Sindrom Kallman Sebabkan Gangguan Pubertas pada Pria
Halodoc, Jakarta - Sindrom Kallman adalah kondisi yang ditandai oleh pubertas yang tertunda akibat kurangnya produksi hormon tertentu dalam perkembangan seksual. Gejala-gejala utama dari kondisi ini termasuk keterlambatan atau tidak adanya pubertas dan gangguan indra penciuman.
Para ahli di National Institute of Health (NIH) mengungkapkan, pengidap sindrom Kallman akan mengalami berkurangnya indra penciuman (hiposmia) atau benar-benar tidak ada indra penciuman (anosmia). Namun, banyak pengidap sindrom Kallman yang tidak menyadarinya sampai akhirnya ditemukan gangguan melalui tes diagnosis yang tepat.
Baca Juga : Waspada Gangguan Testosteron pada Anak Laki-Laki
Pubertas Tertunda pada Pria dengan Sindrom Kallman
Sindrom Kallman memang lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Pubertas yang tertunda merupakan gejala umum yang terjadi pada pria dengan Sindrom Kallman. Hal ini dikenal sebagai hipogonadisme. Hipogonadisme melibatkan penurunan hormon seks (testosteron pada pria) dan gonadotropin (hormon luteinisasi dan hormon perangsang folikel).
Beberapa tanda pria mengalami sindrom Kallman, seperti mikropenis (penis kecil yang tidak normal) dan kriptorkidisme (testis tidak turun). Gejala lainnya yang bisa terjadi yaitu pendalaman suara, pembesaran genital, penurunan massa otot, penurunan pertumbuhan rambut kemaluan dan wajah, kehilangan massa tulang, hingga perkembangan jaringan payudara (ginekomastia). Namun, tanda-tanda ini bisa saja berbeda pada setiap pria.
Melansir dari Mayo Clinic, pria yang mengalami sindrom Kallman juga bisa mengalami penurunan gairah seks, berkurangnya energi, disfungsi ereksi, hingga bisa terjadi infertilitas.
Baca Juga : 9 Ciri Gangguan Testosteron
Gejala Khas Sindrom Kallman
Gejala khas dari sindrom Kallman adalah berkurangnya atau tidak adanya indra penciuman, yang dikenal sebagai hiposmia atau anosmia. Pada kebanyakan pengidap, ketidakmampuan mencium bau sering tidak disadari sehingga kerap tidak dianggap sebagai sebuah gangguan.
Maka dari itu, pemeriksaan diagnostik diperlukan untuk mengidentifikasi kelainan dan membedakan sindrom Kallman dari kondisi serupa lainnya. Sementara itu gejala klinis lainnya dapat bervariasi secara signifikan di antara pengidap. Beberapa yang juga bisa menjadi gejala sindrom Kallman, yaitu:
- Agenesis ginjal unilateral (kegagalan satu ginjal untuk berkembang);
- Bibir sumbing;
- Gerakan mata yang tidak normal;
- Perkembangan gigi tidak normal;
- Gangguan pendengaran.
Beberapa pengidap mungkin juga dipengaruhi oleh synkinesis bimanual, yang melibatkan pencerminan gerakan tangan di sisi lain tubuh. Hal ini membuat pengidapnya kesulitan untuk menggerakkan tangan. Jika kamu mengalami beberapa gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat. Semakin cepat diagnosis dilakukan, maka penanganan juga akan semakin efektif.
Baca Juga : Penyebab Rendahnya Hormon Testosteron pada Pria
Pengobatan Sindrom Kallman
Sindrom Kallman dapat dirawat dengan terapi penggantian hormon, dengan obat-obat spesifik dan dosis yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap yang mengalaminya. Perawatan berfokus pada induksi pubertas dan mempertahankan kadar hormon normal. Kemudian, perawatan dapat juga berfokus untuk meningkatkan kesuburan.
Obat mungkin juga diperlukan untuk memulihkan kesehatan tulang, karena tidak adanya hormon yang sama menyebabkan pubertas tertunda juga dapat menyebabkan melemahnya kepadatan dan kekuatan tulang.
Pada jangka panjang, terapi penggantian hormon untuk pria dapat dikurangi atau ditahan secara berkala untuk melihat apakah tubuh telah membalikkan kondisinya dan memproduksi hormon dalam kadar normal.
Ketika obat diperlukan untuk menambah produksi hormon, tes tindak lanjut berkala diperlukan untuk memastikan bahwa pengobatan terus bekerja secara efektif. Untuk dapat melakukan pemeriksaan dan pengobatan, bicarakan terlebih dahulu pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai masalah yang kamu alami. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!