Siapa Saja yang Perlu Melakukan Kateterisasi Jantung?
Halodoc, Jakarta - Prosedur kateterisasi jantung bertujuan untuk mendeteksi kondisi jantung, serta mengatasi berbagai penyakit jantung menggunakan kateter. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan selang tipis berukuran panjang yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah, kemudian diarahkan menuju organ jantung. Siapa saja yang perlu melakukan prosedur ini?
Baca juga: Alami Gagal Jantung Kongestif, Perlukah Kateterisasi?
Kateterisasi Jantung Diperlukan dalam Berbagai Kondisi Ini
Prosedur kateterisasi dilakukan di ruangan khusus yang memiliki alat-alat pemindaian. Peserta yang menjalani prosedur ini akan diberikan bius lokal, sehingga akan tetap sadar selama prosedur berlangsung. Dalam kondisi tertentu, bius total diperlukan, terutama bagi peserta yang melakukan prosedur perbaikan atau penggantian katup jantung.
Saat prosedur berlangsung, peserta akan dipasangkan selang infus untuk mengalirkan obat-obatan. Bukan itu saja, elektroda juga dipasangkan pada dada untuk membantu dokter memantau kondisi jantung peserta. Berikut beberapa kondisi kesehatan yang memerlukan prosedur kateterisasi jantung:
- Kardiomiopati
Kardiomiopati merupakan penyakit yang terjadi karena adanya kelainan otot jantung. Penyakit ini akan menyebabkan berkurangnya kemampuan jantung untuk memompa darah, yang ditandai dengan napas pendek, pembengkakan tungkai, mudah merasa lelah, pusing, denyut jantung tidak teratur, penglihatan berkunang-kunang, jantung berdebar, serta batuk-batuk.
Baca juga: Perawatan Setelah Kateterisasi Jantung dan Otak
- Atrial Septal Defects (ASD)
ASD dikenal dengan kebocoran bilik jantung yang menjadi penyakit bawaan lahir. Penyakit ini ditandai dengan gejala nafsu makan yang sedikit, pertumbuhan yang tidak maksimal, selalu merasa lelah, napas pendek, serta mengidap infeksi paru-paru.
- Ventricular Septal Defects (VSD)
VSD merupakan kelainan jantung yang ditandai dengan adanya celah atau lubang di antara kedua bilik jantung. Kondisi ini akan menampakkan gejala, seperti banyak berkeringat, mudah merasa lelah, berat badan sulit naik, tidak nafsu makan, napas terdengar berat, serta kulit yang tampak pucat.
- Penyakit Jantung Koroner
Penyakit ini terjadi saat pembuluh darah jantung tersumbat oleh timbunan lemak. Saat lemak menumpuk, maka arteri akan menyempit dan membuat aliran darah ke jantung menjadi berkurang. Penyakit ini ditandai dengan nyeri dada seperti tertindih, sesak napas, mudah lelah, mual dan muntah, serta muncul keringat dingin.
- Gagal Jantung
Gagal jantung merupakan kondisi saat jantung melemah, sehingga tidak mampu mengalirkan darah yang cukup ke seluruh tubuh. Penyakit ini ditandai dengan rasa cepat lelah, sesak napas, pembengkakan pada tungkai, batuk terus-menerus, cemas, gelisah, kenaikan berat badan, perut kembung, serta gangguan katup jantung.
Selain beberapa kondisi tersebut, kateterisasi jantung juga dapat dilakukan bagi pengidap gangguan pembekuan darah, perdarahan saluran cerna, pengidap stroke, pengidap gangguan irama jantung, pengidap gangguan elektrolit, pengidap anemia, serta pengidap gagal ginjal akut.
Baca juga: 9 Kondisi yang Dilarang Melakukan Kateterisasi Jantung
Prosedur kateterisasi jantung umumnya berlangsung kurang dari satu jam. Selama prosedur dilakukan, peserta akan diminta untuk menahan napas, menarik napas panjang, batuk kecil, serta menggeser posisi tangan untuk menghasilkan gambar kondisi jantung yang akurat. Cara tersebut hanya bisa dilakukan jika peserta diberi bius lokal.
Karena sudah diberi bius lokal, kateter yang digerakkan selama kateterisasi jantung tidak akan menimbulkan rasa nyeri pada peserta, meskipun selalu digerakkan selama prosedur berlangsung. Jika merasa tidak nyaman selama pelaksanaan kateterisasi jantung, kamu bisa memberitahu dokter. Setelah prosedur dilakukan, irisan pembuluh darah akan ditutup dengan jahitan dan perban guna mencegah pendarahan.
Untuk lebih jelas mengenai prosedur yang akan dijalani, silahkan bertanya langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc. Tanyakan pula apa efek samping yang bisa terjadi setelah prosedur dilakukan.
Referensi:
NIH. Diakses pada 2020. Cardiac Catheterization.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Cardiac Catheterization.
Healthline. Diakses pada 2020. Cardiac Catheterization.