Siapa Saja Orang yang Berisiko Mengidap Emfisema?
Halodoc, Jakarta - Emfisema merupakan penyakit yang muncul akibat rusaknya kantung udara pada organ paru-paru. Penyakit ini berkembang secara bertahap, dan termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Lantas, siapa saja orang yang berisiko mengidap emfisema? Berikut sejumlah faktor risiko emfisema yang perlu diwaspadai.
Baca juga: Alasan Sering Terpapar Polusi Udara Berisiko Terkena Emfisema
Siapa Saja yang Berisiko Mengidap Emfisema?
Penyebab dan faktor risiko emfisema sama dengan PPOK. Sejumlah gejala muncul karena organ paru-paru meradang akibat paparan zat kimia berbahaya yang berlebihan. Hal tersebut menyebabkan paru-paru kehilangan elastisitasnya, sehingga saluran napas menjadi lebih sempit, serta aliran udara yang masuk menjadi terhambat. Berikut ini sejumlah faktor risiko emfisema yang perlu diketahui:
1.Merokok
Perokok aktif memiliki faktor risiko emfisema yang lebih tinggi ketimbang orang yang tidak merokok. Bukan hanya perokok aktif saja yang memiliki risiko tinggi, perokok pasif juga memiliki risiko yang sama.
2.Usia
Faktor risiko emfisema selanjutnya adalah usia yang semakin menua. Saat umur semakin bertambah, seluruh organ dalam tubuh akan mengalami penurunan, termasuk paru-paru.
3.Paparan Polutan
Sama seperti asap rokok dalam jangka panjang, polutan serta bahan kimia berbahaya yang terhirup terus-menerus dapat mengiritasi paru-paru dan memicu munculnya gejala emfisema.
Saat kamu memiliki sejumlah faktor risiko emfisema, jangan bingung untuk mendiskusikan hal ini pada siapa. Kamu bisa menceritakan masalah kesehatan yang dialami dengan dokter di aplikasi Halodoc. Semakin cepat masalah diatasi, maka kesempatan kamu untuk sembuh akan semakin meningkat.
Baca juga: Gangguan Pernapasan, Ini 3 Tes untuk Diagnosis Emfisema
Ini Gejala yang Tampak pada Pengidap Emfisema
Seperti pada penyakit lainnya, masing-masing pengidap emfisema memiliki gejala yang berbeda. Berikut ini sejumlah gejala umum pengidap emfisema:
- Napas pendek. Gejala ini dikenal dengan istilah dispnea yang merupakan gejala khas dari emfisema. Pengidap kondisi akan mengalami laju pernapasan yang lebih pendek, dan lebih dalam.
- Bernapas cepat. Meskipun terlihat sama dengan dispnea, tetapi kondisi ini jelas berbeda. Dalam istilah medis, bernapas cepat dikenal dengan sebutan takipnea, yang terjadi karena tingkat oksigen dalam darah terlalu rendah.
- Batuk dan mengi. Batuk yang dialami bisa berdahak atau tidak. Kondisi ini menandakan awal kerusakan kantung udara pada paru-paru karena meningkatnya produksi lendir. Baik berdahak maupun tidak, napas pengidap akan disertai dengan mengi.
- Penurunan nafsu makan. Pengidap akan mengalami penurunan nafsu makan karena selalu tersedak saat mengunyah atau menelan.
- Dada yang menonjol. Penyakit ini akan mengubah penampilan tubuh karena bagian dada yang terlihat menonjol ke luar.
- Gangguan tidur. Saat mengalami sejumlah gejala yang telah disebutkan, tidur otomatis menjadi tidak nyenyak. Kamu juga membutuhkan banyak bantal sebagai penyangga.
Baca juga: Inilah 5 Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Emfisema
Masalah paru-paru bukanlah masalah yang bisa disepelekan begitu saja. Perlu penanganan dokter untuk mengatasi sejumlah gejala yang kamu alami. Segera temui dokter di rumah sakit terdekat saat kamu mengalami sejumlah gejala, seperti:
- Sesak napas yang bertambah parah.
- Memerlukan banyak bantal sebagai penyangga saat tidur agar dapat bernapas lega.
- Bernapas terasa sangat berat, bahkan membuat kamu merasa sangat lelah.
- Sering terbangun karena sesak napas.
- Sering batuk dan pusing di pagi hari.
Sejumlah tanda tersebut menjadi pertanda jika kamu membutuhkan penanganan dokter segera. Tubuh masing-masing orang berbeda dalam mengalami gejala. Jangan samakan kondisimu dengan orang lain dan dapatkan penanganan segera.