Siapakah yang Paling Berisiko Mengidap Tuberkulosis?

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   23 Maret 2022

“Ada beberapa kelompok yang paling berisiko untuk tertular atau terinfeksi penyakit TBC. Mulai dari pengidap penyakit tertentu, hingga mereka yang masih anak-anak dan berusia lanjut.”

Siapakah yang Paling Berisiko Mengidap Tuberkulosis?Siapakah yang Paling Berisiko Mengidap Tuberkulosis?

Halodoc, Jakarta – Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular yang terjadi akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini tidak dapat disepelekan, karena bakteri penyebab TBC mudah menyebar melalui droplet yang dilepaskan ke udara melalui batuk dan bersin pengidapnya.

Meski biasanya menyerang paru-paru, tuberkulosis juga dapat menimbulkan dampak negatif pada bagian tubuh lain pengidapnya. Contohnya seperti sistem saraf pusat, kelenjar getah bening, jantung, dan organ lainnya.

Hal itulah yang kemudian menimbulkan pertanyaan, kira-kira siapa saja yang paling berisiko tertular tuberkulosis? Nah, agar dapat meningkatkan kesadaran mengenai penyakit ini, ketahuilah siapa saja kelompok yang berisiko tinggi mengidap tuberkulosis.  

Kelompok yang Paling Berisiko Mengidap Tuberkulosis

Meski bakteri penyebab TBC mudah menyebar dan menular melalui droplet, penularan TBC tidak semudah penularan penyakit flu. Selain itu, penularan TBC juga membutuhkan waktu yang cukup lama sampai benar-benar menginfeksi pengidapnya. 

Kendati demikian, terdapat beberapa kelompok yang rentan untuk tertular atau terinfeksi penyakit TBC, antara lain:

1. Memiliki Sistem Kekebalan Tubuh Rendah

Mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah akibat kondisi medis tertentu menjadi salah satu kelompok yang paling berisiko mengidap TBC. Contohnya seperti pengidap diabetes, gangguan ginjal, pengidap kanker, HIV, hingga orang-orang yang mengalami malnutrisi. 

Selain itu, anak-anak atau lansia juga rentan terhadap paparan bakteri penyebab TBC. Sebab, imunitas tubuh kelompok usia tersebut cenderung rendah atau kurang stabil. Selain kondisi medis tertentu, menjalani perawatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko TBC.

2. Orang yang Tinggal di Area Tinggi Penularan TBC

Siapapun yang tinggal, berasal dari, atau pernah menghabiskan waktu di negara atau area dengan tingkat penularan TB tinggi juga menjadi kelompok berisiko. Orang-orang yang sering bepergian ke luar negeri atau mengunjungi kawasan dengan tingkat penularan tuberkulosis yang tinggi, juga lebih rentan tertular. Selain itu, tinggal satu rumah dengan seseorang yang terinfeksi TBC dengan juga dapat meningkatkan risiko seseorang tertular TBC.

3. Mereka yang Menyalahgunakan Zat Tertentu

Orang yang menyalahgunakan alkohol dan obat tertentu juga lebih berisiko tertular TBC. Sebab, konsumsi alkohol secara berlebihan hingga penggunaan obat intravena dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.  

4. Perokok 

Perokok aktif lebih berisiko terkena TBC, karena kebiasaan merokok merusak paru-paru dan memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini membuat perokok aktif lebih rentan terhadap infeksi TBC. Berdasarkan studi yang terbit tahun 2012 silam, terjadinya TBC telah terbukti berkaitan dengan perubahan respons imun dan beberapa defek pada sel imun akibat paparan racun rokok. Misalnya seperti makrofag, monosit, dan limfosit CD4. Namun, tak hanya pada perokok aktif, paparan asap rokok juga dapat meningkatkan risiko TBC pada perokok pasif.

Jika kamu merasa bahwa kamu berisiko tertular TBC, sebaiknya periksakanlah kondisi kesehatanmu. Apalagi kalau kamu mengalami beberapa gejala TBC. Contohnya seperti penurunan berat badan tanpa alasan jelas, keringat malam yang basah, atau batuk kronis (terus-menerus) yang tak kunjung membaik. Jika bingung kapan harus memeriksakannya, kamu bisa membaca artikel: Kapan Seseorang Perlu Melakukan Pemeriksaan TBC?

Bagaimana Cara Mencegah TBC?

Secara garis besar, potensi penularan TBC tersebut dapat dicegah, tanpa harus menjauhi apalagi mengucilkan pengidap TBC. Nah, salah satu langkah utama pencegahan tuberkulosis adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar wajib dan perlu diberikan pada bayi yang belum berusia dua bulan.

Bagi mereka yang belum pernah melakukan vaksinasi BCG, perlu segera melakukan vaksinasi, terutama jika terdapat salah satu anggota keluarga yang mengidap TBC. Selain itu, pencegahan tuberkulosis juga dapat melibatkan cara sederhana. Salah satunya adalah mengenakan masker saat berada pada tempat ramai, atau ketika berinteraksi dengan pengidap TBC.

Di sisi lain, pengidap TBC juga perlu melakukan langkah-langkah pencegahan penularan. Sebab, pada dua bulan awal pengobatan, pengidap TBC masih berisiko menularkan penyakit ini. Maka dari itu, jika kamu merupakan pengidap tuberkulosis, terdapat beberapa langkah pencegahan yang perlu kamu lakukan, antara lain:

  • Menutup mulut saat bersin, tertawa, atau batuk dengan tisu.
  • Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
  • Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik.
  • Tidak tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan kalau TBC sudah tidak menular.

Sudah tahu bahwa dalam beberapa kasus bakteri tuberkulosis bisa resisten terhadap antibiotik? Baca selengkapnya di artikel ini: “Mengenal TB MDR: Penyebab dan Cara Efektif Mengatasinya“.

Itulah penjelasan mengenai kelompok yang paling berisiko untuk terkena TBC. Mulai dari mereka yang memiliki tingkat kekebalan tubuh rendah, hingga orang yang tinggal serumah dengan pengidap TBC. Jika kamu termasuk sebagai kelompok rentan tersebut, pastikan untuk segera memeriksakan kondisi ke dokter.

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2023. Tuberculosis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Tuberculosis.
PADK (KEMENKES RI). Diakses pada 2023. Pencegahan Tuberkulosis TBC (Tuberkulosis). 
NIH. Diakses pada 2023. Association Between Tuberculosis and Smoking. 

Diperbarui pada 20 Maret 2023.