperti:
- Gunakan waslap hangat, kemudian basuh wajah beberapa kali sehari.
- Minum banyak cairan untuk mengencerkan lendir.
- Hirup uap 2 hingga 4 kali per hari (misalnya, saat duduk di kamar mandi dengan pancuran air mengalir).
- Semprotkan hidung dengan saline beberapa kali sehari.
- Gunakan pelembap udara.
- Hindari suhu yang ekstrem, perubahan suhu yang tiba-tiba, dan membungkuk ke depan dengan kepala menunduk.
- Tidur yang cukup.
- Cukupi asupan nutrisi dengan makanan yang sehat dan bergizi,
Hal yang perlu diingat, jangan sekali-kali mengonsumsi obat-obatan tanpa resep dari dokter. Selain itu, hati-hati dengan penggunaan dekongestan hidung semprot yang dijual bebas. Contohnya, oxymetazoline (Afrin) atau neosynephrine.
Awalnya, penggunaan dekongestan mungkin dapat membantu untuk mengurangi gejala, tetapi menggunakannya selama lebih dari 3 hingga 5 hari dapat memperburuk hidung yang tersumbat, dan menyebabkan ketergantungan.
Lantas, kapan ibu hamil perlu ke dokter ketika mengalami sinusitis? Nah, andaikan langkah-langkah di atas efektif untuk mengatasi sinusitis, dan gejala sinus semakin berkembang, ibu perlu menemui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Selain itu, menurut ahli di National Institutes of Health pengidap sinusitis perlu menemui dokter bila:
- Gejala sinus bertahan lebih lama dari 10 hingga 14 hari, atau mengalami pilek yang memburuk setelah 7 hari.
- Mengalami sakit kepala parah yang tidak berkurang dengan obat pereda nyeri yang dijual bebas.
- Mengalami demam.
- Masih memiliki gejala setelah meminum semua antibiotik dengan benar.
- Memiliki perubahan dalam penglihatan selama infeksi sinus.
Nah, bila bumil mengalami sinusitis disertai dengan keluhan di atas, segeralah temui atau tanyakan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Baca juga: Pilek Berkepanjangan, Mungkin Alami Sinusitis
Ingat, jangan menganggap remeh sinusitis di masa kehamilan. Bila dibiarkan tanpa penanganan, maka kondisi ini berpotensi mengganggu kehamilan ibu. Bahkan, bisa memengaruhi tubuh kembang janin di dalam kandungan.
Kenali Gejala Sinusitis
Gejala pada sinusitis pada tiap individu bisa berbeda-beda. Hal ini bergantung pada jenis sinusitis yang diidap dan tingkat keparahannya. Sinusitis dibagi menjadi dua jenis, yaitu akut dan kronis.
Sinusitis akut biasanya terjadi selama 4-12 minggu. Sinusitis jenis ini umumnya disebabkan oleh flu biasa yang berasal dari infeksi virus. Alergi, infeksi bakteri, atau jamur juga bisa memicu sinusitis akut.
Sinusitis akut menyebabkan rongga di sekitar hidung (sinus) pengidapnya mengalami peradangan dan membengkak. Hal ini mengganggu cairan di dalam hidung dan lendir akan diproduksi lebih banyak dari biasanya.
Nah, berikut beberapa gejala dari sinusitis akut:
- Hidung mampet.
- Wajah terasa nyeri atau tertekan.
- Indra penciuman memburuk.
- Batuk.
- Lendir hidung (ingus) berwarna hijau atau kuning.
- Kelelahan.
- Sakit gigi.
- Bau mulut.
Baca juga: Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Rhinitis dan Sinusitis
Sementara itu, sinusitis kronis biasanya berlangsung lebih dari 12 minggu. Nah, sinusitis kronis bisa menimbulkan gejala berupa:
- Timbulnya rasa nyeri, sensitif, atau bengkak di sekitar mata, pipi, hidung atau kening.
- Penyumbatan pada hidung hingga membuat kesulitan bernapas.
- Adanya cairan kental, diskolorasi dari hidung atau adanya cairan mengalir dari belakang tenggorokan.
- Berkurangnya indra penciuman dan pengecap (pada dewasa) atau batuk (pada anak-anak).
- Nyeri pada telinga, rahang atas, dan gigi.
- Mual dan bau mulut.
- Batuk yang memburuk di malam hari.
Nah, andaikan dirimu mengalami gejala-gejala di atas dan tak kunjung membaik, segeralah periksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Praktis, kan?
Referensi:
Web MD. Diakses pada 2021 What Is Sinusitis?
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases and Conditions. Acute Sinusitis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases and Conditions. Chronic Sinusitis.
National Institutes of Health – MedlinePlus. Diakses pada 2021. Sinusitis
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan